Vitamins Blog

CHAO XING (朝兴) – Bab 2. Alasan untuk Kembali

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

377 votes, average: 1.00 out of 1 (377 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Author Playlist : Reincarnation Realm by Critty

Enjoy! ^-^

***

Dari sudut matanya, Jian Qiang mengamati sekeliling ruangan, sebuah kamar kecil sangat sederhana yang kini ditempatinya bersama Guang dan Renshu.

“Apa kalian yakin jika gadis tadi adalah Chao Xing yang kita cari?” tanyanya membuat Guang yang sudah berbaring di atas ranjang kembali membuka kedua kelopak matanya. Qiang mengibaskan pakaiannya, lalu berjalan mondar-mandir di dalam kamar sempit itu. “Maksudku, dia sama sekali tidak terlihat layaknya seorang puteri kerajaan,” tambahnya dengan ekspresi serius.

Renshu tersenyum tipis, sejenak ia menghentikan kegiatannya yang tengah mempersiapkan tempat untuknya tidur di sisi kanan ranjang, sementara Qiang menempati bagian tengahnya. “Aku tidak menyangka jika kau masih menyangsikan hubungan darah kita dengannya, Qiang,” balasnya dengan satu alis terangkat. Ia terdiam sejenak, “Sifatnya pun sedikit mirip dengan Ayahanda,” lanjutnya cepat sembari menjentikkan jari di udara. “Dan bukankah kau yang tadi begitu menggebu ingin membalaskan dendam Chao Xing pada sarjana itu?” tambahnya usil.

Qiang memutar kedua bola matanya, menjawab ketus. “Aku hanya tidak suka laki-laki itu menghina seorang wanita,” ujarnya dengan nada serius. “Tidak ada yang salah dengan Chao Xing,” tambahnya membuat Guang dan Renshu saling melempar tatapan penuh arti. “Tapi bukan berarti aku sudah mengakuinya sebagai saudariku—” Ucapannya terpotong saat pintu terbuka dengan keras membuat ketiganya menoleh ke arah pintu.

“Bagus, karena aku juga belum mengakui kalian sebagai saudaraku!” balas Chao Xing dengan wajah masam. Kedatangannya jelas mengagetkan ketiga pangeran dari Kerajaan Angin itu. Mereka terbelalak, sama sekali tidak menyangka jika Chao Xing bukan hanya kasar, tapi juga tidak tahu sopan santun.

Demi dewa Langit, Chao Xing menendang pintu? Puteri macam apa yang berani menendang pintu lalu menerjang masuk ke dalam ruangan tanpa permisi? batin Guang miris.

“Apa kau tidak diajarkan untuk mengetuk pintu atau meminta izin terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ruangan milik orang lain?” tegur Renshu dengan nada satu oktaf lebih tinggi. Pria yang terkenal akan ketenangannya itu untuk pertama kali berhasil dibuat jengkel oleh seorang gadis remaja berusia lima belas tahun. “Dan ini sudah malam! Apa yang kau pikirkan hingga berani mendatangi kamar pria di malam hari?”

Chao Xing menyempitkan mata lalu melempar dua buah selimut yang berada di tangannya ke arah Qiang yang langsung ditangkap dengan gesit oleh pria itu. “Ini rumahku, kalian menumpang di sini!” balasnya tidak kalah ketus. “Aku kesini karena Bibi Ju memintaku untuk membawakan tambahan selimut untuk kalian.”

Qiang menekuk wajahnya, “Kau patuh pada perintah seorang dayang?” tanyanya dengan kedua mata melebar.

“Bagi kalian mungkin dia hanya seorang dayang, tapi bagiku dia sudah seperti ibuku,” balas Chao Xing dingin membuat ketiga pangeran itu memalingkan muka, mengalihkan pandangan mereka ke arah manapun selain padanya. Mereka bisa melihat dengan jelas perubahan sikap gadis remaja itu, dan seolah memiliki pemikiran yang sama, ketiganya berpikir; menyulut kemarahan Chao Xing  adalah hal utama yang harus mereka hindari.

Ruangan kembali hening  hingga membuat suasana semakin canggung, terus berlanjut hingga beberapa menit kemudian, lalu Chao Xing menghela napas keras, berbalik untuk menutup pintu di belakangnya.

Sejenak ia meragu, sebelum akhirnya kembali berjalan untuk mendudukkan diri di sebuah kursi kosong di sebelah Qiang. Ia harus membahas masalah kepulangannya malam ini juga, pikirnya letih.

Sembari menghela napas keras, Chao Xing menuangkan teh ke dalam cawan keramik murah untuk dirinya sendiri. “Asal kalian tahu, aku sudah berniat untuk mengentuk pintu sebelum telingaku memanas karena ucapannya,” ujarnya dengan tatapan tajam yang terarah lurus pada Qiang yang balas menatapnya dengan senyum kikuk.

Ia terdiam sejenak untuk mengambil napas dalam dan kembali bicara setelah merasa lebih tenang. “Aku sudah memutuskan untuk tidak ikut bersama kalian,” ujarnya membuat ketiga pria di dalam ruangan itu terperanjat kaget. “Setelah lima belas tahun, kenapa kalian berpikir memanggilku untuk kembali ke tempat itu?” tanyanya lirih.

“Jangan mendramatisir keadaan, Chao Xing!” tegur Qiang tajam. “Jika ayahanda memerintahkanmu untuk pulang, maka kau harus pulang!” tegasnya.

Chao Xing tersenyum pahit. “Dari awal kelahiranku, aku tidak pernah memiliki tempat di sana.”

Hening.

Chao Xing memiringkan kepala ke satu sisi, tatapannya kini terarah lurus pada Qiang. “Kenapa kalian berpikir jika aku akan begitu mudah menerima keputusan Yang Mulia untuk kembali ke tempat itu?”

“Tempat ini sudah tidak aman untuk kau tempati.” Guang kembali angkat bicara memaksa diri untuk tidak berteriak. Ia berusaha keras untuk mengakhiri ketegangan di dalam ruangan itu. “Mungkin kau sudah mendengar jika Kerajaan Awan diserang dan berhasil ditaklukan oleh Kerajaan Api.”

Chao Xing tidak menyahut.

“Tempat ini berada begitu dekat dengan perbatasan wilayah dengan Kerajaan Awan, jika musuh mengetahui identitasmu maka hidupmu berada dalam bahaya,” tambahnya berusaha untuk meyakinkan, namun Chao Xing bergeming. Gadis remaja itu hanya melepas napas panjang.

“Ini masalah serius,” timpal Qiang tidak sabar. “Jika kau tidak memikirkan keselamatanmu, setidaknya pikirkanlah keselamatan Dayang Ju!”

Chao Xing tertegun, terlihat berpikir. Qiang dan Guang kembali saling melempar tatapan penuh arti, dan seolah mengerti, Qiang kembali bicara, menggunakan kelemahan Chao Xing untuk membujuknya pulang. “Apa kau mau jika Dayang Ju terluka atau lebih buruknya mati karena kekeraskepalaanmu ini?”

Chao Xing melotot, marah.

“Kalau begitu singkirkan egomu dan ikut pulang bersama kami besok,” pinta Qiang melembut.

Chao Xing masih berpikir dalam keheningannya. Sejak lama ia memang sudah mendengar perihal perang besar di kerajaan tetangga. Ia juga sebenarnya sangat takut saat mendengar kabar jika raja dari Kerajaan Api yang baru sangat ambisius dan haus darah. Raja baru itu memiliki keinginan untuk menaklukan kerajaan-kerajaan di sekitarnya untuk membangun sebuah dinasti kekaisaran.

Jika Kerajaan Awan sudah ditaklukan, maka tidak menutup kemungkinan jika raja baru itu berniat memperluas wilayah kekuasaannya hingga Kerajaan Angin.

“Apalagi yang kau pikirkan?” tanya Renshu gemas, memutus lamunan panjang Chao Xing. Renshu berdeham, berusaha memasang ekspresi serius saat kembali bicara, “Dengan statusmu nanti, kau bisa mencari bajingan itu.” Renshu tersenyum samar saat berhasil mendapatkan perhatian penuh Chao Xing. “Seorang sarjana pasti bekerja untuk pemerintah bukan? Kau bisa membalas dendam dengan terlihat jauh lebih cantik dari wanita manapun,” lanjutnya dengan ekspresi serius berlebihan.

Chao Xing menggebrak meja, “Kau benar. Aku akan terlihat cantik apabila mengenakan pakaian dan perhiasan yang bagus. Semua itu hanya bisa kudapatkan setelah aku kembali ke istana bukan?”

Ketiga pangeran itu mengangguk dengan cepat, sekuat tenaga menahan diri agar tidak tertawa keras. Mereka lagi-lagi dibuat terkejut oleh pemikiran polos Chao Xing.

Chao Xing mengangguk, berapi-api, “Kalau begitu besok aku ikut pulang bersama kalian,” putusnya semangat. “Aku hanya perlu bersabar agar bisa membalaskan dendamku pada si bedebah dan wanita centil itu!” tambahnya sebelum berbalik pergi meninggalkan ketiga kakaknya yang tertawa tanpa suara setelah kepergiannya.

21 Komentar

  1. Ouuhhh pengen punya kaka cowo apa lagi sampai 3 khukhukhu :KETAWAJAHADD :KETAWAJAHADD

    1. fuyutsukihikari menulis:

      Yakin nih? Ahahaha… saya aja yang punya 2 adik cowok malah lebih sering berantemnya daripada akurnya. #Curhat :PATAHHATI

  2. Si chao xing meski sikapnya kadang urakan tapi tetep punya pemikiran polos yeth haha :KETAWAJAHADD

  3. Penasaran d sama gadis centil yang dimaksud oleh Chao xing

  4. Hehehe
    PPolos nya Chao xing
    Btw kurang panjang kak
    Hihihihi :HULAHULA

    Terimakasih ceritanya
    Aku sukaaaaa :byesampaijumpa

  5. Haha .. abangnya pada pinter merayu chao xing
    Btr part nya kok pendek

  6. Bgsss…semangat y utk melanjutkan ceritanya…

  7. Kerennnn

  8. Wahhh ini pas bngt laguny ka, pas bca sekalian denger jdi serasa gmnnn gtu hihi
    Wahhh Chao jdi pulang nih ke istana
    Haha, kk2 ny lucu bngt sih, blh pinjem 1 ehhh haha
    Trnyata gampang ya ngebujuk Chao plng kirain bakal edisi paksa memaksa hihi
    Ditunggu kelanjutanny
    Semangat trs ka

  9. DiahLutfitasari menulis:

    Iih kak fuyu disini jg??? :KAGEET gak nyangkaaa :NGEBETT

  10. hahahaha..iseng banget kakak-kakaknya manfaatin kelemahan adiknya yang kasar tapi sebenarnya polos banget

  11. Kereennn + baguss. Baca sambil ngederin ceritanya :inlovebabe

  12. keren keren keren,,
    abang”nya tau aja manfaatin kelemahan Chao Xing,,
    Semangat terus ya!!!

  13. Ahhh unyu-unyu bgt sih chao xing

  14. Kakaknya pinter bgt dah ngerayunya .hahhaa

  15. ya ampun, dibujuk pake baju bagus & perhiasan bagus langsung oke :NGAKAK :NGAKAK

  16. keren thor… keep writing thor

  17. Wkwkwk, cara merayunya berhasil

  18. fitriartemisia menulis:

    polos banget sih Chao haha
    mudah-mudahan akur terus sama kakak-kakak tirinya ya, cewek satu-satunya juga kan yaa

  19. Waahhh ceritanya aku sukaaaa

  20. Ditunggu kelanjutannya