Matanya segelap malam, tubuhnya tinggi menjulang. Di mataku, dia masih sama seperti dulu, dan di hatiku, tak terkikis namanya walau kisahku kini hanya menjadi sebuah cerita.
Dulu seringkali aku berjijit untuk mencium bibirnya, memeluk lehernya dan membisikan kata cinta melebihi dunia. Sekarang hangatnya tawa telah terlupa. Dihempaskannya diriku dengan tega. Seringkali guratan kecewa tampak pada wajah tampannya, membuatku tersiksa tanpa kecupannya.
Aku kini menjadi tak kasat mata, tidak sebanding dengan emas dan permata dalam dekapnya. Saat dia lupa, kini aku menjadi tidak berharga. tangisku tak berupa, marahku membahana.
Cinta itu masih ada! Hangatnya masih terasa. Hanya mungkin terlupa dan menunggu untuk kembali pada tempatnya. Biar! Biar yang nyata menjadi legenda. Bukan cintaku melemah tak berdaya. Namun aku berkelana mencari setitik cahaya di tanah hampa. Benyanyi dan berlari dalam rimbunnya dunia. Hingga saat aku pulang, kau menyambutku dengan tangan terbuka.
.
❤