Vitamins Blog

Touch of a Desert

Bookmark
Please login to bookmark Close

Suasana tegang menyelimuti ruangan yang penuh dengan mata-mata menatap tajam ke arahnya. Ribuan kata terdiam oleh hening yang mencekam. Tak ada yang memiliki nyali sedikit pun di hadapan kaisar Faleris. Termasuk para selir dan para pengawal yang berdiri di samping dan belakang singgasana.

“Kau tahu apa yang sudah kaulakukan, Ratuku?” tanya sang kaisar dengan tenang. Anggun tubuhnya serta aroma maskulin menguar dari sana, membuat semuanya menatap kagum.

Gledian menatap dengan berani ke arah iris gelap Faleris. Pria yang berusia hampir sama dengan ayahnya, yang selama lima tahun ini hidup bersamanya. Tubuhnya yang semampai menunduk penuh hormat di hadapan para petinggi kerajaan

“Apa yang Anda ingin hamba katakan, Yang Mulia?” Gledian seolah tak sabar ingin segera angkat kaki dan menarik belati yang selalu tersampir di belakang pungggungnya.

Faleris menatap tajam ke arah Gledian. Namun wanita itu seolah menantangnya. “Aku mendiamkan semua tindakanmu bukan berarti kau bebas bisa berbuat semaumu, Gledian.”

Hanya satu jawaban yang bisa keluar dari bibir wanita yang menjadi ratu Phoenicia. Tatapan tajam ia hujamkan ke arah pria yang duduk di atas singgasana megah. Tanpa ada sedikitpun keraguan di dalamnya, dan membuat seluruh ruangan terdiam. Seolah waktu siap berhenti kapan pun Gledian mengeluarkan suara.

“Aku mencintainya.”

9 Komentar

  1. Sily ayu ningtias menulis:

    Wow :bantingkursi

    1. Skylar Ryuunosuke menulis:

      Hm.. wow apa nih ..(?) Kasih tau, dong… :ngakakabis

  2. foodlovers14_ menulis:

    Sepertinya menarik :berharapindah

    1. Skylar Ryuunosuke menulis:

      Makasih… Peelu lanjut nggak, ya?

  3. Wiwithastuti menulis:

    :kisskiss

    1. Wiwithastuti menulis:

      :kisskiss

  4. Lanjut dong ka :kisskiss

  5. Bagus ih, lanjutkan babe :muach

  6. Prolog yang bagus.. apa ni