Vitamins Blog

Story Of My Love

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

Dulu aku berpikir hidupku ini kurang beruntung, namun ternyata pemikiranku itu salah besar. Aku ini terbilang sangat beruntung sekali. Beruntung karena memiliki orang yang menyayangiku sepenuh hati. Hal yang tidak semua orang bisa miliki.

 

Suatu saat dia pernah berkata “Saya sama sekali tidak suka padamu, tapi saya sayang..”

 

Ya, tanpa harus di jelaskan lagi aku sudah paham apa maksudnya. Dan aku tak pernah jemu mendengarnya andai dia berulang kali mengatakannya. Bagai alunan melodi indah yang mengalun di tengah indahnya musim semi.

 

Kita memang dekat, tapi fisik kita jauh. Tak sampai satu bulan atau satu tahun sekali kita bisa bertemu secara langsung. Hanya pertemuan sekilas tak mencapai 10 detik yang sering terjadi pada kami. Namun semua itu tidak sama sekali melunturkan perasaannya. Berbeda denganku yang telah berulang kali membuatnya kecewa, menberinya sakit yang dalam, tapi setelah semua yang aku lakukan dia masih bertahan dengan perasaannya itu. Alangkah beruntungnya perempuan ini.

 

Jujur, aku merasa bersalah dan sangat menyesal telah pergi dan meninggalkan luka. Sangat. Namun sesalku bukan tanpa arti, kini aku lebih mengerti seberapa berarti dan berharganya dia. Seorang yang tak akan pernah aku temukan lagi selain dia untukku.

 

Banyak yang dia lewati setelah aku pergi, sama sekali tanpa pengetahuanku. Berbeda dengannya yang masih setia mengawasi hidupku dalam diam. Dia pengingatku. Orang yang selalu bisa mengembalikanku ke jalan yang lurus. Tak memaksa hanya sekedar mengingatkan dengan ucapan yang lembut.

 

Aku tak pernah merasa di tuntut oleh perkataanya, aku tak pernah merasa dia memaksakan semua kehendaknya padaku. Tidak sama sekali. Bahkan setiap dari peringatannya terselip kata ‘Semua itu hak kamu, kamu bebas ngelakuin apa yang yang kamu mau. Disini aku hanya mengingatkan’. Siapa coba yang tidak luluh mendengarnya? Gunung es pun bisa meleleh bila mendengarnya.

 

Dia itu dingin. Tapi tidak padaku. Dari sebuah novel yang aku baca bilang ‘Tidak selamanya yang dingin itu membekukan. Kadang yang dingin itulah bisa jadi yang paling meluluhkan’. Awalnya aku berpikir sama seperti orang lain, itu hanya sebuah rangkaikan kata yang membuat setiap orang terutama wanita berharap hidupnya seindah karya fiksi. Namun itu kini tidak hanya menjadi angan-angan buatku, itu semua terjadi dalam hidupku.

 

Seseorang yang paling aku abaikan, kini menjadi yang aku pertahankan. Sungguh mengejutkan bukan mengingat 2 tahun kami menjadi teman sekelas waktu sd, tak sekalipun kita pernah bertegur sapa.

 

Bukan tak tahu sedari dulu dia menaruh rasa padaku, hanya saja aku terlalu sibuk dengan duniaku. Hingga akhirnya dia pergi tanpa pernah mendapat sapaan dariku.

 

Namun berkat rencana Allah kita di pertemukan kembali dengan cara yang tak di sangka-sangka. Sebuah keisengan temanku yang kini berakhir indah. Tidak, kisah ini belum berakhir.  Setelah bertahun-tahun lamanya dia pergi, pada akhirnya dia pulang kembali.

 

Dia kembali dengan perasaan yang aku kira hanya sebatas rasa suka seorang anak kecil, namun untuk kesekian kalinya aku salah. Rasanya itu masih menetap hingga kini, hingga dia berubah menjadi sosok yang lain bukan sosok seorang anak laki-laki yang bahkan tingginya tidak melebihi tinggiku.

 

Rencana tuhan memang indah bukan? Aku percaya semua itu.

 

Semenjak itu kami dekat, hingga berlanjut menjalin sebuah hubungan. Hubungan kami berjalan lancar tanpa orang ketiga atau rumor-rumor tak sedap lainnya. Dalam rentang waktu kami menjalin hubungan dia berhasil merubahku menjadi sosok yang lebih beradab daripada sebelumnya. Dia berhasil membuatku menetapkan perasaan pada satu orang saja.

 

Dia berhasil merubahku meski bisa di bilang hidupnya saja tidak bisa di bilang lebih baik dariku. Katakan saja dia badboy. Seorang yang hobi membolos, merokok, kabur dari sekolah, kabur dari rumah, nongkrong hingga larut malam bahkan mungkin hingga pagi, meski begitu dia tau batasan dan tetap mengerti cara menghormati guru. Bahkan teman-temannya saja tidak bisa aku kategorikan golongan orang yang baik. Miris sekali.

 

Mungkin hanya saat itu aku berperan dalam hidupnya, tak jemu terus melarangnya melakukan hal yang tidak aku anggap baik itu dan dia juga sadar semua yang dia lakukan itu memang tidak baik. Huh, bagaimana dia ini sadar tidak baik tetapi masih tetap di lakukan?!

 

Jangankan untuk bertindak benar, untuk sekedar sembahyang pun dia jarang melakukannya sehingga aku harus memaksanya terlebih dahulu. Caraku ini memang memaksa namun itu juga demi kebaikannya, karena aku tidak tau harus menggunakan cara apa lagi. Hingga pada akhirnya dia menuruti perkataanku meski awalnya terpaksa mungkin. Mungkin.

Secara perlahan dia mulai kembali terbiasa, kembali rajin beribadah. Saat itu juga Allah menyadarkan dirinya, dia perlahan beranjak meninggalkan dunia gelapnya. Kembali bersekolah meski kebiasaan kaburnya itu masih sering dia lakukan sesekali. Aku diam. Membiarkan setiap kebohongannya. Sampai semua terbongkar dengan sendirinya, pada saat itulah dia benar-benar tersadar dan tidak lagi melakukan semua itu.

 

Semenjak itu dia berubah, bukan caranya bertindak padaku melaikan caranya untuk hidup. Dia menjadi orang yang benar, bahkan mungkin lebih benar daripada diriku sendiri.

 

Meski sadar akan itu semua aku malah pergi di saat dia telah menjadi sosok yang lebih baik. Bodoh bukan? Ya aku mengakui hal itu.

 

Hubungan kami kandas dalam jangka 1 setengah tahun. Pada saat itu memang aku tidak merasakan apa-apa selain ingin cepat mengakhiri hubungan yang sudah beranjak jenuh ini, namun kini aku sangat menyayangkan pemikirian bodohku saat itu.

 

Kurang lebih satu setengah tahun pula kita terpisah. Aku dengan duniaku yang kembali semakin liar, dan dia yang mulai memperbaiki diri sembari memendam rasa. Bahkan tak dapat aku bayangankan rasa sakit yang dia alami dikala aku meninggalkan setelah mendiamkannya selama sebulan tanpa kabar sedikitpun. Sakit? Tentu kini aku sadar betapa menyakitkannya itu, namun nasi telah menjadi bubur hal yang terjadi tidak akan pernah bisa kembali seperti semula.

 

Kini aku kembali padanya. Bukan dia yang kembali padaku karena memang sejak awal aku lah yang pergi. Kembali setelah sadar semua begitu luar biasa berarti.

 

Tak lama ini dia bercerita hari-hari setelah kepergianku. Dia berkata dia bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tidak dia kenali. Bapak itu membicarakan tentang masadepan ‘dia’. Seseorang yang bapak itu sebut sebagai jodoh dia kelak. Seseorang perempuan bodoh yang pergi meninggalkan dia dengan alasan yang tidak jelas. Perempuan yang telah dan akan terus meninggalkan luka dan membuatnya kecewa bahkan hingga dia dewasa nanti.

 

Tentu saja dia bingung dan tidak tau menahu tentang siapa sosok perempuan yang di bicarakan bapak itu. Lantas kembali bapak itu berkata “Jodoh kamu itu deket, kalau kamu bisa tahan sama cobaannya. Karena dia bakal sering menciptakan luka dan membuatmu kecewa bahkan hingga kalian dewasa kelak. Tapi kalo kamu tak mau dengannya, selain dia jodoh kamu itu jauh.”

 

Mendengarnya dia semakin bingung dan kembali bertanya “Siapa pak yang bapak maksud?”

 

Kemudian bapak itu kembali menjawab “Kamu gak usah khawatir karena sebenarnya dia lebih sayang daripada kamu sendiri”

 

“Lantas bagaimana saya bisa mengetahui siapa dia pak?”

 

“Kamu bisa merasakannya kalo kamu itu merasa nyaman bersamanya, bahkan perempuan itu sendiri merasa lebih nyaman daripada apa yang kamu rasa. Hidup kamu bakal bahagia, sangat bahagia. Kamu bisa dapetin apa yang kamu mau, sukses di kala muda juga seseorang yang kamu idamkan itu. Namun ingat cobaanya itu sama sekali tidak mudah!”

 

Senyumnya mengembang seiring berakhirnya ucapan bapak itu.

 

“Tapi tunggu, perempuan itu tak sedekat apa yang kamu pikirkan tetapi hati kalian serasa dekat. Karena bapak tau kamu itu dingin sama perempuan. Suatu saat kamu bakal tau, karena marah, kesel, seneng, ataupun sedihnya dia pasti akan selalu berakhir di pelukan kamu. Kamu bakal tau..”

 

Dia masih terdiam membayangkan bayangan indah yang di gambarkan bapak itu. Namun gumaman sangat pelan dari bapak itu kembali meraih fokusnya.

 

“Tapi penyesalan akan di rasakan perempuan itu. Dia tidak akan bisa melupakanmu. Karena…” sejenak bapak itu tersenyum. “dia gak akan pernah bisa nemuin lelaki seperti kamu lagi”

 

Lagi-lagi dia di buat tersenyum mendengar perkataan bapak itu, seperti mendapat kabar gembira dari langit.

 

“Sebenernya dia belum sadar sama sifat asli kamu, karena kalo bapak jadi perempuan itu bapak gak akan pernah lepasin kamu. Kamu itu terlalu baik”

 

“Tapi sebenarnya siapa pak?” tanya dia lagi.

 

“Kamu bakal tau sendiri..” bapak itu menghela nafas sejenak. “Bapak kasian sama kamu.. Kamu itu cuma di jadiin pelampiasan sama perempuan itu dikala dia merasa kehilangan arah. Kamu terlihat seperti lelaki bodoh hehe. Tapi inget cobaannya itu tidak gampang”

 

Kemudia bapak itu bertanya “Kamu gak mau nyerah, nak?”

 

Dia menjawabnya dengan yakin “Sama sekali nggak pak”

 

“Mending kamu sama anak bapak mau gak? Anak bapak perempuan, cantik kelas tiga SMA. Kamu orangnya sederhana, kalem bapak suka. Yakin anak bapak bakal bahagia walaupun hidup sederhana” tawa bapak itu.

 

Kemudian dia menjawab “Maaf saya gak butuh cantik atau apapun. Saya hanya sayang sama satu orang, saya yakin anak bapak bisa menemukan yang lebih baik daripasa saya pak” tolaknya secara halus.

 

“Luar biasa kamu itu benar-benar tulus sama perempuan itu. Tapi gimana kalo dia lumpuh?” bapak itu kembali melontarkan pertanyaan.

 

Dia tersenyum “Saya akan lebih sayang lagi pak saya gak peduli”

 

“Subhanallah, udah bapak nyerah” timpal bapak itu.

 

Indah bukan? Bahkan aku masih tidak menyangka bahwa itu adalah sebuah kejadian nyata bukan sebuah cerita yang sering aku baca.

 

Dia memberikan bukti tidak hanya sebuah janji. Kata-katanya memang manis tetapi tak seperi bualan buaya darat. Semua yang dia ucapkan terbukti kebenarannya.

 

Setiap mimpi-mimpi aneh yang aku alami terhubung dengan setiap pecakapan mereka tadi. Yang mungkin mimpiku itu hanya di anggap sebuah kemustahilan belaka bagi orang lain. Tetapi tidak buatku, aku percaya itu semua bukan hanya sekedar mimpi. Aku menganggap semua itu merupakan pertanda bagi Allah meski aku belum bisa menyebutnya pasti, namun setidaknya aku percaya semua itu.

 

Sekali lagi kukira duniaku hanya sebatas kebahagiaan fiksi, tetapi ternyata kebahagiaan yang nyata telah menanti. Semua mimpi-mimpi dan hayalan tak ubahnya sebuah doa bagiku, hingga kini Allah menyicil satu persatu mengabulkannya.

 

Sosok dingin namun romantis, dan mencintaimu dengan setulus hati,  itukan yang sering kalian temukan dari wattpad? Tentu kalian pasti mengidamkannya bukan? Tapi itu kini bukan mimpi buatku berkat mimpi-mimpi itu.

 

Oleh karena itu jangan pernah jemu untuk terus bermimpi setinggi mungkin namun jangan pernah termakan oleh mimpi kalian itu. Karena terkadang tidak semua mimpi itu terkabul dan malah menjatuhkan kita jauh ke dasar. Tapi hidup tanpa mimpi itu terasa hampa menurutku.

 

Dan yang terpenting bila kalian menemukan seseorang yang tulus padamu, bukan hanya sekedar manis di bibir tapi juga penuh dengan pembuktian. Maka jangan pernah tinggalkan dia jika kamu tak ingin merasakan penyesalan yang sangat dalam.

4 Komentar

  1. Ini beneran curhatan kamu ya? Cerita yg sungguh luarbiasa aku salut dngn kisah kamu dan si dia. Cinta yg tulus akn selalu menarik seseorang untk pulang. Semoga kalian akn sllu diberikan kebahagian..

    1. Yeah, ini memang kisahku. Memang indah tapi sungguh tidak mudah. Terima kasih atas doanya.. Dan terima kasih telah membaca ?

  2. Siapakah bpk2 itu y,,, bs baca jodoh org ??.. Tp untungnya cowo km udh berubah y,,terus hatinya tetep ke km.. So sweet.. Selamatt y?? :cintakamumuach

    1. Orang misterius sampe sekarang juga dia gak tau bapak itu siapa ? Terimakasih terimakasih.. Semoga kamu juga nemu yg tulus juga ya..