Vitamins Blog

The Ruthless

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

21 votes, average: 1.00 out of 1 (21 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

2. Bimbang

Terkuras sudah tubuh dan pikiran Jenny, tetapi dia tetap tidak boleh gegabah mengambil keputusan tepat untuk menyelamatkan Poppy. Karena nyawa temannya itu berada ditangannya sekarang.

Sedangkan Jonathan tidak berhenti menikmati setiap inci keseriusan Jenny yang dipenuhi banyak pertimbangan dan tidak ingin dirugikan sama sekali. Jonathan sangat senang mendapatkan wanita cerdas seperti ini, walau ia sadar akan nanti merepotkannya.

Diri Jonathan tak sabat ingin bibir wanita tersebut dan membuat si pemiliknya mendesah di atas kendalinya. Sayang ia harus menahan diri, karena ini bukanlah waktu yang tepat.

“Apa kau akan menjagaku?”tukas Jenny.

Pertanyaan Jenny membuat hati Jonathan sedikit ambigu, bukankah sebenarnya yang menakutkan disini adalah diri Jonathan sendiri. “Tentu saja. Aku tidak akan membiarkan kau kabur.” Jawab Jonathan sambil tersenyum khasnya. Ia tidak akan membiarkan wanita itu jauh darinya dan membunuh siapa saja yang berani mengambil miliknya.

“Apa kau akan memukulku?”

“Tergantung padamu. Kalau kau melanggar perintahku, aku akan melakukan sebuah kekerasan.”

Mendengar keterus terangan Jonathan, wajah Jenny menjadi memamas, menunjukkan rasa ngeri. Ya ampun, asalkan temannya tidak ikut diculik, dia tidak akan kesulitan. Jenny sudah capek dan ingin cepat pulang untuk beristirahat tenang. Kalau sudah seperti ini, dirinya tidak memiliki pilihan lain untuk menolong Poppy sebelum temannya itu di perkosa. Lagi pula ia yakin daddy tetap akan mencarinya hingga ketemu. Karena daddy sangat menyayanginya

“Aku ingin kau menolong temanku, Sir” Jonthan tidak bisa menyembunyikan senyumannya mendengar pilihan yang diambil oleh Jenny. Tipe wanita sombong seperti ini tidak boleh ditaklukan dengan menggunakan cara kasar. Bila tidak, dia akan menyerang balik dan akan sangat berbahaya walau kenyataannya Jonathan bisa bertindak lebih kasar hingga wanita itu mau menurutinya.

“Peter cari wanita itu!” Perintah Jonathan sudah menjadi ketentuan mutlak tak terbantahkan bagi Peter.

Yes, My Lord.” Peter undur diri dan segera mencari informasi siapa yang membeli Poppy.

Setelah itu Jonathan langsung mengajak Jenny untuk kembali ke hotelnya. Karena wanita tersebut terlihat sangat pucat. Ketika langkah mereka sudah mencapai anak tangga terakhir menuju lantai satu, tiba-tiba pandangan Jenny seketika buram, secara reflek Jenny langun  terduduk di anak tangga sambil melihat kedua tangannya gemetaran sedingin es. Perasaan seperti ini pernah ia rasakan. Sebuah Dejavu… ketakutan merayapi Jenny.

Tubuh Jenny begitu lemas karena sudah hampir tiga hari ia tidak makan apapun kecuali beberapa teguk air putih karena ia berfikir makanan yang diberikan padanya mengandung racun. Jika ia ingin menyelamatkan temannya, dirinyalah yang harus tetap bertahan.

Rasa hangat mendera tubuh Jenny saat dilampirkan sebuah jaket denim yang ber-aromanakan parfum Luxury yang mahal dan mewah khas laki-laki. Kemudian tubuhnya direngkuh dan di gendong dengan erat. Diperlakukan seperti ini membuat Jenny merasa tenang dan terlindungi. Kelopak matanya terasa begitu berat ingin sekali terlelap dalam mimpi.

Jenny kau harus tetap bertahan.

Alam bawah Jenny memperingatinya keras.

Jonathan membeku merasakan Jenny tidak berhenti menggigil. Secepat mungkin ia membawanya kerumah sakit terdekat. Di dalam mobil, Jonathan tidak melepaskan Jenny dan tetap membiarkan wanita itu berada di atas pangkuannya. Wajah Jenny terpampang pucat tak berdaya dan hampir pingsan membuat kemarahan Jo seketika memuncak.

“Bisakan kau menyetir lebih cepat sialan?!” Bentak Jonathan pada supirnya.

Jenny mendengar umpatan Jonathan di dalam setengah tidurnya. Dengan sisa kesadarannya, Jenny mencoba meremas kaos jonathan dan membuat laki-laki itu menoleh kearahnya.

“Sebentar lagi kita akan sampai rumah sakit.” Jonathan menangkup wajah wanitanya dengan salah satu tangan yang bebas.

“Kau tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja” mendengar suara lemah dan parau Jenny, hati Jonathan begitu nyeri bergelung amarah . Ia tidak pernah merasakan hal menyedihkan seperti ini dan ia membenci keadaan ini.

“Berhentilah berbicara, kau bisa pingsan.” Tukas Jonathan.

Jenny tetap menatap kearah Jonathan sampai mereka tiba diruang UGD rumah sakit. Tubuhnya sudah mati rasa,  hingga sebuah sebuah suntikan seketika melelapkan Jenny dalam tidur nyenyak. Akhirya setelah sekian lama Jenny bisa tenggelam dalam tidurnya.

Jonathan mengelus rambut Jenny dengan lembut sambil memperhatikan deru napas tenang dalam tidurnya. Dokter mengatakan wanita itu belum makan apapun dan juga mengalami dehidrasi dari tiga hari yang lalu. Dasar perempuan gila. Jonathan tidak habis pikir Jenny benar-benar melakukan tindakan ekstrim untuk menyelamatkan temannya.

~~~~~~TBC~~~~~

8 Komentar

  1. Penasaran ko bisa si jenny itu dilelang… :GERAAH

    1. sabar ya.. nanti juga ke ungkap >_<

  2. Jenny kok bisa sampai dilelang gitu sih,,
    terus kok dia bisa baik banget sih ngorbanin diri sendiri untuk temannya,,

  3. Waduhhhh kok bisa dilelang gitu ya

  4. :dragonmikirdulu :dragonmikirdulu :dragonmikirdulu

  5. Penasaran

  6. fitriartemisia menulis:

    whoaaa, seru seruuuu

  7. Ditunggu kelanjutannyaa