Vitamins Blog

Married life : 2

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

31 votes, average: 1.00 out of 1 (31 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Aku di bawa Regio ke ruangannya, dia mendudukkan ku di kursi depan kursi kebanggaannya.

” Kamu gak kasian sama mbak Miranda yang melas banget tadi???” Tanyaku penasaran.

” Aku malah kasian sama kamu, yang selalu ngasihani orang yang suka sama aku.  Aku malah ngerasa aku nggak berarti buat kamu, karena keacuhan kamu.” Jawab Regio menohok hatiku.

” Emangnya aku harus gimana?? Aku nggak ngerti harus ngapain setelah kira nikah saat ini.” Ku buka bungkus nasi Padangnya, ku ambil sendok plastiknya. Dan menyuapkan satu sendok nasi ke Regio.

” Hidup aku dari dulu selalu berkutat dalam sekolah, dan memasak. Aku pun tidak tau seperti apa sebuah keluarga” aku ikut makan, karena wanginya tercium enak.

“Belajarlah mengurusku, dan belajar mencintaiku. Seperti aku yang tergila-gila padamu.”  Ku suapkan lagi sesendok nasi Padang itu ke mulut Regio. Aku tidak bisa berkata-kata lagi, dan memilih diam.

” Aku antar ke caffe. Sekalian aku ada razia di daerah sana” selesai makan, Regio melingkarkan tangan kanannya di pinggangku. Kami berjalan bersama keluar ruangan.

” Bobby, ajak yang lainnnya yang akan operasi pakai mobil patroli. Saya akan pakai mobil saya sendiri sekalian nganterin nyonya Eaglynd pulang.” Regio memperkenalkan aku tanpa basa basi ke teman temannya. Aku sungguh malu, melihat beragam reaksi mereka dan tidak enak pada mbak Miranda yang kebetulan lewat.

” Jadi beneran komandan udah nikah, kirain cuma hoax. Selamat ya komandan, istrinya cantik banget.” Seru pak polisi di pojok.

” Yah, padahal tadi mau minta nomernya. Buat dijadiin calon, ternyata udah taken. Sama bis lagi. Tapi nyonya komandan kalo khilaf, lupa sama komandan. Inget saya ya, saya bersedia jadi pengganti nya.” Regio langsung melemparkan pajangan di meja depan ke pada polisi yang ngomong itu, yang untungnya bisa dihindari olehnya.

” Galak banget si Ndan orang cuma bercanda, gak dapet jatah ya dari kemaren.” Gerutu orang itu.

” Bercanda kamu gak lucu, saya duluan.” Regio menarikku untuk berjalan ke mobil, selama perjalanan kami saling diam dengan pikiran masing-masing.

” Udah sampe, kamu gak mau turun??” Tanya regio.

” Temenin, aku mau bawa cake buat temen-temen kamu. Aku mau ikut kamu tugas.” Selama perjalanan tadi, aku sudah memikirkan hal apa yang akan aku lakukan untuk keluarga kecilku ini. Mulai dari ikut melihat kegiatan kerjanya yang aku tidak tahu. Untuk mengenal jauh seorang Regio.

” Serius kamu mau ikut??? Panas lho disana” Regio sendiri terlihat kaget akan keinginanku yang tak biasa.

” Biarin, aku mau ikut.” Rajukku.

” Baik nyonya, laksanakan.” Regio mengantar ku mengambil beberapa cake untuk teman temannya. Juga beberapa botol isotonik untuk mereka.

” Jangan terlalu baik sama yang lain, ntar mereka ngelunjak.” Nasehat Regio saat melihat barang bawaan ku.

” Sekali kali sayang… Gak papa kan.”

seinnabilla

Punya imajinasi tinggi terhadap ide cerita. Tapi tidak bisa menguraikan cerita itu sendiri.

5 Komentar

  1. aw aw dh mulai manggil sayang nih hihii….pasti regio lngsg baper haha

  2. Wahhh…. Typo…. Ckckck…

  3. Miranda kuciwa ni yeeee….

  4. alurnya lugas sama enak dibaca,…….good job for your story

    1. Wah masa!!! Padahal menurutku ini tuch acak acakan dan jauh dari kata bagus. Makasih ya pujiannya. Ini tuch kelanjutannya stuck. Hehe..