Ghost The Memory
Vitamins Blog

Ghost The Memory ep. 5

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

Love it! (No Ratings Yet)
Loading…

 

Sadarlah sebelum dia benar-benar pergi

Ghost The Memory

June yang tengah menatap kesal kepergian sosok hantu Aris, segera beranjak meninggalkan mejanya dan menuju kearah lantai 12 dimana tempat studio rekaman berada dan tentunya disanalah sosok yang sedang dicarinya Agus.

Mungkin bagi orang lain akan terkesan sangat tidak masuk diakal, namun baginya ini adalah salah satu cara agar hantu Aris dapat kembali ketempatnya dan sibrengsek Agus itu harus segera disadarkan.

Didepan pintu yang bertuliskan AGSLab milik Agus, June mengetuk pintu itu dan menunggu pintu tersebut terbuka.

Tak lama sosok yang dicari June tengah menatapnya bingung dan heran, disampingnya terdapat sosok hantu Aris yang sama menatap heran June.

“ Sedang apa kau ?” Aris melayang kearah June, bertanya bingung dengan kemunculannya, namun June tidak bergeming, malah menatap Agus dengan kesal.

“Bisa aku berbicara dengamu?” Tanya June menatap datar Agus yang keheranan, tidak menyangka bahwa sosok yang tengah dibicarakan oleh Sejin beberapa bulan yang lalu berada tepat didepannya.

“apa yang ingin kau bicarakan ?” Agus memasang wajah datarnya menilai apa maksud kedatangan sosok didepannya.

June yang tak gentar ditatap oleh Agus menghembuskan napasnya sesaat dan berujar “Bisa aku masuk? Ini pembicaraan yang sangat penting mengani wanita yang tengah terbaring koma”

Agus mematung mendengar perkataan yang tengah dibicarakan oleh June, dipersilahkannya masuk, June tidak perlu menunggu lama setelah Agus menutup pintu June langsung mengeluarkan semua yang dipendamnya diduga.

“Apa kau tahu bahwa 3 bulan lagi alat bantu menunjang kehidupan Aris Cho akan segera diepas?”

Agus terdiam sama halnya dengan Aris yang menatap June gusar

“apa maksudmu alat penunjang kehidupan akan dilepas? Bukannya tadi kau bilang aku masih hidup?” rentetan pertanyaan Aris tidak digubris oleh June yang masih menunggu respon Agus.

Agus sendiri terkejut mendengat pernyataan June tentang alat bantu penunjang kehidupan yang akan dilepas.

Selama ini perkembangan Aris selalu diberitahukan oleh manajernya dan juga para member yang sempat berkunjung diruang perawatannya dan juga Jungsuk.

“sepertinya kau tidak tahu ” June menjawab pertanyaan yang tengah tertulis jelas diwajahnya

“ ya kau memang tidak tahu karena tidak berkujung. Jadi saranku sebelum alat tersebut dilepas lebih baik kau segera bertemu dengan Aris Cho” June melanjutkan dengan nada datar tanpa belas kasihan

“Ya June Kim, apa maksudmu sebenarnya” teriakan Aris didepan wajah June membuat June kesal

“ Itu karena waktmu tidak lama lagi” balas June kepada sosok Aris.

“Apa maksdumu ?” Agus mengernyit kening mendengar nada kesal June padanya

“oh maafkan aku, aku tidak berbicara padamu. Melainkan pada Aris”

Penjelasan June semakin membuat Agus tertegun, ditarikanya kedua bahu June “Apa maksudmu kau berbicara dengan Aris? bukannya Aris terbaring koma?”

“iya raganya terbaring koma tapi jiwanya berada disampingmu” Jawab June tenang

“maksudmu dia disini ?”

“iya dia berada disini, disampingmu selama 6 bulan dan dengan pengecutnya kau tidak mau bertemu denganya.”

“kau seharusnya sadar Agus bahwa semakin kau tidak pergi menemuinya, semakin kau akan kehilangan kesempatan dan dia akan pergi dari hidupmu selama lamanya”

Agus tertegun mendengar sederatan kalimat wanita didepannya ini.

“Di… dia benar berada disini ? disampingku?” Agus kembali memastikan bahwa apa yang dibicarakan wanita didiepannya ini benar.

“Percaya atau tidak dia benar-benar berada disampingmu saat ini.” Juni menatap datar dan terkesan dingun, Agus lelaki jenius dalam bidang musik namun bodoh dan tolol dalan kehidupan percintaannya.

“aku sudah mengatakan apa yang harus aku katakan, dan semua terserah padamu.” tutur June menatap sekilas Aris yang masih terpaku

“Sadarlah Agus sebelum sesuatu yang kau anggap penting akan benar-benar hilang dari hidupmu selamanya” saran June lembut.

Juni beranjak meninggalkan ruangan Agus tanpa  menghiraukan Aris sang wanita hantu.

3 Komentar

  1. Lina Atiek Budiarti menulis:

    👍👍👍👍

  2. Seruu🤗🤗

  3. Good 👍