Gadis itu terpaku, diam dan berdiri dengan tubuh yang membeku. Meskipun sosok buruk rupa itu berlahan menghampirinya, hanya dadanya yang bergerak karna napas yang memburu. Malam tak menjadi penghalang, pepohonan pun tak dapat menyembunyikan dirinya, seolah malam itu, dunia ingin menunjukan keberadaan sang monster dengan jelas di hadapannya. Mahkluk buas yang haus darah, yang dengan keji membantai satu desa tak berdosa.
Tapi gadis itu tetap berdiri di tempatnya. Tak selangkah pun dia bergerak mundur. Tubuhnya yang gemetar dan bibirnya yang menggigil karena suhu udara di malam hari. Wajahnya yang pucat pasi hampir serupa salju malam ini, menunjukan dirinya yang sangat ketakutan. Sosok gelap itu menggeram, semakin dekat untuk menjangkaunya, semakin dekat untuk menghancurkannya.
Namun, semakin dekat monster itu berjalan kearahnya, gadis itu pun melangkah maju. Dengan Tangannya yang terulur, seolah berusaha menggapainya. Hari ini, dia telah memutuskan, boleh saja dia merasa takut, bahkan memang seharusnya gadis itu takut. Namun dia tak bisa berlari lagi, karena pada akhirnya, saat ini memang akan tiba. Karena itulah dia memutuskan untuk datang ke hutan ini seorang diri. Dia datang untuk mencintai sang sang Monster.
La