TITLE : SAUDADE III (I)
CAST : CALISTA IM | OH SEHUN | CHOI SIWON
OC : FIND BY YOUR SELF
GENRE : ROMANCE
SEQUEL FROM RED
Tahun ke tiga Calista sebagai mahasiswa.
Ia berjalan ke depan gerbang kampus dan tidak lama setelahnya sepeda motor berhenti di depannya. Pengendaranya membuka helm yang dipakainya dan memperlihatkan wajah pria dengan pipi cukup berisi tersenyum padan Calista.
Calista balas tersenyum. Pria tersebut kembali memakai helmnya dan memberikan Calista helm lain, Calista naik ke atas motor dan keduanya meninggalkan kampus. Tidak jauh dari posisi mereka tadi. Sehun berdiri di samping sepeda motornya dengan mata yang menunjukkan perasaan terganggu terhadap pemandangan yang baru saja dilihatnya.
Suara gadis lain membuat Sehun mengalihkan pandangannya, dan melihat gadis dengan rambut sebahu menatapnya dengan pandangan yang tadi Sehun berikan pada Calista.
—
Sehun menyandarkan tubuhnya pada dinding belakangnya. Tanpa bisa ia cegah bayangan dua orang yang dilihatnya siang tadi kembali muncul di benaknya. Melihat senyum yang Calista berikan membuat dadanya sakit. Sehun tidak menyadari jika ia masih memiliki rasa pada gadis bermata cokelat muda tersebut.
Dalam rentang waktu yang ia jalani sejak memutuskan untuk putus dari Calista. Ia merasakan kebebasan. Rasa bebas dari belenggu dan rasa jenuh yang ia rasa saat hubungannya dengan Calista mulai berubah.
Ia menghabiskan waktunya dengan teman-temannya tanpa harus menerima pesan bernada curiga yang dikirim oleh Calista. Ia tahu apa yang membuat gadis yang pernah menjadi pusat dunia remajanya itu berubah. Akibat ulah bodoh temannya, ia kehilangan kepercayaan Calista.
Meskipun ia bisa melihat gadis itu berusaha keras membuat dirinya sendiri menghilangkan rasa curiga. Namun, tanpa Calista sadari ketakutan itu ada. Ketakutan yang berubah menjadi rasa curiga itu bersemayam dalam bayang-bayang hati gadis penyuka makanan pedas itu.
Akhirnya tanpa gadis itu sendiri sadari sikapnya pada Sehun berubah. Sehun tidak lagi merasakan kenyamanan yang selalu ia dapatkan darinya. Hubungan mereka mendingin dan Sehun memilih keluar dari hubungan yang mengancam ia kehilangan kewarasannya.
Sehun menyambut terbuka kehadiran Hayong yang merupakan sahabatnya, ketika gadis dengan pipi berisi itu mulai menunjukkan sikap yang lebih dari sekedar sahabat.
Ia tidak keberatan saat melihat tingkah Hayoung yang bersikap seakan ia adalah kekasih Sehun. Sehun hanya tersenyum lebar, dan menertawai protes Kai yang berkata bahwa ia risih melihat Hayoung, mengatakan bahwa bukannya dengan kedekatan Hayoung dengan Sehun membuat pria itu akan terlihat seperti orang berselingkuh. Karena biar bagaimana pun Sehun dan Calista baru saja putus.
Kai tidak mengetahuinya. Hayoung hanyalah sosok yang dibutuhkan Sehun untuk mengisi kekosongan hatinya yang ia tidak tahu penyebabnya. Dan ia tidak pernah meminta Hayoung menjadi kekasihnya. Tidak.
Ketika melihat Calista lagi yang menjadi junior di fakultasnya. Ia tidak bisa menjelaskan perasaan yang ia rasakan. Ia memang tidak berusaha untuk menelaahnya. Tetapi melihat Calista yang bersikap menghindarinya seakan ia adalah wabah mematikan membuatnya mau tak mau merasakan rasa jengkel tak berdasar.
Kai bahkan tidak bisa berhenti mengejeknya. Melihat Calista yang memutar badannya dan mengambil jalan lain, mengira bahwa ia tidak melihat. Konyol. Namun ketika mendapati dirinya yang akhirnya bertemu secara tatap muka di taman belakang kampus yang cukup jarang didatangi mahasiswa lainnya. Sehun mengira Calista akan pura-pura tidak melihatnya. Ia salah. Calista mengejutkannya dengan menegurnya. Sehun dibuat terperangah.
Kemudian ia merasa gugup. Di waktu Calista menanyakan alasan ia mulai merokok. Sehun tidak ingin Calista sadar. Bahwa kenyataannya perpisahan mereka memberi dampak pada Sehun, meski ia berusaha menampiknya.
Akhirnya ia bersikap kasar mengatakan bahwa itu bukan urusan Calista, namun ia tidak merasakan keinginan untuk merokok lagi, karenanya tanpa Calista lihat. Ia mematikan rokok yang ia pegang dan berjalan menjauh. Sehun harus menghindari Calista. Ia tidak ingin terperangkap masa lalu. Keputusannya untuk melangkah pergi dari hidup gadis itu.
Sehun sadar bahwa Kai sahabatnya mulai mendekati Calista. Ia tidak keberatan. Mungkin dengan itu ia bisa benar-benar menghilangkan perasaan mengganjal yang tersimpan rapat di sudut hatinya pada Calista. Mereka harus memiliki pasangan baru dan menjalani hidup masing-masing tanpa terikat masa lalu.
Namun ia tidak bisa menghentikan dirinya yang menegur Calista di satu pagi bulan Juni. Tubuhnya digerakkan oleh rasa mengganjal dalam hatinya untuk mengantar Calista ke toko buku. Mereka seperti mengulang masa lalu.
Lalu panggilan dari Hayoung lah yang menyadarkannya. Bahwa ia dan Calista telah selesai. Dan semua itu adalah keputusannya. Sedang Calista bersikap seperti seseorang telah mengambil makanan kesukaannya.
—
Sehun kembali menghindari Calista. Ia berhasil mengunci rapat perasaan mengganjal yang ia selalu ia rasakan saat melihat Calista. Sayangnya, usahanya hancur berantakan melihat Calista yang melempar senyum pada pria lain. Sehun sadar usaha yang ia bangun setahun lebih hancur dan itu hanya membutuhkan waktu satu detik. Shit.
Ada amarah yang muncul dalam hatinya. Amarah yang tidak ia rasakan pada saat Kai, sahabatnya mendekati Calista. Karena ia tahu, Calista belum melupakannya. Sepertinya jauh di dalam hati Sehun. Pria itu sadar Calista telah melepas bayangannya dari dalam hati gadis itu.
Itulah yang membuatnya marah.
Sehun cemburu.
Cemburu.
—
Dalam diamnya. Ia bertanya-tanya apa sekarang ini Calista masih mengingat kenangan mereka?
Sama sepertinya yang kembali menjelajah masa lalu. Apa ketika Calista melewati tempat yang pernah mereka kunjungi menghadirkan memori keduanya?
Sebab Sehun mengalaminya. Ketika melajukan motornya keluar dari gerbang kampus dan menghiraukan teriakan Hayoung. Sehun tanpa sadar mengunjungi tempat-tempat yang menyimpan kenangan keduanya. Sehun membenci dirinya karena merasakan hal yang seharusnya tidak dirasakannya. Damn. Kekesalannya bertambah di kala ia membaca pesan penuh ejekan Kai. Sahabatnya itu tahu.
Sehun cemburu.
Melihat Calista mulai membuka hati pada yang lain. Benar-benar menerima kehadiran orang tersebut dan bukan lagi sesuatu yang gadis itu paksakan pada dirinya sendiri seperti di tahun pertama kuliah.
—
Calista memposting foto ia dan Kyuhyun tengah memakan es krim dengan pipi keduanya bersentuhan. Puas melihat apa yang dilihatnya Calista lalu membanting dirinya di kasur dengan tawa yang tidak berhenti keluar dari bibir tipisnya.
Calista bahagia.
Lalu pesan sepupunya yang mengingatkannya bahwa besok adalah hari kelahiran Sehun. Tawa itu lenyap. Calista ragu apa ia harus ikut membuat kejutan dengan teman Sehun yang sebagiannya adalah temannya juga.
Calista pikir sudah saatnya ia menegur Sehun kembali. Dengan alasan itu Calista mengirim pesan pada Sehun.
Apa kau akan merayakan ulang tahunmu di rumah tahun ini?
Cukup lama Calista menunggu pesan balasannya. Dan ketika balasan itu datang, Calista merasa ia telah membuang-buang waktunya.
Itu bukan urusanmu. Berhentilah menggangguku.
Dasar beruang kutub. Apa si albino itu pikir dirinya sedang menggodanya? Huh. Mimpi saja!
Meski berpikir seperti itu. Tetap saja balasan Sehun membuat perasaan Calista down. Panggilan masuk dari Kyuhyun mengejutkan Calista. Ia mengangkatnya dengan suara lesu dan membuat Kyuhyun khawatir.
“Halo.”
“Cal? Ada apa? Suaramu terdengar sedih.”
Perhatian yang diberikan Kyuhyun berhasil mengangkat perasaan Calista. Gadis itu kembali mengingat awal ia dan Kyuhyun dekat. Saat itu Calista tertidur di salah satu mata kuliah yang diambilnya. Penyebabnya adalah karena malam sebelumnya ia menghabiskan sepanjang malam untuk menyelesaikan tugas kuliah yang ia lupa kerjakan.
“Calista Im!”
Teriakan dosen yang terkenal kejam itu membangunkan Calista. Ia bisa mendengar tawa tertahan mahasiswa lain.
Sudah bisa ditebak Calista dikeluarkan dihukum untuk berdiri di luar kelas. Calista tidak berani mengangkat kepalanya karena malu.
Ketika jam mata kuliah dosen itu berakhir Calista buru-buru masuk ke dalam kelas untuk mengambil tasnya dan berniat meninggalkan kelas secepatnya. Namun langkahnya terhenti oleh suara pria yang duduk di sampingnya.
“Kau tidak ingin meminjam buku catatanku?” Pria itu Cho Kyuhyun, salah satu pria yang banyak di sukai di angkatannya.
Dengan ragu Calista bertanya. “Kau tidak keberatan?”
“Tentu saja tidak.”
Kyuhyun meminjamkannya catatan kuliahnya, dan Calista menatapnya seakan pria itu adalah penyelamat hidupnya, dan berhasil mengundang tawa Kyuhyun.
—
Calista menatap Kyuhyun yang sedang membaca di perpustakaan kampus dengan binar yang tidak bisa disembunyikan mata cokelat mudanya. Memperhatikan bulu mata pria di sampingnya yang lebih panjang dibanding miliknya.
Cara Kyuhyun mengerutkan dahinya dan semua ekspresi yang dibuat oleh Kyuhyun. Calista menyukainya. Ah, betapa ia sangat berharap bahwa pria inilah yang akan terus bersamanya. Tanpa Calista sadari pipinya mulai mengeluarkan rona merah yang menjalar ke lehernya.
Oh Tuhan, apa yang baru saja ia pikirkan? Really, Calista Im. Kau bahkan masih berstatus mahasiswa dan sudah memikirkan hidup bersama Kyuhyun?
Calista menggeleng dan menepuk pipinya. Kyuhyun mengangkat kepalanya dan memusatkan perhatiannya pada Calista.
“Kau baik-baik saja?”
“Em.”
“Tapi wajahmu merah.”
“Huh? Benarkah? Aku hanya kepanasan.” Calista mengeluarkan tawa paksa dan membuang wajahnya ke samping. Sedang Kyuhyun yang sedari tadi sadar ditatap Calista menatap gadis yang hari ini memakai T-shirt putih pendek dipadukan dengan rok baby pink selutut dengan rambut berwarna sama dengan mata milik gadis itu di gerai.
Cantik. Tidak diragukan lagi Calista Im adalah gadis yang sanggup membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan mereka darinya.
Kyuhyun tidak menolak bahwa ia menyukai hubungan yang saat ini ia jalani bersama Calista. Namun melihat tatapan gadis di sampingnya yang akhir-akhir ini ditujukan padanya, membuat ia tidak nyaman. Kyuhyun terganggu.
—
Kyuhyun menghindarinya. Calista yakin itu. Setiap Calista mengajaknya pulang bersama pria itu memiliki sejuta alasan menolaknya. Bahkan Kyuhyun sudah tidak menghubunginya selama dua minggu.
Calista akhirnya tidak bisa menahan amarahnya. Mencari kontak Kyuhyun di ponselnya dan ia mulai mengetik pesan.
Temui aku di taman belakang kampus. Aku tidak peduli alasanmu apa. Kau harus datang!
Calista menunggu selama hampir 20 menit sebelum mendengar langkah seseorang. Ia berbalik dan melihat sosok yang tidak ditemuinya selama dua minggu. Dan Calista tidak menyukai apa yang ia lihat di wajah Kyuhyun. Rasa tidak nyaman.
“Kau akhirnya mau menemuiku setelah aku paksa.”
Kyuhyun berdiri lima langkah di depannya. Tangan pria itu dimasukkan ke saku celana dan menatapnya tanpa ada kesan hangat dalam iris matanya.
“Kenapa? Katakan alasanmu menghindariku, Kyu.”
“Aku tidak bisa lagi melanjutkan hubungan kita.”
“Apa aku berbuat salah? Apa aku melakukan sesuatu yang membuatmu marah padaku?”
Kyuhyun membuang muka, menolak menatap ke iris cokelat muda di depannya yang menampilkan luka. Bibir gadis itu gemetar begitu juga tubuhnya. “Aku terganggu dengan ekspektasi yang kau harapkan padaku,” Kyuhyun menghela napas berusaha menekan rasa tidak nyaman yang semakin bertambah lalu melanjutkan ucapannya, “kau menatapku seakan aku akan selamanya bersamamu dan itu mengerikan!”
Kyuhyun melihat Calista yang tersentak mundur. Dan air mata keluar dari mata yang menjadi salah satu bagian dari Calista yang ia sukai. Gadis itu membuka bibirnya berusaha mengeluarkan suara.
“T-tapi apa aku salah? Aku menyukaimu dan berharap kita bisa selalu bersama. Bukannya itu tujuan kita menjalin hubungan?”
“Demi Tuhan kita masih kuliah, Calista. Kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Apa kita masih akan bersama atau tidak. Bukannya kau terlalu naif?”
“Naif?”
“Ya. Kau naif. Kau harus berhenti melakukannya. Atau kau tidak akan memiliki hubungan yang bertahan lama. Pria akan lari secepat yang ia bisa untuk menjauhimu.” Kyuhyun menatapnya sejenak lalu berbalik pergi.
Meninggalkan Calista yang tidak bisa menahan beban tubuhnya. Lututnya bergetar lemah, Calista jatuh dan pertahanan Calista hancur. Ia melepaskan sakit yang ia rasakan melalui air matanya.
Satu orang lagi pergi meninggalkannya. Apa ia tidak diizinkan menjalin hubungan bersama orang yang ia sukai? Tuhan, ini sangat menyakitkan.
Calista menarik napas dalam, memaksa dirinya berdiri tegak dan berjalan meninggalkan taman. Ketika berbelok ke arah koridor ia menabrak seseorang, Calista mengerang dan memegang hidungnya.
Sial, aku sangat sial hari ini. Kenapa juga tubuh yang kutabrak sekeras baja.
Calista mengangkat kepalanya dan bertemu dengan iris gelap Siwon. Seringai yang sering Siwon lemparkan padanya selama tiga tahun ini sejak kejadian memalukan di tahun pertama Calista, menghilang. Diganti dengan raut khawatir di wajah Siwon.
“Apa yang terjadi padamu?”
“Matamu merah.” Melihat Calista yang akan membuat alasan, Siwon langsung memotongnya. “Jangan mengatakan matamu kemasukan debu. Kau menangis. Dan pertanyaannya adalah siapa yang membuatmu menangis?”
Siwon tahu apa yang ia katakan tepat, karena ia melihat luka di mata Calista dan gadis di depannya terlihat rapuh. Tanpa sadar ia mengangkat tangannya dan membelai pipi Calista. Keduanya terkejut. Namun sepertinya Calista tidak memiliki tenaga untuk menolak. Dan Siwon sadar akan hal itu.
Ia meneruskan belaiannya pada pipi Calista dan kemudian menghela Calista ke dalam pelukannya. Untungnya koridor menuju taman dalam keadaan sepi.
“Menangislah. Keluarkan semua yang kau rasakan. Kau tidak harus memaksa kuat.” Diusapnya punggung Calista dan ia bisa merasakan tubuh dalam pelukannya gemetar diikuti isak tangis lirih.
“Ssst, semuanya akan baik-baik saja.”
Dan Calista menumpahkan segala kesedihannya dalam pelukan senior yang mati-matian ia hindari sejak kejadian ia membentak Siwon. Dan Siwon yang selalu melemparkan seringai mengejek setiap melihatnya. Calista tersentuh dengan kekhawatiran yang didengarnya dalam nada suara Siwon.
—
Sehun yang berjalan ke arah mereka dapat mengenali sosok Calista dalam pelukan Siwon. Amarah kembali muncul dalam dirinya. Memacu langkahnya dan ketika dirinya hanya tersisa beberapa langkah dari keduanya. Sehun menyadari bahu Calista yang gemetar. Tanpa sadar ia merasa khawatir dan berniat menarik Calista dalam pelukannya.
Dan itulah yang dilakukan Sehun. Tangannya menarik tubuh Calista. “Apa yang terjadi, Cal? Apa siapa yang menyakitimu?” Calista yang kaget tubuhnya ditarik tiba-tiba dan mendengar suara Sehun. Ia segera menunduk dan dengan kekuatan yang tersisa melepas tangannya dari Sehun. Ia kembali ke pelukan Siwon yang memandang tajam pada Sehun.
“Kau bisa melukainya dengan tarikanmu yang kasar, Sehun.”
“Apa urusanmu? Aku bertanya pada Calista, jadi enyahlah.”
Perkataan Sehun dibalas dengan oleh Siwon. “Calista tidak menginginkanmu. Kau mengganggunya.” Siwon mengajak gadis dalam pelukannya pergi dan berniat membawa Calista ke ruang kesehatan.
Sehun membeku di tempatnya dan kesadaran menamparnya. Ia telah bersikap kasar pada Calista saat menarik gadis itu. Sehun melihat tangannya yang ditepis Calista lalu melihat siluet dua orang itu yang semakin jauh.
“Shit,” umpat Sehun lalu berjalan pergi.
TBC
.
.
.
AN/ HALO^^ AKU POSTING SAUDADE PART I UNTUK CHAPTER ENDINGNYA. AKU INGINNYA TAMATIN HARI INI, TAPI RASA MALAS MELANDA DAN TANGAN AKU MULAI MALAS NGETIK HAHAHA… JADI SELAMAT MEMBACA. C U DI SAUDADE III (II).
C uu