Vitamins Blog

Long Distance Relationship

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

0 votes, average: 0.00 out of 1 (0 votes, average: 0.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Love it!

Sore ini langit kembali mendung, sepertinya hujan akan kembali turun. Bahkan, langitpun seakan mengerti akan perasaanku saat ini.

Rindu.

Ya, aku merindukan laki-lakiku. Sudah sebulan ini kami menjalani hubungan Long Distance Relationship. Kalau boleh jujur, aku adalah tipe wanita yang sangat anti dengan hubungan jarak jauh. Bukan karena aku tidak bisa percaya kepada pasanganku, hanya saja aku sedari dulu selalu bermimpi jika mempunyai pasangan kelak maka ia akan selalu bisa menemaniku, mengisi hari-hariku, dan tentu saja menjadi seseorang yang akan selalu jadi tempatku pulang dan kupeluk jika hari-hariku terasa berat. Namun, prinsip yang kupegang sedari dulu itu harus terpatahkan sebulan yang lalu.

Dia mendapat tawaran bisnis yang sangat diimpikannya. Membangun sebuah peternakan sapi, salah satu dari wishlist-nya sangat ingin dia wujudkan. Sempat akan menolak tawaran tersebut demi aku, karena dia tau aku sangat tidak suka menjalani hubungan jarak jauh. Namun aku meyakinkannya bahwa kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali. Semua akan baik-baik saja, hubungan kami akan baik-baik saja.

Selama delapan tahun kami berhubungan, kami bagaikan badan dan ekor yang tidak bisa terpisahkan. Tiada hari tanpa komunikasi. Tiada hari tanpa video call. Dan bahkan dia selalu menyempatkan waktu datang kerumah untuk sekedar mengajakku makan malam kilat di warung kaki lima dekat rumah, yang sebenarnya aku tau itu alasannya hanya untuk bertemu denganku. Sungguh, dia semanis itu. Dan aku sangat menyukainya.

Selama delapan tahun ini tanpa pernah seharipun berjauhan, sungguh ini rasanya berat bagiku. Mungkin kalian menganggap bahwa aku berlebihan, tapi percayalah jika kalian sudah menemukan orang yang benar-benar mencintai kalian dan benar-benar kalian cintai, aku rasa kalian akan merasakan apa yang aku rasakan juga.

Haaah, terimakasih Tuhan karena aku masih sanggup mengetik cerita ini tanpa harus berlinangan air mata walaupun rindu ini rasanya sudah tidak bisa terbendung.

Wajahnya.

Senyumnya.

Tawanya.

Pelukannya.

Aku merindukan semua itu.

Cepat pulang, sayang.

Aku tidak suka sendirian.

1 Komentar

  1. Ldr