Vitamins Blog

Kella Rumble — 01

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

16 votes, average: 1.00 out of 1 (16 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

Di hadapannya telah tersedia Green Tea, tapi Petter lebih memilih tenggelam dalam pemikirannya ketimbang segera meminum pesanannya.

“Tugasmu menumpuk?” Jess, gadis berambut ikal pirang yang memutuskan menyemirnya menjadi warna hitam pekan lalu, memberengut. “Halo, Tuan Johnlay, kau sedang di mana?”

“Eh?” Petter tergelagap. Buru-buru dia menyesap tehnya setelah sahabatnya itu mengetuk meja lingkaran yang mereka tempati beberapa kali dengan pandangan mencemooh. “Kau tadi bilang apa?”

“Kau kebanyakan tugas? Kulihat sejak tadi kau melamun. Atau sedang dalam masalah? Kau baru dimarahi ibumu? Atau uang sakumu habis? Atau belum menstruasi bulan ini?”

“Apa-apaan?!” Petter menyergap tumpukan buku yang diletakkan di sebelah tehnya. Dia baru menyadari bahwa ini tempat umum, dan bisa saja dia dituntut pelanggaran atas kekerasan pada perempuan.

Jess tertawa terpingkal-pingkal. Dia merasa menang. “Tenang saja. Untuk yang terakhir itu, aku punya obatnya.”

Petter menyipit, sementara bibirnya menipis menahan ledakan kekesalannya. Lalu, dia menyerah. Jess selalu menyebalkan. Selalu begitu setiap hari. “Wawancara. Aku harus membuat biografi seseorang. Yang menggangguku adalah, siapa orang yang jadi sasaran dalam tugas ini?”

“Tentu saja yang ada di hadapanmu sekarang!” Jess bergerak mundur. Bersandar pada kursi. Dia selalu santai dan bertindak konyol jika dengan Petter. “Halo, namaku Jess Phillips. Aku menekuni bidang fotografi. Setiap hari aku memoto. Hasilnya unik-unik. Ada Petter yang sedang menguap jelek. Wajah kesal atau wajah marah Petter ketika dia sedang menstruasi. Wajah …”

“Sudah kuduga. Keseharianmu itu tidak pantas untuk dipublikkan. Lagipula, aku tidak tertarik pada profesi fotografer. Kau, apalagi. Riwayatmu itu tidak berkelas sama sekali.” Petter mengakhiri dengan mengangkat sebelah alisnya.

“Wah, aku berhasil mengembalikan mood-mu, rupanya.”

“Ya, terima kasih sudah berhasil memancing kekesalanku.”

Jess mengangguk. “Sama-sama.” Lalu, dia kembali menyondongkan tubuhnya pada Petter. “Kembali pada topik. Jadi, apa aku bisa membantumu mencarikan subyek tugasmu? Profesi yang kau inginkan? Orang terkenal?”

“Tepat. Orang terkenal, Jess.” Petter tersenyum lebar, lalu menangkupkan kedua tangannya pada pipi Jess. “Karena aku sangat menghormati tugas ini, aku akan memperkecil pilihanku tentang orang terkenal yang bagaimana yang akan menjadi subyekku.”

***

Britania bulan ini diguyur salju. Jalannya telah dirapikan oleh petugas, ditumpuk di sisi-sisi jalan dengan bantuan kendaraan milik pemerintah.

Petter Johnlay berjalan hening dengan tangan dijejalkan pada saku mantel. Dia adalah pribadi yang sempurna, yang berusaha melakukan tujuannya sampai benar-benar berhasil. Secara sempurna pula, tentunya. Dan setiap pekerjaannya, harus ia prrhitungkan matang-matang.

“Anak Muda, jangan melamun saat berjalan.”

Petter kembali tergeragap. Ini kedua kali. Sepertinya dia harus benar-benar mencetuskan siapa yang akan menjadi narasumbernya sebelum dia terlihat seperti orang kurang waras.

“Eh, Bibi Kim ….” Petter menggaruk tengkuknya. “Masalah anak muda sedikit rumit.” Selorohnya, sebelum tertawa.

“Segeralah pulang. Aku dan ibumu baru saja membuat resep baru di rumahmu.” Wanita paruh baya itu tersenyum keibuan. Dia sangat akrab dengan tetangga sebelah.

“Kalian memang kompak.” Petter mengangguk, lalu melambaikan tangannya.

Masih beberapa langkah menjauhi Kimmy, dia membalikkan badan dan berlari. Menaiki tiga undakan rumah tetangganya itu dengan tergesa.

Dia sempat melupakan sesuatu.

Melupakan sesuatu yang berharga.

“Bibi Kim!” Petter menangkup bahu wanita paruh baya itu. “Bukannya Bibi punya anak seorang kritikus? Bisakah aku tanya beberapa hal tentangnya? Ini tugas jurnalisku. Kumohon.”

 

***

 

Catatan Penulis: Kella disimpan dulu. Haha. Terima kasih, yang sudah membaca atau yang meninggalkan jejak.

7 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Omg omg omg
    Knp pda update di jam2 laper bgni haha
    Vote dlu kk
    Petter ya petter hihi

  2. Voteeee duluuuu :BAAAAAA

  3. Vote dulu ya, baru baca, hihi

  4. Wah beneran disimpan nih kella nya, isinya khusus Peter ya episode ini

  5. farahzamani5 menulis:

    Nahhh mga part depan ketemu sma kella btw ngapa petter suka ngelamun yak emmmm ada yg dipikirin kah, apa dah mikirin kella aja ehhh haha, ketemu aja blom yak
    Ditunggu kelanjutanny
    Semangat trs ya

  6. fitriartemisia menulis:

    hmm peter jalan sambil ngelamun..atiati ah hehe

  7. Ditunggu kelanjutannya