Vitamins Blog

Selembut Sutra {6} Aku Ingin Makan

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

5 votes, average: 1.00 out of 1 (5 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

WhatsApp Image 2022-03-24 at 11.43.39

Siang itu matahari masih terlihat sangat terik hal itu terlihat dari pantulan panas dari celah jendela kaca, setelah acara mandinya di ganggu oleh  Jhovan, Ayya buru-buru menghindar saat ini dia sudah memakai baju gamis berbahan lembut, baju itu jatuh dengan indah menjuntai di ujung kaki miliknya. Dia menyisir rambutnya yang sudah setengah kering, rambut itu hanya sebahu tapi memiliki ketebalan yang cukup Ayya benar-benar merawat rambut miliknya itu. Meskipun memakai kerudung dia tetap menjaga kesehatan rambutnya. Bertepatan dengan itu Jhovan keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk dan dia seolah tidak perduli dengan penampilannya itu. Ayya spontan memalingkan muka karena malu dan Jhovan tidak perduli itu.

 

“Cepat sekali kamu kabur.” Jhovan berkomentar dengan sikap istrinya tadi. Padahal dia ingin berlama -lama mandi dengan istrinya.

 

“Aku hanya berusaha menyelamatkan diriku.” Ayya menimpali komentar Jhovan.  Lelaki itu kemudian berjalan menuju lemari untuk mengambil baju. Saat itu arah mata Ayya tertuju pada punggung Jhovan yang masih mengeluarkan darah meski sudah disiram dengan air.

 

“Itu, punggungmu kenapa?” Ayya berkomentar, Jhovan melihat pantulan punggungnya pada cermin besar yang di lalui nya dan benar saja darah itu masih merembes.

“tidak apa-apa?” Jawab Jhovan singkat.

“Tapi itu berdarah.”  Ayya terlihat khawatir hanya saja di dapat menyembunyikan itu dengan rapi. “Aku akan mengambil P3k”  Ayya berjalan menuju lemari kecil dekat yang biasanya menyimpan peralatan P3K. Entah apa yang dia rasakan, saat ini hanya saja dia tidak ingin melihat siapapun terluka di depannya. Jhovan mengurungkan niatnya untuk memakai baju, dia berjalan mendekati istrinya dan duduk manis di tepi ranjang, menunggu istrinya datang membawa kotak p3k.

 

Ayya mendekat dengan membawa kotak p3k dia terlihat mungil dengan gamis yang dia pakai. Jhovan menyukai warna biru muda yang saat ini dipakai oleh istrinya.

“Kamu kenapa sampai seperti ini?” Ayya berkomentar sambil mencoba untuk membersihkan luka itu. “Apa ini sakit?” Tanya Ayya lagi.

 

“Ini tidak sakit” Jhovan hanya menjawab singkat, tapi Ayya sewot dengan jawaban singkat itu, apa dia tidak merasa kalau luka itu mengeluarkan darah, dan dia terlihat cuek saja dengan keadaan seperti itu. Terbuat dari apa orang ini.

“oh, jadi tidak sakit, ya.” Ayya menekan lebih kuat di luka tersebut hingga Jhovan meringis akibat ulah istrinya.

 

“Apa yang kau lakukan?, itu sakit”  Jhovan meringis sambil protes dengan kelakuan istrinya, luka itu cukup menyakitkan jika di tekan lebih kuat, apa dia fikir itu tidak sakit, perempuan ini benar-benar cari masalah dengannya.

“Katanya tadi tidak sakit” Ayya menimpali lagi. “Sejak kapan luka berdarah seperti ini tidak sakit” Ayya terus saja berbicara seolah-olah dia lupa luka di hatinya sendiri.

 

“bawel, yang namanya luka kalau di tekan itu sakit.” Jhovan berkomentar tidak mau kalah dengan wanitanya itu.

 

“katanya tadi tidak sakit.” Seru Ayya. Tapi perempuan itu tetap membatu untuk membersihkan lukanya.

 

Ayya sudah selesai membersihkan luka itu dan dan dia juga membalut luka itu dengan rapi.  Dia pun beranjak berdiri untuk meletakkan kembali kotak p3k itu tapi pergelangan tangannya dicekal dengan kuat oleh Jhovan.

“Mau kemana?” Tanya lelaki itu.

“Ini, mau menaruh ini. Kenapa? mau iku!”

Jhovan mengambil kotak P3k yang ada di tangan istrinya itu dan menaruhnya sembarangan di dekat meja lampu tidur.

“kenapa…” Belum sempat Ayya berkomentar lebih jauh Jhovan dengan cepat menarik pinggang istrinya dan membaringkan tubuh Ayya.

“Apa yang kau lakukan?” Ayya bertanya dengan panik. Jhovan tidak berkomentar dia sibuk memberikan kecupan singkat pada leher dan menarik sedikit baju istrinya itu hingga menampilkan bahu putih milik istrinya.

 

“Berhenti!” Ayya mencoba mendorong dengan kekuatan yang ada dan berhasil. Jhovan mengerutkan kening melihat istrinya bersikap mulai menentang lagi. Dorongan dari tangan mungil perempuan itu berhasil mengusik hasratnya yang tadi terbangun.

“Apa?” Jhovan mulai tidak suka dengan sikap menentang dari perempuan ini.

“Aku… aku lapar, aku belum makan apapun.” Jawab Ayya gugup, meski begitu Jhovan mengangkat alisnya.

“kamu belum makan dari tadi pagi?” Tanya Jhovan. Ayya menggeleng kepala tanda dia menjawab jujur dengan keadaanya sekarang. Memang betul dia tidak makan apapun, bahkan ketika lelaki itu mencuri pelukan miliknya tadi dia belum makan apapun.

 

“Baiklah.” Jhovan bangkit dan berjalan menuju lemari untuk mengambil bajunya karena dari tadi dia berkeliaran hanya menggunakan handuk yang terlilit kuat pada pinggulnya.

 

****

ketika lelaki itu pergi Ayya dengan sigap bangun dan membetulkan baju yang sedikit terbuka pada bagian bahunya. Bahkan dalam keadaan terluka saja lelaki itu tidak melepaskannya, beruntung ketika dia mengutarakan keinginan untuk makan lelaki itu menekan keinginannya untuk menyentuhnya.

“pakai ini” Jhovan mengulurkan sebuah kerudung yang baisanya di pakai perempuan di dalam rumah, kerudung itu tidak terlalu besar dan tidak memerlukan apapun untuk menyatukannya.  Ayya mengambil kerudung itu dan mendongakkan kepala, dia terlihat bingung karena sangat jarang lelaki ini bersikap seperti ini.

“Apa kamu ingin berkeliaran dengan keadaan tanpa menutup kepalamu, jangan mimpi. Adi dan yang lainnya masih ada di bawah, dan aku tidak ingin milikku dilirik orang lain.” Jhovan menimpali lagi.

Ayya diam saja tanpa ikut berkomentar karena dia tahu bahwa lelaki ini tidak suka di bantah. Ayya memakai kerudung itu dengan cepat karena dia sudah sangat lapar. Dia juga beranjak dari duduknya tanpa memperdulikan Jhovan yang belum selesai memakai bajunya.

“mau kemana kamu?”

“Ya.. keluar.. ”

“Kamu tidak lihat kalau aku belum selesai”

Ayya sewot mendengar penuturan Jhovan. Menunggu sebentar akhirnya Jhovan selesai dengan aktifitasnya melihat itu Ayya dengan cepat membuka pintu kamar dan keluar dengan sumringah. Akhirnya dia bisa bebas dari cengkraman lelaki itu.

Langkah mungilnya sangat cekatan turun dari tangga, rumah Jhovan cukup besar tapi tidak sembarang orang bisa berkeliaran di rumah itu, para pembantu pun memiliki seleksi ketat untuk tinggal di dalam rumah besar milik keluarga Jhovan.

 

“aku akan meminta pelayan untuk memasakkan sesuatu! ” Jhovan bersiap untuk memanggil pelayan yang ada di rumah itu tapi Ayya mencegah itu.

 

“Aku ingin memasak sendiri”

“apa yang kamu masak?”

“apapun… apa saja yang ada di dapur ini aku akan masaknya”

“aku tidak yakin itu” Jhovan menimpali

“kamu meremehkan ku, sebelum aku di sekap di sini aku hidup di perantau dan disana aku selalu memasak sendiri.”

“oh… jadi kamu merasa di sekap di sini” Jhovan memutus jarak dengan istrinya dan perempuan itu mendongak menatap tajam ke mata suaminya.

“terus apalagi? bukankah kamu tidak mengizinkanku keluar.”

Secara tiba-tiba Jhovan mengangkat tubuh perempuan itu dan mendudukkannya di atas meja makan.

“apa yang kau lakukan?” Ayya berteriak kaget karena di angkat tiba-tiba seperti itu.

“Lupakan makan, aku malah lebih bernafsu untuk memakanmu”

“kamu jangan aneh-aneh, ini di ruang terbuka” Ayya panik, bagaimana mungkin lelaki ini mau melakukan sesuatu di sini, ditempat terbuka dia tidak ingin ada orang lain melihat itu.

Ayya mencoba melindungi dirinya dengan menyilang kan tangannya di dada untuk melindunginya sebagai bukti pertahanan dirinya. Melihat itu Jhovan malah senyum-senyum sendiri melihat istrinya melindungi diri sambil menyilangkan tangan di dada dengan mata terpejam.

“Tunggu disini, biar aku yang memasak untukmu” Dia kemudian mengecup kening Ayya dengan cepat dan berlalu untuk memasakkan sesuatu untuk istrinya. Merasakan tidak terjadi sesuatu yang sedari tadi menghantui fikirannya ternyata tidak terbukti.

 

 

martapura

12 agustus 2022

Selembut Sutra [II] Bagian 5 : Mangsa Terlepas

6 Komentar

  1. Mskanmakan :berikamiadegankiss!

  2. dewantilaraswaty menulis:

    :ohyeaaaaaaaaah! :ohyeaaaaaaaaah! :ohyeaaaaaaaaah! :ohyeaaaaaaaaah! :ohyeaaaaaaaaah! :ohyeaaaaaaaaah!

  3. Tks ya kak udh update.

  4. Makan makan makan makan :ohyeaaaaaaaaah! :berikamiadegankiss!