“Bapakmu sudah berada di surga nak. ”
Entah sudah keberapa kalinya emak menjawab seperti itu ketika aku bertanya tentang sosok lelaki yang harusnya menjadi tulang punggung keluarga kecil kami. ‘ Surga ‘ pikirku miris, mungkin waktu aku masih 7 tahun dongeng itu sanggup menenangkan batin tapi sekarang umurku sudah 17 tahun mak, dan bisik bisik tetangga itu bisa kumengerti sepenuhnya.
” Bapakmu itu nikah lagi sama janda kota sebelah. ” Kata bik Yah penjual rujak samping rumah, akh waktu itu usiaku masih 11 tahun mak, kuingat wajahmu menyendu ketika aku bertanya maksud kata kata bik Yah. Sejak itu aku belajar menutup mulutku mak, tidak ingin lagi melihat gurat sedih diparas rentamu. Mesti mpok Jah dan ibu ibu tetangga itu masih sering membuat versi cerita kemana bapakku pergi.
Emakku emak yang kucinta, yang setiap harinya berpanas panas di emperan toko di pasar menjual jenang campur dan bubur kacang ijo demi mengepulkan dapur kami, membayar biaya sekolah yang masih terasa mencekik leher walaupun sudah dibantu dengan beasiswa dari sekolah, pernah sekali emak bertanya tentang kelanjutan sekolahku, aku terdiam emak terdiam. Walau aku tau pikirannya tengah menghitung biaya ini itu yang sebagian besar tak bisa dipahaminya. Aku mendekapnya erat, berbisik ditelinga beliau keputusan kecil tentang mencqri kerja, mungkin ikut bekerja bersama mbak Marmi, sepupuku menjaga toko baju di toko besar. Dan semenjak itu aku menambah daftar pertanyaan tabu yang tak boleh dibahas, kuliah dan bapak. Jadi kusembinyakan form beasiswa yang kudapat dari pak Agus guru akuntansi sma ku, akh cuma meringankan 50% pikirku, aku tak ingin menyusahkan emak dengan segala kebutuhan sekolah yang tak ada habisnya.
Suara guntur makin terdengar dikejauhan, kueratkan selimut tipis usang bercorak batik mencoba menghangatkan tengkukku yang meremang, sekelebat kulihat cahaya samar lewat celah pintu kamarku, mungkin emak sedang tahajud pikirku. Rasa penasaran menggelitik otakku, kulangkahkan kali perlahan menelusup ke kamar emak, kubuka sedikit celah pintu dan kulihat tubuh emak yang makin renta itu tergugu, mengadu kepada Sang Kholik tentang rindunya akan bapak, doanya agar bapak baik baik saja, tentang harapan besar agar aku bisa meraih gelar sarjanaku.. Mataku memanas, aku tau memgapa tak pernah kulihat air mata emak menetes selama ini, Beliau meluapkannya dalam sujud sujud terdalamnya, dalam tilawah tilawah malam di ujung sepi, hanya ada beliau dan para malaikat yang bertasbih. Dalam hati.aku berjanji, besok akan kuserahkan pengajuan beasiswa ku, teringat tawaran Pak Beno untuk menjaga warnetnya saat malam, akh mungkin sedikit kerja keras bisa membantu, yang terpenting aku sudah berusaha.
Terharu baca story ini :PEDIHH
Bagus, bisa diambil hikmahnyaaa :YUHUIII
Oiyaaa tambahkan tulisan [ratings] dibagian atas cerita yaa supaya kami bisa kasih tanda love untuk karya mu.
Pake [r] di depan
Pake [s] di belakang tanpa spasi
Tulisannya [ratings] harus diketik manual yaaa, kalau di copy nanti ga muncul love nya.
Selamat mencobaaaaa
Makasih ya sarannya… :tepuk2tangan
Nah udah bisa di vote. Hehehe okaayyyy :KISSYOU
Huuuuuuuuua Alfra Baper :PEDIHH :PEDIHH
:PATAHHATI :PATAHHATI ,
Emakkkkkkkkk
Cinta emak sma anakny tuh dlm bngt ya, tiap tetes air matany tuh berharga bngt
Huaaaa :PATAHHATI :PATAHHATI :PATAHHATI
Ditunggu karya2 lainnya
Semangat trs ya
Nahh dah dijelasin panjang lebar cara penulisan ratings nya sma sela nnt dicerita2 lainny jngn lupa ttp ditulis ratingsny ya ka hehe
Iya, maksih dukungannya. Sorry ya banyak typo soalnya kalo lewat hp agak susah buat ngeditnya…
Ga apa2 ka
Ini saling mengingatkan aja ya hehe
Semangat ka
Nama kita ga pernah luput dr doa ibu,,, iikut larut sedih bacanya :PEDIHH
Inspiratip bgt kisahnya,, ini nyata y
50% mungkin. Bedanya ayahku gak kemana mana dan cinta ma ibuku meski beliau udah lama tiada.
Hiks, bikin baperrr bacanya :PATAHHATI :PATAHHATI
Tujuannya emang bikin yg baca jdi baper
terharuuu
doa ibu gak akan pernah putus, :PATAHHATI
Iya, kangen emak…. :PATAHHATI
Aku terharu bacanyaaaa >_<
Emak is the best lahh, mau sampai kapan pun gak ada yang bisa menandinginya /,\
Hooh, jadi kangen emak…