Vitamins Blog

Lord Of The Demon’s Bride Bab 2

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

BAB 2
Crown Princess Of Niflhaim

Estel berusaha untuk focus kepada ucapan dewi disampingnya, dia diseret kedalam kastil, meninggalkan tujuh ksatria dibelakang. Estel mengamati Ionia, sang dewi sangat cantik. Rambut Ionia berwarna merah seperti api yang berkobar, bentuk wajah sempurna dan cara berpakaiannya bisa membuat kaum pria meneteskan air liur. Ionia menggunakan dress pendek merah yang tak mampu menutup semua bokongnya, high heels tali mencapai pahanya terkesan seksi, mata Ionia berwarna biru laut.
“Abaikan Daryian, dia memang perayu ulung dan playboy” Oceh ionia. Estel memberikan senyum tipis, mereka melewati koridor panjang yang menyambungkan kearah bangunan utama. Estel harus menjaga matanya untuk menatap lurus kedepan karna semua lukisan yang digantung merupakan lukisan pria bugil dengan berbagai pose.
Ionia melihat Estel merona “aku mengambil semua lukisan ini disaat Cronus dan Hades hendak menghancurkan Olympus” jelas Ionia santai. Para dewa dewi yunani sangat memuja tubuh mereka yang indah sehingga telanjang merupakan hal wajar bagi mereka, Estel meringis demi Odin, lukisan seperti ini sangat dilarang di Niflhaim. Para pelukis hanya melukis tentang tindakan heroik para ksatria.
Mereka sampai diruangan besar dengan banyak jendela kaca yang menunjukkan pemandangan kota Hunedoara dibawah kaki bukit. Sebuah tv empat puluh inch ditaruh ditengah dengan sofa berwarna merah kulit yang terlihat mahal, disamping jendela ada meja bilyar serta tombak-tombak yang disusun rapi disepanjang tembok. Ada beberapa barbel dan alat olahraga. Estel pikir akan menemukan kondisi kastil yang dipenuhi jaring laba-laba dan barang antik karatan, ini semua diluar perkiraanya. Kastil para ksatria terlihat modern.
“Ionia biarkan kami mengintrogasinya” ucap pria bertubuh kekar dengan otot yang tidak berlebihan. Pasangan ionia, Xader. Mereka bertujuh memakai jenis pakaian yang terlihat sama, sepatu bot taktis, jeans hitam dan baju kaos atau kemeja hitam. Ada juga yang menggunakan jaket kulit hitam. Mereka terlihat seperti pembunuh profesional. sepertinya mereka selalu siap untuk bertempur.
Dibelakang Xader, muncul pria yang dari tadi membuat focus Estel terganggu, pria itu menggunakan kemeja hitam yang terlihat pas ditubuhnya, matanya berwarna ungu. Well manusia biasa tidak mungkin memiliki warna mata seperti itu. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dari ksatria lainnya, rambutnya sewarna madu yang dilapisi karamel, ketika pria itu duduk dijendela sambil melipat kedua tangan didadanya, Estel bisa melihat otot lengan yang tercetak jelas di bajunya. Sebuah perasaan aneh merayapi batinnya, ada sebuah bahaya yang dirinya sendiri tidak dapat menebak, malapetaka yang berhubungan dengan pria bermata ungu itu. Ingatkan dirinya untuk pergi ke Air Urda untuk mencari jawabannya.
“Jadi kau ingin meminta bantuan kami” tanya Priam pada Estel tetapi Estel masih melamun sambil menatap Priam intens.
“Women” bentak Priam kesal, sial mata Estel yang hitam seakan bisa menenggelamkan Priam, tubuhnya seakan terbakar oleh tatapan sang putri tapi demi harga diri dan wibawa priam yang tersisa dihadapan saudara-saudaranya dirinya harus bisa mengendalikan diri.
Estel mengerjap, ya ampun dirinya ketahuan melamun dan memandangi pria itu. Memalukan, “iya, aku harus menemukan Hades secepatnya, dia mengambil senjata ibuku dan keutuhan Niflheim bergantung pada Sabit Of Hel yang dicuri Hades”.
Priam mengingat dua hari lalu ketika dia, Zale, Xender dan Daryian berhasil melacak keberadaan Hades, sang dewa memegang sebuah sabit aneh seperti malaikat kematian tapi tidak sekalipun Hades menggunakannya
“Sabit, maksudmu sabit dengan permata hitam aneh disepanjang pegangannya” tanya Xender.
Estel terkejut dan menatap pasangan Ionia khawatir “apakah kalian melihat sabit itu, Dimana? Apakah Hades menggunakannya, kau keberatan mengantarku ke tempat Hades”. Estel berdoa semoga Hades dan Loki tidak tahu cara menggunakan sabit itu, sabit tidak boleh digunakan dibumi karena akan mengakibatkan bencana, ular raksasa yang melingkari Yggdrasil akan terbangun lalu mulai terjadinya raknarok atau dalam para mortal kiamat.
Ionia menarik Estel agar menjauh dari Xander “Wow, sabar putri cantik kau tidak bisa bertemu si brengsek itu semudah kau menemukan kami” Estel berdecak tidak sabar.
“Putri Estel bagaimana kau bisa menemukan kami, jika kau bisa menemukan kami dengan mudah kenapa kau tidak bisa menemukan Hades” dahi Helios berkerut penasaran.
Estel meremas jemarinya gusar “Heimdall bisa menemukan kalian dengan mudah karna kalian ksatria immortal dan berada dibumi sedangkan Hades, dia seorang dewa underworld. Heimdall tidak bisa melihat kedalam underworld” jelas estel panjang lebar, ketujuh prajurit itu menatapnya tidak mengerti.
“Heimdall. maksudmu, ksatria berbaju emas dan bermata seperti bintang, memegang pedang sekaligus penjaga Bifrost dan bisa melihat semua mortal dan immortal itu bahkan saat mereka melakukan seks” Ionia menatap Estel dengan mata yang berbinar.
“Bagaimana kau bisa mengenal Heimdall” Estel memuji pengetahuan Ionia bagaiaman sang dewi bisa mengetahui salah satu ksatria terbaik yang dimilik Asgard. Xender menatap Ionia curiga. Kesatria lainnya memutar bola mata bosan.
Demi Hera yang dikenal dengan kecemburannya. Seseorang harus menyeret Ionia keluar dari ruangan ini. Priam menekan pangkal hidungnya lelah.
Ionia menatap Xander geli, “oh sayang, aku harap tatapan itu adalah tatapan cemburu. sekitar tujuh ratus tahun lalu aku berteman dengan seorang lady dari Asgard, aku membantunya membunuh seorang tahanan  Asgard di Athena kuno”.
Estel mengangguk paham“Maksudmu lady sif”
“Ya ampun, kau mengenal Lady Sif bagaiaman kabarnya sekarang, aku harap bisa bertemu kembali dengannya” Ionia mengabaikan tatapan membunuh para ksatria yang muak dengan ocehannya.
Priam menggeram kesal “Demi Zeus, Xander bisa kau diamkan Ionia untuk sejenak, aku perlu bertanya banyak hal penting kepada perempuan itu”. Kepala Priam hampir pecah mendengar suara Ionia yang tidak berhenti mengoceh. Ionia mendelik tidak suka tapi Xander menatapnya tegas lalu menarik Ionia kedalam pelukkanya.
“Estel, namaku Estel”
Priam menaikkan sebelah alisnya, seakan tidak terganggu dengan kekesalan sang putri.
“Jadi kau ingin kami membantumu mencari Hades, lalu mengambil sabit ibumu” tanya Lysander.
“Bukan hanya itu, aku juga diperintahkan untuk menemui Zeus seperti Hades, Haimdall tidak bisa melihat Zeus. kalian tahu dimana Zeus berada” Estel menatap Lysander polos.
Lysander mendengus seakan Estel menanyakan sebuah pertanyaan yang sangat tidak masuk akal.
“Apakah kau tidak mengetahui apapun tentang kejadian seribu tahun lalu Estel” Zale tidak bercaya sang putri tidak mengetahui tentang pertempuran terbesar para dewa dewi.
Estel menggeleng kepala binggung. Dirinya mengutuk kebodohannya karna tidak tahu apapun. Estel hanya memikirkan sabit itu.
“Kita harus bertemu Oracle Of Delphi hanya mereka yang bisa menjawab pertanyaanmu  Lysander menatap para ksatria seakan tahu ucapnya akan mendatangkan penolakkan.
“Tidak” jawab ke enam kstaria lainnya serempak. Lysander sudah menduga para ksatria akan menolak idenya. Oracle Of Delphi berada di daftar terakhir orang yang ingin mereka temui.
“Apakah kau tidak waras Lysander” Zale ingin meninju Lysander saat ini juga.
“Aku tidak ingin melihat ketiga wanita sialan itu” sambung Rivan. Sang ksatria menggertakkan giginya kesal.
“Kita tidak akan menemui mereka lagi” ucap Priam tegas. Ketiga Oracle itulah yang membuat nasib ketujuh ksatria Zeus menderita seperti ini, dibuang dari Olympus dan kehilangan pemimpin tertinggi mereka dalam pertempuran melawan Para Titan serta Cronus. Si tua bangka penipu.
“Kau ingat terakhir kali kita bertemu mereka, kita sudah berjanji tidak akan bertemu para Oracles lagi karna mereka pembuat b.e.n.c.a.n.a” marah Xander, Ionia mengusap dada Xander, menenangkan sang ksatria.
Lysander hanya bersedekap, menyugarkan rambut putihnya tenang “ayolah kita memerlukan mereka saat ini. kita tidak bisa menemukan Zeus tanpa penglihatan mereka. Kita sudah mencoba, lima ratus tahun jika kalian tidak lupa” Lysander menggeram marah “Kalian pikir menemukan tartarus gampang. Lagipula, mencari relik Zeus memerlukan ramalan mereka juga. Aku tidak lupa apa yang terjadi pada kita hanya saja ini mungkin kesempatan kita merebut kembali Olympus dan menemukan Zeus”.
“Tunggu dulu apa yang kalian bicarakan, Zeus tidak bersama kalian. Zeus dipenjara” Estel jatuh terduduk. Demi Odin bagaimana semuanya menjadi rumit.
Priam berdecak tidak suka tetapi dia sadar ucapan Lysander benar. Mereka tidak bisa menutup mata lagi. Mereka memerlukan Oracle Of Delphi.
“Kau memiliki waktu satu hari untuk melacak keberadan para wanita sialan itu, Lysander” Priam pergi dari ruangan pertemuan dengan gusar, amarahnya membuat tubuh Priam bergetar. Mimpi buruknya kembali setelah sekian lama.
“Kau akan menderita karna mencintai seorang anak Zeus, ksatria. kutukan itu akan kau tanggung selama hidupmu. Takdir kalian akan terikat tapi kalian tetapi terpisah. Darah sang anak Zeus akan membuatmu merana maka, jika kau ingin bebas korbankanlah ” Priam menggertakkan rahangnya marah persetan dengan ramalan itu. Para Oracles mengatakan itu lima ratus lalu tahun yang lalu ketika mereka baru saja melarikan diri dari Underworld. Mereka bertemu Oracles Of Deplhi untuk meminta bantuan mencari tartarus dan membebaskan para dewa Olympus. Mereka mengutuk hari itu, Oracles Of Delphi menipu mereka, mendatangkan kutukan mengerikan bagi para Ksatria.

Comment

ryindini

i love reading

5 Komentar

  1. ada beberapa kalimat yang nggak aku pahami. tolong kedepannya diperjelas, supaya bisa menghasilkan cerita yang lebih bagus. sejauh ini, cerita yang ditawarkan menarik. semangat terus berkarya!

    1. Makasih masukkannya ?

  2. Menarik…jd penasaran

  3. menurut ku kk pny jalan cerita yang bagus dan bisa menarik perhatian pembaca … tinggal penyampaian cerita nya aja ka dan masih ada beberapa typo

  4. Indah Narty menulis:

    Semangat selalu :lovelove