by Rakuzu

Pulang

1 Juni 2020 in Vitamins Blog

Hei…aku ingin bercerita sedikit. Yah…ini tentang perjalanan pulangku.

Maaf aku membuatnya begini, sebenarnya aku sangat suka menulis. Terkadang aku sampai lupa kalau waktu sudah banyak terbuang. Errr…tapi sekarang bukan saatnya menceritakan kegemaranku. Aku ingin menikmati setiap moment, setiap proses saat kereta ini melaju.

Menyapa adalah hal pertama. Kemudian kedua adalah tersenyum. Selebihnya ingin mengakrabkan diri. Tapi kalau aku hanya sebatas tanya nama, tujuannya ke mana kemudian terimakasih. Ahh…senyum lagi.

Aku suka memandangi siluet pohon yang tertinggal jauh di belakang. Aku suka memandangi gerbong-gerbong yang kutumpangi meliuk mengikuti relnya. Ah, di sana. Di sana kepala gerbong itu. Aku jadi membayangkan sedang duduk di perut ular raksasa. Lihatlah, tidakkah keadaanku sedikit mirip? Lokomotif itu adalah kepala ularnya. Dan aku menempelkan pipi, mataku fokus ke bagian belakang gerbong. Nah, itu baru ekornya.

Aku terkekeh sendiri. Pasti orang-orang bilang aku ini aneh. Huh…memangnya tidak boleh yah aku begini? Aku hanya ingin menikmati semua keindahan ini. Memanjakan mata sendiri dari hal-hal baik bukankah diperlukan?

Kadang AC keretanya tidak terasa atau seringnya aku kedinginan. Ada petugas yang menawari kami selimut serta bantal, makanan dan minuman. Aku menggeleng. Errr…harga sewanya mahal. Kalau hanya duduk 9 jam sih kayaknya aku masih sanggup. Tubuhku masih cukup kuat untuk menghabiskan hari dengan duduk bersandar.

Saat diperjalanan aku suka tertidur. Rasa kantuk di siang hari sangat berat godaannya. Aku bahkan sampai sering menyerah kalau kantuk sudah mendera.

Aku bisa tidur seharian. Kalau alarm yang kusetel tidak berbunyi mungkin aku sudah keblabasan. Saat aku bangun kereta kami tiba di Stasiun Maos. Tuhkan…di depan sana itu stasiun kampung halamanku, Stasiun Kroya.

Hampir saja aku ketiduran lagi. Orang di sampingku menawariku makan. Terimakasih  bibi anda sangat baik. Aku menolaknya dengan sopan. Perjalanan bibi itu masih jauh. Sedang aku beberapa menit lagi sudah sampai.

Dan saat keretaku berhenti di Stasiun Kroya, aku berdebar. Aku mengantri turun, pelan-pelan sampai sampai kemudian aku menapak di tanah beton ini. Rasanya melegakan.

Aku bersyukur ya Rabb, perjalananku baik-baik saja. Di sampingku tadi duduk saudaraku yang sangat baik. Tidurku juga nyenyak.

Aku berjalan bersama orang-orang menuju pintu keluar. Dan inilah keindahan yang selalu membuatku bersyukur, mama sudah menantiku di sana sambil tersenyum. Kehangatan keluarga yang selalu aku impikan.

“Mama, aku pulang.” Ucapku.

 

 

AN: Gambar yang saya pakai saya mabil dari website idtimes, saya gak punya izin buat memasang gambar tersebut. Karena itu saya cantumkan linknya di bawah.

https://www.google.com/search?q=fot+kereta&safe=strict&client=firefox-b-d&sxsrf=ALeKk025F0F9czpHiIVmlLmcUP76e-7R0w:1590948145322&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiQ9brY197pAhXX_XMBHQdlADIQ_AUoAXoECAoQAw&biw=1366&bih=654#imgrc=-osM-e7yU91KXM

by Rakuzu

The Darkness

17 Mei 2020 in Vitamins Blog

Prolog


Aku bermimpi.

Perasaanku gelisah. Jari-jariku mengalami Tremor. Berjalan dikegelapan yang nampak tak berujung membuatku was-was. Aku tidak takut gelap, aku hanya tidak suka.

Kucubit lengan kiri agar aku tetap sadar, aku tak tahu di mana. Aku tidak tahu apa yang tejadi.

Aku terus berjalan. Tidak tahu seberapa jauh jarak yang sudah kutempuh, tidak tahu aku menuju ke arah mana.

Mulutku terkunci rapat, suaraku menghilang. Aku bisa bernapas, tapi suaraku seolah tidak memiliki medium.

Aku mulai ketakutan. Ketidak pastian ini membuatku takut. Aku berhenti berjalan, rasanya sudah tidak sanggup. Kenapa sepi sekali di sini? Kenapa aku sendirian? Kenapa…?

Bola-bola api biru tiba-tiba muncul. Satu per satu. Mereka berada di sekelilingku, api-api itu seolah mengepungku.

“Aku tidak mengijinkanmu meninggalkanku, Araya.”

Aku yakin aku sendirian, suaraku bahkan tidak terdengar. Lalu itu suara siapa? Dia menyebut namaku, dia pasti mengenalku.

Suaranya entah datang dari mana, begitu jelas dan menggema. Suara siapa?

Araya. Namaku Araya. Dia siapa? Dia di mana? Di sini gelap, aku tidak bisa melihat.

Aku mencari-cari suara lelaki tersebut, sepertinya aku terlalu berharap. Aku tak mendengarnya lagi. Bola-bola api biru masih berpendar.

Bola-bola api itu tidak menerangi bagian lagi. Mereka hanya menerangiku. Membuatku terlihat.

“Aku tidak mengijinkanmu pergi.”

Suara itu muncul lagi.

Aku pasrah. Aku tidak menemukan siapapun.

Aku ketakutan. Harapanku meredup. Aku putus asa.

Bola-bola api biru berpendar terang. Aku menangkap bunyi langkah kaki. Apakah ada seseorang di sini? Aku sontak mencari-cari, hanya saja aku tidak bisa melihat ke arah sana. Terlalu gelap.

Jika saja aku bisa menyentuh bola-bola api ini, mungkin aku bisa menggunakannya sebagai penerang jalan. Tanpa pikir panjang aku mengulurkan tangan. Api biru ini sedingin es, tanganku mati rasa. Aku menarik kembali tanganku, kulihat jari-jariku membeku perlahan.

Apa yang terjadi?

Telingaku berdenging hebat. Aku kesakitan. Siapapun tolong aku!


Hooo….jadi pengin nulis. Pertama banget…. Mau minta maaf karena saya cuman bikin prolog. Hahaha…

Thank guys, saya harap kalian suka.

 

by Rakuzu

Derita Hati

13 Oktober 2018 in Vitamins Blog

Love it! (No Ratings Yet)

Loading…

 

Boleh kutitipkan derita hati padamu?
Jiwa-jiwa ini meringkih nyeri Membayangkan tak seirasnya dua lempengan.
Aku merindu, kau merindu
Ujungnya patah karena memuai
Biar kutitipkan tangis jika bulan berkabut
Aku buta, kau jauh
Tidak peduli air mata terjatuh
Malam-malam sunyi kulalui dalam diam
Antara menolak dan mengikhlaskan
Biarkan diamku menjadi jurang
Ketika lelah aku bisa terjun bebas
Sanggupkah aku merelakan?
Detik setiap kenangan kecil yang terblurkan
Satu waktu tanpa kau
Berjalan menggandeng kehampaan
Tersenyum sekilas menangis semalaman
Tertawa seraya meneteskan air mata
Hai waktu, aku takut kehilangan
Jangan membuatku gila
Aku terluka hingga mati rasa
Hai angin, jadilah saksi yang menyertainya
Biar sekeliling yang menonton
Drama kecil mengiringimu bersama dia

 

 


Minta koreksinya teman?

DayNight
DayNight