Setiap hari seperti di persimpangan jalan, aku diam. Memilih entah kanan atau kiri sama aja, gelap dan tak ada ujungnya. Tidak! Terkadang pilihan itu tidak ada. aku berhadapan dengan jalan buntu, tembok tinggi, tiap hari. Ketika hari baru dimulai, aku melihat langit-langit kamar, menghembuskan napas, “apa yang harus aku lakukan hari ini?”
Terkadang aku melakukan rutinitas mengerjakan pekerjaan domestik, tak jarang juga aku kembali tidur untuk mengusir kebisingan di kepala. Bukan perasaan segar dan semangat pagi hari, aku malah semakin merasa tidak berharga, tidak bersemangat, dan kesal, “Apa orang lain pernah mengalami seperti ini atau hanya aku saja?”
Hal-hal yang menyesakkan ini sering aku tumpahkan, mulai dari curhat hingga misuh. Teman-teman yang menjadi ladang curhatku satu persatu mulai memiliki kesibukan, bukannya aku tidak senang. Hanya saja itu makin menyesakkan. “Kenapa mereka bisa sementara aku tidak?”
Memiliki teman dengan kondisi yang sama memang membuat nyaman, disatu sisi juga menyedihkan. Bagaimana bisa aku merasa bahagia dengan penderitaan orang lain. Harusnya aku tidak coba mencari teman seperkondisian lalu beralasan. “Halah, yang seperti ini bukan aku saja.”
Tidak tahu harus bagaimana, aku sebenarnya. Karir apa yang harus aku miliki, bagaimana aku memulai. Darimana aku harus memulai. Berada antara kebimbangan dan ketidaktahuan. Kebanyakan berpikir namun sedikit melakukan. “Itu jelas aku”
Keluar dari zona nyaman, itulah sebenarnya kondisi yang aku alami sekarang. Hidup disokong sepenuhnya oleh orang tua, tidak sampai kelebihan finansial namun juga kecukupan. Kalaupun aku bekerja ya memang untuk diri sendiri, tidak ada tanggungan lain. Namun sepertinya aku memang nyaman tidak melakukan apa-apa dan malas-malasan. “Lalu aku harus bagaimana?”
Apakah karena hidupku tidak pernah tidak baik-baik saja. Dari semenjak kecil hingga dewasa, rasa-rasanya semua berjalan seperti apa adanya. Apakah ini waktu bagian hidupku tidak baik-baik saja? Entahlah… “Tapi, apa mereka yang sekarang sudah jauh di depanku, hidupnya juga sudah pernah tidak baik-baik saja?”
“Atau semua yang aku tulis ini hanya alasanku saja?”
Jpr-15.11.2021
Berasa sama :
Ka Zee ada bakat menulis ~ Apa jangan2 ka Zee memang seorang author? Ehehe. Hayuk kita pelukann lagi~ Ada satu life lesson dari Raditya Dika, beliau bilang pengembangan karir tidak melulu jalur vertikal (contohnya ,hari ini pegawai magang, tahun depan karyawan tetap, 5 tahun lagi jadi manager, 20 tahun lagi pensiun dll).
Ada yang namanya pengembangan karir jalur horizontal.Karir kita akan melebar kesamping. Ka Zee bakat nulis lho, hari ini nulis diary, tapi bisa saja berkembang jadi penulis novel, lalu dikemudian hari jadi konten kreator, bikin pilem dll, (Aamiin). Apapun minat ka Zee, jalan aja pelan2 sambil cari mentor. Teman2 vitamins disini banyak juga yang aktif menulis, ada yang pro-player malah. Mari kita pepet supaya ketempelan ilmunya dikit2 Muehehe~
Wah… Terima kasih semangatnyaaa. Masih terus belajar dan berkembang, semoga bisa jadi author juga. Wkwk
Kenapa relate banget ya sama aku
berarti kita nggak sendiri
Semamgat
Also you… Fighting!
Semangat
Semangat untuk semua
Relate keadaan lu sekang…
Apakah ini semua hanya alasan ku saja😔