Vitamins Blog

Selamat Datang, Pergi!

Bookmark
Please login to bookmark Close
13 votes, average: 1.00 out of 1 (13 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...
Semoga nyaman

Aku ini si manusia batu. Orang memanggilku begitu. Tidak punya hati, tidak bisa bersosialiasi, tidak juga punya tambatan hati, katanya.

Aku ini sepi, sunyi, senyap. Kunamai diriku sendiri begitu. Bukannya tidak punya hati, bukan juga tidak bisa bersosialiasi, apalagi tidak punya tambatan hati.

Soal hati, tiap makhluk yang menamai dirinya manusia pasti punya yang namanya hati. Apalagi tambatan hati, tentulah sepanjang takdir berkehendak, barang siapa dia yang batu hatinya pun pasti pernah punya tambatan hati. Dustalah ia apabila berkata tidak pernah mencintai. Tuhan yang berkendak, jadi Tuhan tahu bahwa setiap makhluknya pasti mempunyai tambatan hati.

Soal sosialisasi, sesepi sesunyi sesenyap apapun hidupmu, pastilah berbincang dengan seseorang itu pernah. Bukankah itu juga bisa dianggap bersosialisasi?

Ketahuliah, di sini aku bukan untuk menjadi sok tahu. Apalagi sok menggurui pun sok benar.

Tujuanku satu, memaparkan suatu kisah. Kisah yang terjadi secara alami, yang dikehendaki sang takdir.

Ya, tentang kisah klise bernama cinta, yang tidak bisa disebut mencinta.
Aku sebut ini, mencintai yang semu
Sapardi dalam inginnya, mencintai dengan sederhana
Pramoedya mengungkapnya, mencintai karena menulis
Inggrid bilang, cinta abadi di dunia ada tiga
Forum dalam deklarasinya, cinta itu bebas
Kesendirian bergumam, cinta itu fana
Begitu banyak makna cinta. Hingga mana yang benar, mana yang sesuai, mana yang salah, aku pun tak tahu. Aku buta soal cinta, tapi mengatasnamakan rasa berdebar ini dengan cinta.
Sebutlah aku bodoh,
Tapi satu yang aku yakini,
Manusia terkadang bodoh soal cinta.

Bukan bermaksud menghina,
Apalagi menodai
Tapi hanya itu yang aku yakini saat ini tentang cinta.
Mengapa?
Terlintas dalam benak, satu kata banyak makna itu.

Karena aku dengan bodohnya, mencintai seseorang yang bukan siapa-siapa untukku.
Karena aku dengan bodohnya merasakan debar-debar tak beraturan ketika melihatnya.
Karena aku, dengan bodohnya, yang mengatasnamakan debar itu cinta, mencintai seseorang yang bahkan kami tidak saling kenal.

Untuk itu,
Yang tidak diketahui,
Selamat datang!
Selamat datang, pergi!
Semoga kamu nyaman dan menemukan kesenangan!

13 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Cinta dalam diam kah ini???
    Cinta yg tak pernah tersampaikan kah ini??
    Ahhhh aq ga jago nafsirin kata2 dlm puisi :PATAHHATI

    1. Gimana mau menyampaikan kalau dianya aja menghilang entah kemana. Seolah semesta bekerja sama untuk melenyapkan dia ke perut bumi, bahkan sebelum mengutarakan prakata;(

  2. farahzamani5 menulis:

    Oia ratings ny ga bsa diklik, diedit lgi yak, jdi ratingsny diapus dlu trs ketik ulang manual ‘jangan copas’ [ratings]
    Yuks dicba
    Semoga berhasil

  3. Cinta diam-diam? :PATAHHATI
    Nyesek inii :PATAHHATI

    1. Tulisan [ratings] di edit lagi yaa supaya bisa di vote hehehe

    2. Nah udah bisa di vote??

    3. Nyeseknya sampe sekarang, susah banget lupainnya, duh

  4. Lenajoey1003 menulis:

    Keren kak ceritanya :wowkerensekali selain itu menyentuh juga sih

    1. Tehehehe ini biasa aja kok, cuma mengungkapkan rasa yang tersembunyi di balik kata. Terima kasih, omong-omong:)

  5. farahzamani5 menulis:

    Nahh skrng dah bsa di vote
    Yey

  6. fitriartemisia menulis:

    eyyyy cinta diam-diam dan tak kenal..
    siapa yang gak pernah gini? hahaha
    karena aku pernah :ngetawain

    1. cinta diam-diam itu menghanyutkan, apalagi cinta kepada dia yang tidak kita kenal;(

  7. :PATAHHATI