Vitamins Blog

Arras dan Gina (part 1)

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

28 votes, average: 1.00 out of 1 (28 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Memang benarlah apa kata orang bahwa cinta itu buta dan tuli, bahkan hampir seluruh indrawimu mungkin tak lagi bekerja ketika sudah berurusan dengan yang namanya cinta.

Buktinya sekarang. Lihat saja Dini, gadis yang kini tengah berdiri dengan seulas senyum manis yang dibuat-buat. Pakainnya minim, kurang bahan. Dandanannya kelebihan bahan, dan bicaranya ‘ndesah-ndesah.

Bukanlah aku ini seorang yang sangat sempurna, bukan pula aku bermaksud mengejek penampilan Dini, tapi mau bagaimana lagi? Memang seperti itu kenyataannya.

Mata sipit Dini yang kini telah dirias dengan eyeliner tebal menelusuri tubuhku dari bawah hingga atas, kemudian begitu terus hingga berulang-ulang. Risih dengan kelakuan Dini, aku mencoba memgusirnya dengan cara halus.

“Dek Dini, itu ibunya manggil.”

Mengedikkan dagu ke arah belakang kepalanya aku mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri ketika Dini menoleh. Namun yang namanya Dini ya Dini. Dia sudah kebal dengan segala tipu muslihat yang sering kulontar.

“Ah, Mas Arras bisa saja, tadi Ibu barusan pergi sama Mbak Gina, kok.”

Hah? Gina?

“Ah, bener Dek Dini? Bukannya Dek Gina sudah ada janji sama, Mas?” tanyaku heran.

Dia mengangguk antusias yang membuatku berpikir, apa kepalanya tak akan lepas?

“Emang. Tapi kata Mbak Gina, biar aku saja yang menemani Mas.”

Astaga! Selalu saja seperti ini. Gina mulai menjauhiku semenjak adiknya, Dini, yang awalnya tinggal ngekost di Bandung pulang ke sini, Jakarta. Sebenarnya ada apa denganmu, Gina?

“Eung… Aduduuh, perut Mas mendadak saki nih, Dek. Duluan, yaaaaa!”

Tidak menghiraukan respon Dini, aku ngibrit kemudian masuk ke mobilku dan bergegas menghadiri acara perkawinan salah satu sohibku, Zein.

Sesaimpainya aku di tempat tujuan, aku menemukan Gina yang nampak kesulitan berjalan dengan sendal ber-hak setinggi 15 senti di belakang ibunya, Tante Riska.

Dengan sedikit berlari aku menyusulnya kemudian menggamit lengannya. “Hai, Dek Gina.” kuberikan senyum termanisku padanya.

Gina terlonjak ketika dia sadar dengan keberadaanku, matanya melotot tidak percaya. “Mas Arras! Ngagetin saja!”

Aku terkekeh pelan. Raut wajah kesal darinya adalah raut wajah yang kusukai. Wajahnya yang manis kian bertambah ketika pipi mulusnya menggembung dengan bibir merah menggodanya yang mengerucut lucu.

“Eh, Mas! Adikku kamu kemanakan?”

Aku meringis ketika tangan cantik Gina meninju lengan kananku dengan kekuatan penuh. “Aduduh, Dek, ampuun. Kamu, sih, pakai ninggalin Mas segala.”

Kucegat langkah kakinya tepat dibawah pohon akasia yang nampak terawat dekat parkiran, kutatap dengan serius wajah ayunya. “Kamu kenapa sih, Dek? Sudah 2 bulan ini kamu menghindari, Mas.”

Gina menunduk, tangan kanannya berusaha melepas tangan kirinya yang kugenggam erat. “Lepasin, Mas. Ibu sudah menungguku.”

Aku menggeleng, “kamu selalu menghindari topik ini, Dek. Apa maksud kamu dengan membuatku terus terlibat dalam sebuah urusan bersama adikmu itu, Dek? Dengar. Dek Dini bukan tipeku, harusnya kamu tau itu karena yang aku sayang itu cuma kamu, Dek. Mas benar-benar sangat menyayangi kamu. Apa artinya kebersamaan kita selama 2 tahun ini, Dek? Mas serius sama kamu, Dek Gina!”

“Kalau Mas serius, Mas harus buktikan,” cicitnya.

“Mas sudah sering ingin melamar kamu, Dek. Tapi kamu terus menolak, Mas.” suaraku lirih, kulepas genggaman tanganku pada tangannya.

“Mas, maafin aku. Kurasa hubungan kita … cukup sampai di sini … saja.”

Duniaku seakan runtuh ketika suara lirih Gina menusuk gendang telinga. Teganya kamu, Dek.

“Dek, jangan.bercanda!”

“Mas, aku mohon, jangan temui aku lagi.”

Bagaimana mungkin aku tak menemuinya lagi jikalau setiap waktu kami dapat terus bertemu setiap saat di rumah?

Tbc

12 Komentar

  1. ada apa ya ma gina?tlg dilanjut

    1. sitiaisahdaman menulis:

      Cerita baru n genre baru jg sepertinya… ajan ku nanti lanjutannya…. dr part awal sptnya ada keterpaksaan harus melepaskan nih….

  2. Dalpahandayani menulis:

    Penasaran knp gina menjauh apha karna dini?
    Bagus ceritanya
    Smangat di tunggu lanjutannya

  3. Paragraf terakhir bikib bingung ni taa?
    Mereka serumah gtu apa deketan rmh ny apa gmn Haha
    Ngapa ya Gina ngejauhin Arras, apa Dini terang2an bilang suka sma Arras kli ya ke Gina ‘mulai kepo dah ini haha’
    Ditunggu kelanjutanny
    Semangat trs ya

  4. Cinta segitiga hihi

  5. Gina jauhi Arras gara-gara Dini kah??

  6. Waaaaahhhh :LARIDEMIHIDUP

  7. fitriartemisia menulis:

    tinggal serumah? :ragunih

    1. Iya nih Mak, aku juga bingung yg masalah itu

  8. Cinta segitiga hihihi

  9. Kasih vote dulu ya

  10. Knp ya kok tau2 jadi ngebaikin Arras gitu?