Perjalanan Si Penakut (Part 3)
2 Juni 2017 in Vitamins Blog
3. Si Lemper
Mulai sekarang aku post ceritanya gak akan beraturan ya. Aku akan post acak waktunya.
Aku lupa tahun berapa, yang aku ingat itu antara tahun 2008 – 2009 lah kejadiannya, saat aku sudah bekerja dan tinggal di Tangerang di rumah tanteku.
Waktu itu sore hari sepulang kerja, aku kecapekan dan ketiduran di kamar. Pintu kamarpun setengah terbuka. Baru saat jam setengah 9 malam aku terbangun. Tapi karena aku malas bangun, aku diam saja di tempat tidur bengang-bengong tidak jelas. Saat aku melihat ke arah pintu, aku lihat pocong tinggi besar berdiri di depan pintu kamarku sedang menatap ke arahku, lebih tepatnya melotot padaku. Kain kafannya putih dekil, kulitnya gosong, matanya bulat besar (belo), dan bola matanya hanya berwarna hitam gelap tidak ada putihnya sama sekali. Sangat menyeramkan sekali.
Awalnya aku masih tidak percaya dengan penglihatanku. Karena aku pikir, aku itu baru bangun tidur. Mungkin saja aku berhalusinasi pikirku waktu itu. Ku kucek-kucek mataku, tapi dia tetap berdiri di situ. Akhirnya aku pun berdiri dan berjalan mendekat ke arah pintu, aku kaget sekali ternyata itu benar-benar dia si lemper (pocong). Aku yang syok tidak bisa berkata apa-apa, hanya menutup mulut dan melotot sambil berjalan mundur ke arah tempat tidur. Rasanya aku ingin sekali berteriak, tapi suara tidak bisa keluar dari mulutku. Mataku panas, tapi aku tidak bisa menangis.
Aku berfikir, aku tidak bisa berdiam diri di kamar terus. Akhirnya aku beranikan diri membuka pintu selebar-lebarnya, lalu aku berjalan melewati si lemper. Sesampainya aku diujung tangga barulah aku berani berlari menuruni anak tangga. Dan sesampainya di dapur barulah aku bisa menangis histeris.
Saat itu di rumah sedang sepi, hanya ada tanteku saja yang sedang mandi. Karena mendengar suaraku berteriak memanggil nama tanteku sambil menangis, tanteku pun keluar dari kamar mandi menghampiriku.
“Kenapa Mel?”. Tanya tanteku. Tapi aku tidak berani bicara apapun padanya. Aku takut, aku syok. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Tanteku pun hanya mengusap-usap punggunggu seolah menenangkan aku.
Begitu aku sudah mulai tenang, tanteku pun bertanya lagi padaku. “Tadi liat apaan emangnya?”. Dia bertanya seolah dia memang tahu kalau aku habis melihat sesuatu. Barulah aku bisa berbicara pelan “Tadi aku bangun tidur, terus di depan kamar liat pocong nyeremin bgt mukanya”.
“Lagian sih tidur sore-sore jam segini baru bangun, pamali. Kalau mau tidur juga jangan lupa berdoa”.
“Tadi sore pulang kerja capek terus ketiduran kan”.
“Yaudah, tapi jangan cerita ke siapa-siapa ya entar. Orang-orang kan penakut semua. Kamu diem aja”.
“Iya”.
Malamnya aku tidur di kamar sepupuku yang kebetulan berada di depan kamarku. Saat aku lihat ke arah kamar, dia si lemper sudah tidak ada disana (iyalah dia udah ngilang, masa mau nungguin aku terus, hiiyyyhhh)
Note:
Disini aku bukan mau menakut-nakuti siapapun ya, aku hanya mau share pengalaman pribadiku aja. Jika kalian pernah mengalami kejadian sepertiku, kalian boleh kok share pengalaman kalian juga disini.
Aku juga tidak mendramatisir cerita. Semua yang aku tulis disini itu murni pengalaman yang aku rasakan.
Terima kasih untuk yang sudah mau mampir di ceritaku ini, terima kasih juga untuk yang sudah mau vote. Terima kasih terima kasih ???
Perjalanan Si Penakut (Part 2)
2 Juni 2017 in Vitamins Blog
2. Aku pinky girl
Aku bukan si powerfuffgirl, soalnya aku gak suka warna ungu, tapi aku pecinta pink, jadi aku itu pinky girl.
Setelah nenekku meninggal, dimulailah kisah anehku. Pengalaman pertamaku melihat hal aneh itu dimulai saat isya di pengajian.
Setiap hari aku mengaji dari jam 5 sore sampai jam 9 malam, bukan hanya mengaji Al-Quran tapi juga mengaji Kitab, makanya kenapa lama sekali. Setiap maghrib dan isya kami semua wajib sholat berjamaah di pengajian. Untuk yang sedang berhalangan/menstruasi kita biasa menunggu diteras. Kebetulan dari teras pengajian itu kita bisa melihat ke arah rumah kosong yang sudah 10 taun tidak berpenghuni.
Saat yang lain sedang berjamaah sholat isya, aku bersama dua orang temanku yang kebetulan memang sedang berhalangan sholat menunggu di teras. Dua orang temanku itu asik mengobrol. Tidak tahu kenapa mataku ingin sekali menoleh ke arah rumah kosong itu. Saat aku menoleh tiba-tiba aku melihat perempuan berbaju putih sedang berdiri di depan pintu rumah itu dan perempuan itu pun melihat ke arahku. Aku tidak tahu dia siapa karena aku belum pernah melihat dia, dan yang jelas dia bukan warga kampungku, karena aku mengenal semua warga di kampungku tanpa terkecuali orang baru. Lagipula kalau dia orang kampungku, tidak mungkin dia mau berdiri di depan rumah itu yang jelas-jelas semua orang tahu kalau rumah itu terkenal berhantu karena sudah 10 tahun kosong. Dan herannya walaupun rumah itu kosong, rumah itu terlihat terjaga seperti berpenghuni. Justru biasanya rumah yang sudah lama kosong seringkali bobrok.
Karena saking penasarannya aku pun bertanya pada salah satu temanku, siapa tahu dia mengenal perempuan itu.
“Teh Heni, itu yang berdiri di depan rumah kosong siapa sih aku gak kenal. Teh Heni tahu gak?”.
“Mana Mel?, gak ada siapa-siapa juga”.
“Itu teh ada cewek berdiri di depan pintu”. Kataku sambil menunjuk ke arah rumah kosong itu.
“Serius Mel gak ada siapa-siapa di situ. Jangan nakut-nakutin deh”.
“Aku gak nakut-nakutin kok, tapi itu beneran ada”. Langsung saja aku memeluk teh Heni, menyembunyikan mukaku di leher teh Heni sampai beberapa menit barulah aku berani membuka mata dan melihat ke arah rumah kosong itu tapi sudah tidak ada siapa-siapa disana.
Sampai sekarang aku tidak tahu yang aku lihat itu apa atau siapa. Apa dia betul manusia atau bukan. Atau mungkin dia memang manusia tapi teh Heni pura-pura tidak tahu hanya untuk menakut-nakutiku saja, enatahlah..
Lari
30 Mei 2017 in Vitamins Blog
Sejauh apapun aku berlari, rasa sakitnya selalu mengikuti. Sudah ku coba obati, memaafkan dan berdamai, tapi tetap sakitnya tak pernah hilang, hanya berkurang se-senti.
Kenapa semesta mencipta rasa sakit, jika sakitnya bahkan tak bisa di sembuhkan???.
Sungguh gila…
_melati_
Suara
30 Mei 2017 in Vitamins Blog
Sejauh apapun kita pergi, ada di belahan dunia manapun kita berpijak, atau di ujung dunia sekalipun, suara-suara itu tetap terdengar jelas di telinga kita, terbawa oleh angin.
Semarah apapun kita, tak akan pernah bisa menghentikan ucapan-ucapan yang menyakitkan hati dari mulut-mulut mereka.
Disinilah gunanya Tuhan menciptakan kedua tangan, untuk menutup kedua telinga kita dari ucapan-ucapan menyakitkan itu. Karena kedua tangan kita tidak akan pernah mampu untuk menutup semua mulut mereka.
Selagi kita bisa hidup tanpa meminta belas kasihan mereka, tak perlu lah pedulikan.
Tutup mata dari kejamnya dunia, tutup telinga dari ucapan-ucapan yang tak mau kita dengar, dan tutup hati dari rasa sakit yang menyayat.
Ahhh gilaaa…
_melati_
Cacat
30 Mei 2017 in Vitamins Blog
Mereka bilang aku cacat, tapi aku tak peduli, karena bagiku yang menilai seseorang itu cacat bukan orang lain, melainkan dirinya sendiri. Dan bagiku, aku sempurna.
Aku masih bisa hidup, berdiri di kedua kakiku tanpa menggantungkan hidupku pada mereka.
Bukan seperti mereka yang melabeliku dengan kata cacat tapi hidup bergantung dengan orang lain, mirisss.
Bagiku di balik satu kekurangan, Tuhan menciptakan beribu kelebihan. Dan kenapa harus mempermasalahkan satu kekurangan itu???.
Tuhan sudah menciptakan manusia begitu sempurna, tinggal bagaimana kita bisa mensyukurinya.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan???.
_melati_
Rumah
30 Mei 2017 in Vitamins Blog
Bagi sebagian orang rumah adalah tempat ternyaman untuk pulang, tapi tidak bagiku.
Rumah bukan pengobat jiwa, melainkan penambah luka.
Karena rumah bagiku, bagai raga tanpa jiwa.
Maafkan, niscaya hatimu akan lapang…
Sudah ku maafkan, tapi hati tetap sesak.
Adakah aku kurang ikhlas?.
Setahuku sudah, tapi entahlah.
Tak ada yang tahu isi hati, bahkan isi hati sendiri.
_melati_
Perjalanan Si Penakut (Part 1)
11 Mei 2017 in Vitamins Blog
1. Awal Mula
Sebelum keberanian itu datang menyapa, aku hanyalah seorang penakut.
Yang saking penakutnya, sampai mandi pun harus ditunggui dan pintu dibiarkan terbuka. Aku akan berteriak-teriak jika ditinggal barang sebentar pun. Semua keluargaku hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuanku. Menyebalkan memang, tapi apa mau dikata, aku memang si penakut. Nenekku selalu menjulukiku “si beurangan” (bahasa sunda yang artinya si penakut).
Nenekku selalu bilang begini “jadi jalma mah ulah beurangan-beurangan teuing, bisi cilaka kupokal” (jadi orang itu jangan terlalu penakut, yang ada malah celaka sendiri). Katanya setan itu gak bisa ngebunuh manusia, manusia itu terbunuh karena rasa takutnya sendiri. Misalnya: orang takut ngeliat setan, terus dia lari-larian, dia gak liat di depannya itu ada apa, bisa aja ada pisau terus dia kesandung terus ketusuk pisau pas dijantung, mati deh. Jadi kan yang ngebunuh itu buka setan, tapi rasa takutnya dia sendiri. Jadi jangan percaya sama film, film itu kebanyakan bohong. Semua cerita setan yang difilmin ya dimodifikasi sesuai kebutuhan pasar, biar lebih seru biar laku.
Nenekku juga sering bilang “belajar berani dari sekarang, belum tentu selamanya kita bisa bergantung sama orang. Kalau mau berani, nyium orang yang meninggal deh dijamin pasti jadi berani”. Aku pasti selalu menjawab “enggak banget nyium orang yang meninggal, liat orang yang meninggal aja gak berani. Sekalinya liat orang yang meninggal, malah nempel terus di kepala terbayang-bayang mukanya”.
Lalu suatu hari di tahun 2006 saat aku kelas 1 SMA, nenekku meninggal, dan aku sebagai cucunya diharuskan menciumnya untuk yang terakhir kali. Awalnya aku tidak mau, karena lagi-lagi aku takut. Namanya juga si penakut. Aku cuma takut wajah nenekku terbayang-bayang terus di kepalaku, yang malah membuatku semakin takut. Tapi karena aku terus dipaksa untuk mencium, akhirnya aku pun pasrah juga. Aku juga berfikir, aku takut menyesal karena tidak sempat mencium untuk yang terakhir kalinya.
Saat malam hari, sesudah acara tahlilan di rumah selesai, ibuku menyuruhku tidur, aku tidak berani tidur karena aku takut, aku takut memimpikan nenekku yang sudah meninggal. Karena sepupuku bilang waktu nenek dari pihak ibunya meninggal, malamnya saat dia tidur neneknya datang dalam mimpinya dia. Maka dari itu, aku tidak mau tidur sampai pagi. Aku hanya takut nenekku datang ke dalam mimpi, aku belum siap, karena aku sadar kalau aku banyak dosa pada beliau. Apalagi ditambah dengan orang-orang selalu bilang kalau orang yang meninggal belum tujuh hari arwahnya masih ada di dalam rumah.
Aku lupa tepatnya kapan, tapi tidak lama setelah nenekku meninggal aku malah jadi lebih berani. Kemana-mana sudah tidak diantar, mandi pun sudah tidak perlu ditunggui lagi. Aku jadi berfikir, benar kata almarhumah nenekku kalau mencium orang yang meninggal itu bisa membuat kita lebih berani. Tapi saat aku lebih berani inilah keanehan diriku dimulai. Kalian tahu keanehanku apa??. Aku selalu melihat sesuatu yang hanya diriku lihat tapi orang lain tidak bisa melihat. Karena aku si penakut, saat aku bercerita tidak ada yang mempercayaiku, aku dibilang tukang kibul, aku dibilang terlalu berhalusinasi. Inilah hidupku yang dibayang-bayangi hal-hal tak kasat mata. Mereka yang menurutmu tak terlihat, mungkin saja sedang memperhatikanmu..
Note:
Maafkeun kalau tulisanku ini ancur amburadul soalnya aku bukan penulis. Ini juga cuman sekedar diary gak jelas hidupku.
Perjalanan Si Penakut (Sinopsis)
11 Mei 2017 in Vitamins Blog
Haiii, aku baru nyobain nih vitamins blog. Cerita yang aku update disini, aku update juga di wattpad ku. Ini cerita sedikit Horror (menututku sih sedikit ya gak banyak, gak tau deh klo menurut kalian gimana). Niatnya aku mau update setiap malam jumat disini, klo gak ada halangan pastinya. Di watty aja itu cerita belum aku lanjut2, masih stuck di part 10. Aku males ngetiknya hehee. Happy reading..
_________________
Ini adalah kisahku..
Aku yang penakut tapi terpaksa melihat mereka yg tak pernah kuundang hadir dihadapanku.
Ini adalah kumpulan cerita keanehan yang selalu membayangi hidupku.
Berhati-hatilah ketika membaca, pastikan kau tak sendirian…
Cover by @RParatama