Vitamins Blog

My First Step : Mencoba Menulis

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

Hai semuanya. Hmm, sebelum ada yang mau baca lebih jauh lagi saya akan menyarankan untuk kalian agar berhenti di kata Hai, saja. Karena tulisan ini tidak ada faedah apapun hanya sekelumit curhatan yang tidak terlalu penting.

Dan untuk yang mau lanjut baca, saya ucapkan terimakasih sebelumnya karena mau meluangkan waktu kalian yang berharga.

Mungkin kalian bertanya, ini si Choco mau curhat apa ko bertele – tele sih, kenapa tidak to the point saja biar kita tahu apa yang si Choco rasain.Hehe, maafkan Choco ya kawan kalau membuat kalian sedikit naik pitam. Tidak ada maksud kesana ko, asli.

Choco hanya ingin memperkaya bahasa Choco saja, dan melatih diri sendiri agar bisa memilih diksi yang tepat karena walaupun Choco asli pribumi dan lahir di Indonesia, tapi bahasa baku yang Choco punya masih sedikit. Mungkin ini efek dari kesukaan Choco yang lebih suka membaca cerita “baru buat” dari orang baru yang terjun dalam sebuah karya kepenulisan, bukan bacaan berat seperti halnya ensiklopedia, KBBI, dan sebagainya, yg menunjang tambahan pembendaharaan kata yang Choco tahu.

Awalnya, Choco tidak suka membaca novel atau karya apapun berbentuk buku yang berukuran tebal dan berisi rangkaian kata yang terkadang membingungkan untuk dicerna nalar, kecuali komik. Itupun cuma komik Detective Conan dan Ufo.Tapi, semuanya berbeda ketika Choco masuk SMA dan teman sekelas Choco meminjamkan sebuah novel teenlit yang berjudul Querypita karya Primadona Angela. Kalau dilihat dari isinya sih mungkin ceritanya biasa saja dimana pria tampan juga kaya mencintai wanita miskin, tapi pandai bermusik.
Setelah membaca cerita tersebut, entah kenapa rasanya menyulut api gairah Choco yang sempat padam. Dan dari situlah Choco mulai suka membaca yang merembet sampai karya Tere Liye, Orizuka, Andrea Hirata, Habiburrahman El-Shizary, Merry Riana, Ahmad Fuuadi. Dan jangan tanyakan kepada saya tentang karya penulis sastra Indonesia seperti, Ahmad Toharim W.S Rendra, karena cerita mereka sulit ditemukan di daerah saya kecuali spenggal cerita mereka dalam sebuah buku pelajaran saja.

Dan ketika saya lulus SMA, gairah membaca saya semakin membara apalagi ketika saya tahu adanya cerita Fanfiction dimana tokoh utamanya adalah Cho Kyuhyun dan semakin gila saja saya membaca.

Namun sayang, bacaan yang saya lahap semuanya fiksi dan jauh dari kata EYD dan baku. Saya tidak tertarik untuk membaca cerita non-fiksi, mungkin belum.

Saya ingat, dulu saya sampai begadang membaca fanfiction kyuhyun saking serunya dan melupakan waktu istirahat. Tapi percaya atau tidak, membaca adalah pengalihan yang bagus ketika kalian merasa tertekan atau depresi. Karena saya mengalami fase itu, makanya saya menyukai cerita Happy Ending dan kurang menyukai Sad Ending.

Mungkin ada beberapa dari kalian berpikir kenapa Choco tidak buat cerita fiksi seperti yang lain kalau memang suka ?

Masalahnya adalah saya belum suka menulis, lebih baik saya membaca beberapa novel atau cerita kyuhyun 50 chapter perhari daripada menulis sebuah cerita, dimana kita harus memikirkan tentang alur, penokohan, setting, dan sebagainya.

Ya, dulu saya berfikir seperti itu sebelum saya bertemu dengan seorang teman di media social yang menggugah hati saya untuk mulai belajar menulis, Mungkin itu terdengar klise atau mungkin bagi sebagian orang itu terdengar berat ya. Karena saya pun awalnya berpikir seperti itu.

Tapi ketika saya lebih dekat dengan sosok tersebut. Saya berfikir, saya juga ingin mencoba memulai menulis. Menulis apa saja, yang penting saya bisa menyentil gairah saya dalam menulis seperti halnya dengan membaca buku, saya juga ingin mulai menyukai dunia tulis – menulis, tidak hanya membaca saja yang saya suka dan nikmati sebagai pengalihan atau pelarian, tapi saya ingin menulis juga sebagai sebuah pelarian yang manis. Karena dalam menulis, kamu bisa membubuhkan apapun sesuka hati, membuat takdir sendiri pada setiap tokoh yang kamu buat dengan bahagia. Saya ingin menjadikan menulis itu suatu hal yang tak akan terpisahkan dalam hidup saya seperti halnya membaca, walaupun bacaan saya masih fiksi dan bergenre romance, chiklit and marriage life. Tapi saya suka, karena dari sanalah saya suka membaca.

Dan saya berharap tulisan inipun akan menjadi awal bagi saya untuk mulai menyukai dunia kepenulisan. Dan mulai berkonsisten menulis walau cuma ratusan kata saja. Sejujurnya, banyak hal yang harus saya pelajari, dari mulai tanda titik koma yang benar dan juga space bar yang bagus. Maka dari itulah, saya berharap ada dari vitamins yang mau memberi saran, kritik dan arahan yang benar kepada saya dalam menulis. Karena saya masih manusia bodoh yang harus terus belajar.

Saya tidak mengharapkan pujian berlebihan karena terkadang pujian itu hanyalah sebuah kepalsuan yang dirangkai indah agar orang tersebut menjadi senang. Percayalah saya tidak menginginkan itu. Saya lebih mempercayai orang berkata apa adanya, walau terkadang itu menyakitkan. Tapi tidak apa, karena itu sebuah kenyataan yang akan membuat saya lebih baik lagi. InsyaAlloh.

Sekarang saya sedang belajar untuk mengukuhkan hati saya seperti karang dilautan yang terus tegap berdiri walau banyak ombak datang menerjang. Saya tidak ingin hati saya terus dihina seperti kerupuk yang mulai mengkerut jika di siram air.

Saya ingin menjadi seorang pribadi yang baru baik di dunia maya ataupun nyata. Hanya berbeda nama saja.

Senang bisa bertemu kalian semua para Vitamins dan Team Prokeject Saira Akira ^^

8 Komentar

  1. Kasih tanda lope-lopenya dong :tepuk2tangan

  2. Wahhhh choco keren ya
    Aq pun sama,msh blom bsa menulis, cuma bsa bca aja hehe, tp dikau mah dah mau berusaha, mga kedepanny bsa nulis dan jdi salah satu penulis yg oekhhh
    Semangat trs jdi pribadi yg baik yak
    Senang jg bsa kenal choco disini

  3. Membaca dan menulis adalah dua hal yang berbeda. Orang yang menyukai membaca cerita fiksi tidak harus selalu berakhir menjadi penulis. Tapi, adakalanya membaca bisa dijadikan pijakan untuk kita memulai menulis.
    Masalahnya adalah membaca seperti apa yang bisa dijadikan pijakan? Jawabannya tentu saja membaca berkualitas. Ambil pelajaran dari para penulis yang karyanya sudah benar-benar diakui dunia kepenulisan. Yang karyanya sudah masuk dapur penerbitan tentu saja.
    Lalu, ubahlah cara membacanya. Kalau biasanya, membaca hanya untuk sebuah hiburan semata, maka jadikan membaca untuk mempelajari bagaimana cara menulis yang benar. Banyak kutu buku yang akhirnya berhasil menjadi penulis sukses hanya karena bisa memanfaatkan hobi membacanya sebagai senjata untuk mengangkat derajatnya yang dari penikmat menjadi pencipta.
    Semangat terus ya. :semangatyangmembara

  4. Senang juga kenal dgn Cho
    Semangat terus

  5. Semangatttt

  6. fitriartemisia menulis:

    senang juga bisa kenal sama Choco, semangat

  7. :YUHUIII :YUHUIII

  8. Salam kenal juga choo