Vitamins Blog

Udumbara

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

17 votes, average: 1.00 out of 1 (17 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Malam itu, seorang anak laki-laki berdiam diri di pojok ruangan yang minim penerangan, bahkan hampir tak ada cahaya sedikit pun. Berpeluk lutut dan menenggelamkan kepalanya diantara lutut dan dada. Masih segar di memorinya ketika mata telanjangnya melihat ayahnya tergeletak bersimbah darah dengan kondisi tak bernyawa di tangan seorang pria tua.

Anak laki-laki itu semakin menenggelamkan kepalanya ketika menyadari sekarang dirinya akan sendirian untuk waktu yang cukup lama, atau bahkan… untuk selamanya. Air mata mulai menetes dari pelupuk matanya. Hatinya kalut, jiwanya terenggut, dan hidupnya tak lebih cerah dari gumpalan kabut.

Sebuah tangan mungil menyentuh pundak anak laki-laki itu, mengelusnya pelan penuh kasih sayang sehingga membuat anak lelaki itu terhenyak.

“Kakak kenapa menangis?” Tanya gadis kecil itu setelah melihat anak laki-laki itu bercucuran air mata.

Anak lelaki itu tak menjawab, ia hanya menatap lekat mata sang gadis. Sang gadis membalasnya dengan tersenyum, membuat matanya menyipit terseret pipi chubbynya.

 

6 Komentar

  1. Haduhhhh baperrr :PATAHHATI

  2. farahzamani5 menulis:

    Prologny dah jleb jleb jleb bngt ini huhu
    Udumbara tuh bunga kecil yg langka itu kan ya ehh apa bukan hehe

    1. Iya, yang putih kecil?

  3. RahmatulHusna3 menulis:

    Sepertinya seru

    1. Ikuti terus kelanjutannya ya kak^^

  4. fitriartemisia menulis:

    prolognya seru, anak kecil lihat ayahnya dibunuh ya? hmm