Vitamins Blog

Love Prisoner 5

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

Love it!18 votes, average: 1.00 out of 1 (18 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...



Loading…

 

 

 

 

Cinta Pertama

 

“Sasuke-kun.”

 

Sasuke terkesiap, nada suara ini Sasuke sangat hafal pemilik suara cempreng memekakakan telinga. “Sakura, apa yang kamu lakukan disini.”

 

“Sasuke-kun. Kamu membuatku tersinggung dengan pertanyaan konyolmu. What I’m doing here?! Tentu saja aku kesini karena kamu. Kamu memintaku datang. Jangan bilang kamu lupa.”

 

“Aku…” Sasuke menggantung kalimatnya. Benaknya tiba-tiba dipenuhi ingatan kejadian yang membuatnya nyaris sesak nafas, oh no way, it couldn’t  be happening, right.

 

“Sasuke-kun, everyting okay now, wanita jahat itu pasti sudah mempengaruhimu seperti ini. Aku khawatir sekali membaca pesanmu itu. Kamu terdengar sangat putus asa dan tertekan. Perasaanmu sekarang itu palsu, itu tidak nyata.”

 

“Aku gak tau apa maksudmu Sakura.” kata Sasuke tajam “Naruto gak pernah mempengaruhiku.”

 

“Lalu kenapa ekspresi wajahmu seperti itu, like you’re fall…”

 

“Yes, maybe I’m.” potong Sasuke cepat, tiba tiba kepalanya mendadak nyeri. Kalau ingatannya benar, Naruto tak boleh sampai mendengar rekaman itu. Sama sekali tak boleh. “Naruto, dimana dia. Kamu pasti tadi menemuinyakan? Dan jangan bilang tadi kamu menunjukan rekaman itu? Waktu itu aku mabuk, bahkan aku tak ingat apa yang kulakukan hari itu” tanya Sasuke frustasi, tangannya mencengkram lengan Sakura membuat gadis musim semi itu berjengit kesakitan.

 

“Ya aku menunjukkan kepadanya agar ia sadar kamu gak tertipu akting sok polosnya. Dan hari itu suaramu gak terdengar suara orang mabuk Sas, paling gak kamu harus mengakui yang satu itu.” teriak Sakura, membuat orang-orang disekeliling tempat itu menolehkan kepalanya. Sakura menggeram marah, merasa sakit hati. Ia sudah menyukai Sasuke bertahun-tahun dan Sasuke tak pernah membalas satupun perasaannya. Dan sekarang lelaki itu terang-terang bilang ia jatuh cinta pada gadis lain. “Dia meninggalkanmu sekarang Sasuke-kun, kenapa kamu harus memilih cewek yang memilih meninggalkanmu.”

Sasuke menatap gadis didepannya itu dengan tajam, aura hitam mulai keluar dari tubunya membuat Sakura tanpa sadar melangkah mundur, Sasuke membalikkan tubuhnya dan berkata. “I don’t care what’s she feel’s. She’s mine. Dan pastikan kamu menghapus pesan suara itu. Jangan membuatku marah Sakura, seharusnya kamu gak usah ikut campur masalahku. Kau harus ingat rekaman videomu setahun lalu jangan buat aku menyebarkan itu ke internet. Mulai sekarang jauhi aku dan Naruto,aku serius.”
“Kamu jahat Sasuke-kun.” lirih Sakura, dia tergugu menunduk sambil berurai air mata.
°°°°°°°°°°
Hampir sepanjang perjalanan bis ke Tokyo dihabiskan Naruto sambil menatap panaroma dikejauhan. Otaknya masih kosong, seperti mendadak kewarasannya terampas begitu saja. Ia mengabaikan puluhan panggilan telepon dari si brengsek itu, Naruto masih cukup marah untuk sekedar mengucapkan namanya, sampai kemudian Naruto memyerah dan memilih menonaktifkan smartphone miliknya, Naruto tak yakin bisa menahan diri untuk tidak berteriak jika mendengar suara lelaki itu.
“Naruto.” Naruto tertegun, tanpa menoleh ia tahu pasti pemilik suara itu. “Uzumaki Naruto?” suara itu makin mendekat dan Naruto tak punya pilihan lain kecuali menoleh, sekilas ia melihat kaca jendela dan bersyukur tak ada jejak-jejak airmata disana. Ia tersenyum lebar kepada sosok yang kini duduk manis disampingnya. Tanpa bisa dicegah hatinya tiba-tiba menghangat, orang bilang first love never dies, baru sekarang Naruto paham maksudnya.
“Sasori.” sapa Naruto canggung, kejadian di taman Ueno tadi sementara terlupakan.
“Astaga, ini benar kamu.” ucapnya tak percaya. “Gak nyangka bisa liat kamu disini.”
Mendadak Naruto mendelik, nada santai lelaki itu entah kenapa membuatnya jengkel. Setelah meninggalkannya seperti itu ia berbicara seolah tak terjadi apa-apa.  “Harusnya aku yang bilang begitu. Apa yang kamu lakukan disini? Terakhir kudengar kamu tengah berada di Paris.”
Mata Sasori berkilat lucu, mulutnya mengulum senyum sembari berkata. “Dan kupikir kamu tengah berada di Tokyo sekarang. Kurasa kita berdua sama-sama salah.”
“Fotografer ?” tanya Naruto melirik kamera yang menggqntung dileher Sasori. “Melihat kesukaanmu pada patung kupikir kamu bakal menggeluti seni pahat.”
“Aku berubah pikiran, sejak tiba di Paris aku berusaha menyesuaikan diri. Aku benar-benar minta maaf untuk tidak menghubungimu, banyak yang terjadi dan aku harus bekerja sangat keras untuk bisa bertahan. Dan selanjutnya kau tau sendiri.”
Raut wajah Sasori membuat Naruto terdiam. Walaupun rasa kecewa itu masih ada, Naruto sadar dia tak berhak marah, mereka bukan sepasang kekasi, seperti halnya dengan si -brengsek- itu, mengingatnya membuat mood Naruto jelek seketika. Untungnya suara speaker bis mengumumkan pemberhetian berikutnya membuat Naruto punya alasan untuk kabur dari suasana canggung itu. Setelah sebelumnya mereka bertukar nomer email Narito bergegas menuju pintu keluar. Sepuluh menit perjalanan jalan kaki ke rumah keluarganya kepala Naruto dipenuhi bayangan 4 tahun lalu tanpa bisa dicegah.
°°°°°°°°°°
Naruto menghindarinya. Sasuke yakin akan hal itu, nomer telepon yang mendadak tidak tersambung, akun sosial media yang tiba-tiba juga tak terhubung, gadis itu juga pasti sudah memblokir akun medsos miliknya. Sasuke juga mencoba pergi kerumah Naruto, berkali kali malah tapi nyonya Kushina dengan nada meminta maaf selalu bilang Naruto tidak ada. Singkatnya Naruto menutup akses Sasuke untuk berkomunikasi dengan dirinya. Sasuke sungguh benci situasi seperti ini, Naruto menghindarinya sehingga dia tak bisa menjelaskan kesalahpahaman ini, walapun memang Sasuke akui ia ikut andil dalam masalah ini. Berulang kali Sasuke mengirim bunga matahari kepada Naruto pun tampaknya sia-sia karena keesokan harinya ketika berkunjung kesana Sasuke mendapati rangkaian bunga cantik itu teronggok menyedihkan ditempat sampah. Renungan Sasuke terputus begitu saja ketika telinga mendengar alunan musik klasik yang tiba-tiba terdengar, dance party sekaligus penggalangan dana entah untuk apa yang dengan terpaksa dihadirinya, salahkan Itachi yang dengan seenaknya pergi keluar negeri untuk menonton jazz festival, hingga akhirnya Sasuke harus mewakilinya hadir saat ini, padahal sejujurnya kalau boleh memilih Sasuke lebih memilih mengasingkan dirinya dikamar berharap satu saja pesannya pada Naruto akan dibalas, hahh benar-benar menyedihkan. Mata Sasuke memindai kerumunan dengan malas sampai akhirnya matanya terpaku pada gadis bergaun ungu diseberang ruangan. Sasuke yakin itu Naruto, ia tampak cantik sekali malam ini, walaupun ia selalu cantik setiap waktu, rambut blondenya disanggul rapi, dengan beberapa helai yang dibiarkan bebas ditengkuknya, fukus Sasuke pun beralih pada sosok disamping Naruto, lelaki berambut merah yang tampak asyik mengobrol dengan Naruto dan yang lebih membuat Sasuke marah adalah rona merah tipis yang menghiasi pipi Naruto.
‘Who the hell is he.’
Deretan pertanyaan mulai membanjiri benak Sasuke membuatnya senewen, dengan tergesa gesa ia pergi ke bagian penerima tamu dan meminta-memaksa- para petugas disana memberikan daftar tamu undangan, matanya dengan cepat nemindai nama disamping nama Naruto, dan lima menit kemudian ia menemukannya.
Akasuna Sasori. Sasuke mengeja nama itu dalam hati, menyusun berbagai rencana untuk menjauhkan serangga itu dari Naruto tapi sebelum itu ia harus membereskan masalah rekaman itu, andai saja malam itu ia tidak mabuk, ia tidak bakal bertindak bodoh dengan menerima dare Shika dan kekacauan menyedihkan ini tak perlu terjadi.
TBC
Lagi lagi gaje, tapi sudahlah daripada ngaret update mumpung belum disibukkan oleh kegiatan diduta yang sebentar lagi bakal menggunung. Thanks banget yang udah ninggalin vote juga review, bisa dibilang itu penghiburan bagi saya ketika tengah menyelesaikan tulisan gaje ini.Deretan pertanyaan mulai membanjiri benak Sasuke membuatnya senewen, dengan tergesa gesa ia pergi ke bagian penerima tamu dan meminta-memaksa- para petugas disana memberikan daftar tamu undangan, matanya dengan cepat nemindai nama disamping nama Naruto, dan lima menit kemudian ia menemukannya.
Akasuna Sasori. Sasuke mengeja nama itu dalam hati, menyusun berbagai rencana untuk menjauhkan serangga itu dari Naruto tapi sebelum itu ia harus membereskan masalah rekaman itu, andai saja malam itu ia tidak mabuk, ia tidak bakal bertindak bodoh dengan menerima dare Shika dan kekacauan menyedihkan ini tak perlu terjadi.
TBC