Finest Hour
13 Mei 2018 in Vitamins Blog
Sesosok wanita berjalan riang menuju sebuah playgroup. Ia tak mau ketinggalan melihat ekspresi gadis kecilnya pulang dari hari pertamanya bersekolah. Benar saja, sosok mungil berponi itu tengah tersenyum berlari keluar diantara murid-murid lain yang juga menghambur keluar pagar. Tak ketinggalan lambaian tangan kecilnya mengarah kepada wanita itu. Melihat pemandangan itu sungguh mendamaikan hatinya. Ia pun menghampiri gadis kecil itu dan menanyakan harinya. Tak ada ekspresi cemberut di wajah gadis kecil itu, yang ada hanya senyuman yang mengiringi celotehnya saat bercerita.
Langit saat itu pun ikut gembira menyaksikan kebersamaan mereka di perjalanan pulang, sehingga sosok mungil itu merengek ingin berhenti sejenak di sebuah taman karena masih ingin bermain. Menikmati kecantikan berbagai warna bunga, bermain ayunan dan tertawa lepas. Sebuah momen sempurna bersenang-senang tanpa khawatir tentang hari esok.
Hingga senja bersiap menjemput, mereka ingin mengabadikan hari itu. Wanita itu merapikan ikatan rambut sang gadis kecil yang berantakan usai berlarian, setelahnya ia mengambil kamera dari dalam tasnya. Ia mengatur kamera memotret otomatis dan meletakkanya tak jauh dari ayunan tempat mereka akan berfoto. Keduanya duduk bersebelahan di ayunan bersiap menghadap kamera dan membentuk senyum yang sama.
“Bagaimana hasilnya?” tanya si gadis kecil tak sabar
Wanita itu hanya menjawab dengan isyarat tangan dan tersenyum menandakan hasil fotonya bagus. Sementara gambar di kamera yang di genggamnya hanya menunjukkan seorang gadis kecil berseragam dan rambutnya dikuncir duduk sendiri di ayunan, tak ada sosok lain di sebelahnya. Wanita itu tahu apa yang terjadi dan berbisik dalam hati “kita memang tidak bisa bersama di waktu yang sama”
Kemudian wanita itu berkata kepada si gadis kecil
“Apapun yang terjadi setelah ini, kau harus kuat dan tetap tersenyum seperti hari ini”
“Kau juga, setelah kau kembali nanti, seberat dan seburuk apapun waktumu, tetaplah ingat aku selalu menikmati waktuku dengan senyuman” Balas gadis itu
“Aku mengerti” wanita itu tersenyum. Lalu keduanya saling menautkan jari kelingking menjaga janji.
Kemudian mereka berjalan ke arah yang berbeda dan berpisah.
Sementara wanita itu memandangi gambar di kameranya, ia bergumam “Aku pernah sebahagia itu dengan hal yang sesederhana itu” sambil tersenyum. Pandangannya melamun memikirkan keadaannya saat ini yang tengah kacau. Saat ini memang bukan waktu terbaik dalam hidupnya. Namun mengingat masa kecilnya dan semua hal yang sudah dilaluinya membuatnya tegar kembali. Yang harus dilakukannya kini hanyalah bangkit dan menciptakan kembali waktu terbaik di hidupnya.
Sekali Saja, Mungkinkah?
16 November 2017 in Vitamins Blog
Sekali waktu
Ku panggil namamu
Lalu kau di hadapanku
Menatapku
Tanpa kata
Hanya senyuman
Aku bisa mendengar melodi mu
Dari redup matamu
Rindu yang tak kenal waktu
Kan slalu tersampaikan
Selama mata sendu itu di depanku
Tapi setelah kau berbalik menjauh
Aku harus bagaimana
Hanya itu saja kah untukku
Di lain waktu
Sekali saja
Apa mungkin
Mata redup itu masih terlihat
Saat ku panggil namamu
Akankah ku dengar nada yg sama
Mungkin hanya sekali saja
Ku pinta
Saat kau berlari
Sekali saja
Cukup berhenti dan dengar suaraku
Cukup sekali saja
Lihat aku dari jauh
Hanya sekali saja
Tetap tataplah aku
Sekali saja
Lagu yang sama mengalun untukku
Apa mungkin…