Bahagia itu sederhana
30 Juni 2017 in Vitamins Blog
Setiap orang punya standar kebahagiaan masing-masing. Mungkin hari ini yang membuatnya bahagia adalah ketika bisa menyelesaikan tugas lebih cepat dari biasanya. Namun di kesempatan lain, kebahagian bisa diperoleh saat mendapatkan tantangan baru yang menjanjikan prestasi lebih baik.
Jauh di seberang sana, mereka yang hidup sederhana sudah merasa bahagia luar biasa ketika mendapatkan sepiring nasi dan lauk, meski belum ada jaminan esok hari bisa mendapat makan layak.
Bahagia memang bukan hanya milik orang tertentu. Kebahagiaan ada di mana-mana karena milik semua orang.
Suatu penelitian menyebutkan bahwa orang yang selalu membanding-bandingkan kekayaan/ jabatannnya dengan kerabat atau teman dekatnya, cenderung tidak bahagia dan kerap merasa kecewa.
Lantas, bagaimana menemukan kebahagiaan itu? Sebenarnya, bahagia itu sederhana. Kunci kebahagiaan terletak pada sikap kita. Denganmensyukuri segala sesuatu yang kita miliki, dan berjuang sepenuh hati untuk tujuan yang besar & positif, maka kebahagiaan akan selalu mengalir di kehidupan kita.
Jangan mencari kesempurnaan, tapi sempurnakan apa yang telah ada. Jangan terus menyesali apa yang hilang, tapi fokuslah pada apa yang telah kita miliki. Bahagia itu sederhana.
Resonansi Jiwa
30 Juni 2017 in Vitamins Blog
Sore hari di tengah telaga, ada dua orang yang sedang memancing. Mereka adalah ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktu mereka disana. Dengan perahu kecil, mereka sibuk mengatur pancing dan umpan. Air telaga bergoyang perlahan dan membentuk riak-riak kecil di air. Gelombangnya mengalun menuju tepian, menyentuh sayap-sayap angsa yang sedang berjalan beriringan. Suasana begitu tenang, hingga terdengar sebuah percakapan.
“Ayah.”
“Hmm..ya..” Sang ayah menjawab pelan. Matanya tetap tertuju pada ujung kailnya yang terjulur. “Tadi malam ini,aku bermimpi aneh. Dalam mimpiku, ada dua ekor singa yang sedang berkelahi. Gigi-gigi mereka, terlihat runcing dan tajam. Keduanya sibuk mencakar dan menggeram, saling ingin menerkam. Mereka tampak ingin saling menjatuhkan.” ucap sang anak.
Anak muda ini terdiam sesaat. Lalu, mulai melanjutkan cerita, “singa yang pertama, terlihat baik dan tenang. Geraknya perlahan namun pasti. Badannya pun kokoh dan bulunya teratur. Walaupun suaranya keras, tapi terdengar menenangkan buatku.”
Ayah mulai menolehkan kepala, dan meletakkan pancingnya di pinggir haluan.”Tapi, singa yang satu lagi tampak menakutkan buatku. Geraknya tak beraturan, sibuk menerjang kesana-kemari. Punggungnya pun kotor, dan bulu yang koyak. Suaranya parau dan menyakitkan.”
“Aku bingung, maksud dari mimpi ini apa?. Lalu, singa yang mana yang akan memenangkan pertarungan itu, karena sepertinya mereka sama-sama kuat?”
Melihat anaknya yang baru beranjak dewasa itu bingung, sang Ayah mulai angkat bicara. Dipegangnya punggung pemuda di depannya. Sambil tersenyum, ayah berkata, “pemenangnya adalah, yang paling sering kamu beri makan.”
Ayah kembali tersenyum, dan mengambil pancingnya. Lalu, dengan satu hentakan kuat, di lontarkannya ujung kail itu ke tengah telaga. Tercipta kembali pusaran-pusaran air yang tampak membesar. Gelombang riak itu kembali menerpa sayap-sayap angsa putih di tepian telaga.
=========
Sahabat resensi, setiap diri kita memiliki “singa” saling bertolak belakang. Masing-masing ingin menjadi pemenang, dengan menjatuhkan salah satunya. Singa-singa itu adalah gambaran dari sifat yang kita miliki. Kebaikan dan keburukan. Dua sifat ini sama-sama memiliki peluang untuk menjadi pemenang dan kita pun dapat mengambil sikap untuk memenangkan salah satunya. Semua tergantung dengan singa mana yang sering kita beri makan.
Salah satu santapan dari singa yang buruk adalah sinetron. Sinetron memiliki naskah yang dangkal, emosional berlebihan, pendidik yang baik dalam hal kekerasan, kelicikan, alur cerita yang dipanjang-panjangkan, yang makin hari makin tidak berkualitas. Sinetron yang baik bisa dihitung dengan jari.
Belum lagi, kita juga disuguhkan oleh tayangan gosip, yang membuka-buka aib orang lain. Juga tayangan yang mempertontonkan keburukan dan kekerasan.
Ingat, keburukan yang koar-koarkan akan menghasilkan keburukan yang serupa.
Sahabat,
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb (Tuhan yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Ilaah (sembahan) manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
Al Qur’an Surat An-Nas.
Setiap dari kita merindukan tayangan yang berkualitas, yang menengok pribadi-pribadi yang tangguh dalam berjuang tuk mencapai prestasi. Tayangan yang santun, tayangan yang mengajak untuk lebih dekat dengan Tuhannya.
Apa yang kita baca dan apa yang kita lihat, adalah makanan bagi pikiran kita. Apa yang terpikirkan, itulah yang akan tersikap.
Resonansi Jiwa
30 Juni 2017 in Vitamins Blog
Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya, “Ibu, mengapa Ibu menangis? Ibunya menjawab “sebab Ibu seorang wanita nak” dan sianak agak sedikit bingung, “aku tidak mengerti Ibu”. Ibunya hanya tersenhyum danm memeluknya erat “anakku, kamu memang tidak akan pernah mengerti”. Kemudian anak itu bertanya pada Ayahnya, ”Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas” sang Ayah menjawab ”semua wanita memang menangis tanpa ada alasan” hanya itu jawaban yang bisa diberikan oleh sang Ayah.
Lama kemudian sang anak itupun tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, kenapa wanita mudah sekali menangis?” dan didalam mimpinya Tuhan menjawab “saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama, Ku ciptakan bahunya agar mampu menahan beban dunia dan isinya, walapun bahu itu, harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang tertidur. Ku berikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau sering kali ia kerap kali menerima cerca dari anaknya itu. Ku berikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita Ku berikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, sakit, lelah, tanpa berkeluh kesah. Ku berikan pada wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi apapun dan dalam situasi apapun, walau tidak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya, perasaan inipula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap, sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan, saat ia didekap lembut olehnya. Ku berikan pada wanita, kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya, sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tidak terkoyak.
Ku berikan kepdanya kebijaksanaan dan kemampuan unutk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai istrinya, walau sering kalim, kebijaksanaan itu, akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri sejajar saling melengkapi dan saling menyayangi. Dan akhirnya, Ku berikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus ku berikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan, hanya inilah kelemahan yang dimiliki oleh wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan, maka dekatkanlah diri mu pada sang Ibu, kalau beliau masih hidup karena di kakinya lah kalian akan menemukan surga”.
Resonansi Jiwa “Jessica”
24 Januari 2017 in Vitamins Blog
Pada suatu malam, “Budi” seorang executive success, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas berkas pekerjaan kantor,yg dia bawa pulang kerumah,karna keesokan harinya ada rapat umum yg sangat penting dengan para pemegang saham.
Ketika sedang asik menyeleksi dokumen kantor tersebut,Putrinya Jessica datang mendekati dan berdiri dekat disampingnya sambil memegang buku cerita baaaarrruuu. Buku itu bergambar seorang peri kecil yg sangat menarik perhatian Jessica
Jessica : “pa , lihat Jessi punya buku baru baaaguss deCcCcChh!!” Jessica berusaha menarik perhatiaan ayahnya,Budi menengok kearahnya sambil menurunkan kacamatanya.kalimat yg keluar hanya kalimat basa basi
Budi : “waaah, bagus ya Jes”
Jessica : “iya papa” Jessica merasa senang , karena ada tanggapan dari ayahnya. “bacaan Jessi dong pa” pinta Jessi dengan lembut
Budi : “waaah, papa sedang sibuk sekali ni,jangan sekarang deh” sanggah Budi dengan cepat,lalu Dia mengalihkan perhatiaannya dengan kertas kertas yg berserakan didepannya.
Jessica diam, tapi dia belum menyerah,dengan suara lembut dan sedikit manja,dia kembali merayu ayahnya
Jessica : “pa,mama bilang, paaapa mau baca untuk jessy”
Budi : “lain kalii Jessica,sana! Papa lagi banyak kerjaan nih” budi berusaha memusatkan perhatiannya kepada lembaran kertas kertas tadi.
Menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempat yg penuh harap dan tiba tida Dia memulai percakapan lagi
Jessica : “pa, gambarnya bagus bagus deh,papa pasti suka.
Budi :” Jessica, papa bilang “ LAIN KALI” Budi membentaknya dengan keras, kali ini Budi berhasil membuat Jessica mundur.Matanya berkaca kaca, dan dia bergeser menjauhi ayahnya
Jessica : “ya pa, lain kali aja ya pa” dia masih sempat mendekati ayahnya dan menyentuh lembut tangan ayahnya,dia menaruh buku cerita di pangkuan ayahnya.
Jessica :”pa, kalau papa ada waktu, papa baca keras keras ya pah, supaya Jessica bisa denger.
Hari demi hari telah berlalu tanpa terasa 2 pekan berlalu,namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi. Buku cerita peri kecil, belum pernah dibacakan bagi dirinya,hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras.
(Bayangkan lagu Titanic)
Beberapa tetangga melaporkan dengan histeris,bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yg membawa kendaraannya dengan kencang di depan rumah Budi.
Tubuh Jessica mungil terlempar beberapa meter . Dalam keadaan yg begitu panik,ambulans didatangkan secepatnya.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica sempat berkata dengan begitu lirih,
Jessica :”papa,mama, jessi takut pa. Jessi sayang papa dan mama”
Darah segar terus keluar dari mulutnya,hingga dia tidak tertolong lagi,Ketika sesampainya dirumah sakit terdekat.
Kejadian hari itu mengguncang hati nurani Budi, tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji.kini yg ada hanyalah sebuah penyesalan. Permintaan sang buah hati yg sangat sederhanapun tidak dia penuhi.
Masih segar terbayang dalam ingatan Budi, tangan kecil anaknya yg memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita. Kini , sentuhan kecil itu sangat berarti sekali.
Sore itu setelah segalanya berlalu , yang tersisa hanyalah kesunyian dan keheningan hati.
Canda dan riang Jessica kecil , tidak akan terdengar lagi
Budi mulai membuka buku cerita peri kecil yg diambilnya perlahan dari obokan mainan Jessica dipojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan yg tak berbentuk, menghiasi lembar lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil. Budi menguatkan hati dengan mata yg berkaca kaca. Dia membuka halaman pertama dengan suara yg sangat keras.Tampak sekali Dia berusaha membacanya dengan sangat keras(bayangkan orang ygi menangis berteriak menyesali perbuatannya) .
Dia terus membacanya dengan keras keras, halaman demi halaman, dengan berlinang air mata .
Budi :” Jessi, dengar, papa baca untukmu nak” selang beberapa kata,hatinya pun memohon lagi
Budi : “jessi, papa mohon ampun nak, papa sayang sama Jessi.” Seakan tiap kata dalam bacaan itu,begitu menggores lubuk hatinya .
Tak kuasa menahan sakit, Budi bersujud dan menangis,memohon kepada tuhan untuk diberi kesempatan lagi.
Untuk belajar MENCINTAI.
Classy people “ LUANGKANLAH WAKTU UNTUK ORANG YANG ANDA CINTAI DAN KASIHI, KARNA HIDUP HANYA SEKALI”