by Gulaku

SAVERIN 4 (pencuri kekasih orang)

11 Oktober 2024 in Vitamins Blog

Aku mulai sibuk membangun citra sebagai seorang gadis yang pantas menjadi kekasih hati di depan Saverin. Aku mulai melancarkan seranganku dengan mulai mengiriminya rayuan, puisi-puisi cinta, kartu ucapan dengan sedikit bonus pujian bahwa dia adalah laki-laki paling tampan di seluruh alam semesta ini dan berharap pemuda itu membalas hal yang sama tapi yang kudapatkan tidak seperti yang ku inginkan bahkan pemuda itu mengatakan ” sepertinya citra gadis nakal tidak sesuai dengan dirimu “.

Tapi aku belum menyerah di satu waktu saat istirahat sekolah ketika aku akan ke kantin dengan teman-teman ku aku selalu melihat pemuda itu duduk di bangku taman dengan teman laki-laki nya , dari jauh memperhatikan ku , seolah dia sengaja duduk di situ untuk sekedar melihatku lewat untuk sedikit mengobati rasa rindunya. Dan saat  dia menoleh melihatku aku akan menghadiahkannya senyuman dan kerlingan mata berlagak seperti gadis manja. Dan hal itu cukup ampuh untuk membuat Saverin seketika langsung tersenyum dan pipinya yang merah itu nampak seperti buah tomat yang menggoda untuk di gigit.

********

Sudah dua hari ini aku tidak melihat pemuda itu di sekolahan , saat aku bertanya pada salah satu temannya katanya dia sudah dua hari tidak masuk sekolah , ada yang melihat kemarin dia berkelahi dengan anak STM sebelah .

“Sebenarnya kemana dia apa yang terjadi” ucapku penasaran.

Sepulang sekolah aku sengaja lewat depan pasar, di salah satu warung pojokan pasar aku pernah melihat Saverin merokok dengan teman-teman nya “mungkin dia ada di situ” pikirku dalam hati. Saat aku tiba di warung itu aku melihat Saverin duduk sendiri , semua temannya bersekolah , pemuda itu membolos seragam sekolah yang ia kenakan sangat kusut dan kotor seperti tidak ganti baju selama dua hari dia seperti anak yang terlunta-lunta. Dan aku pun langsung membawanya untuk pulang dengan cara menyeretnya seperti seorang ibu menyeret anak laki-laki kesayangannya yang main dari pagi sampe sore tak ingat pulang.

“Ayo pulang ke rumahku , kamu seperti anak yang tidak terurus” dan bukanya marah dengan perkataan kasarku justru pemuda itu malah tersenyum lebar sangat senang. Dan ketika sampai di rumah saat dia melihat ibuku dia langsung memanggil nya “ibu”

“Panggil ibuku Tante ” ucapku dengan sedikit kesal

“Aku lebih suka memanggilnya ibu”

Lalu ibuku pun menyuruh ku dan tamuku untuk makan , pemuda itu pun langsung makan dengan lahap seolah-olah dia tidak makan selama dua hari ,  dia makan segala sesuatu yang di masak oleh ibuku , nasi , sayur bayam , tempe dan ikan goreng , sambel dan kerupuk di habiskannya hingga tandas bahkan ikan goreng ia gigit-gigit hingga tinggal tulang dan durinya saja, dan ibuku sangat senang ada anak yang lahap makan masakannya , katanya aku dari kecil susah di suruh makan. Ibuku sangat menyukai Saverin , mungkin karna terakhir kali dia datang menjenguk ku saat sakit setelah kepulangannya aku seketika langsung sembuh.

“Setelah selesai makan aku berencana mengusirmu untuk pulang”

” biarkan aku di sini sebentar” ucap pemuda itu

” sebenarnya apa yang terjadi?” Tanyaku singkat .

“Ibuku” kata pemuda itu pendek sambil merebahkan diri di pangkuanku seperti seekor anak kucing kecil yang manja.

“Aku merindukan ibuku” ucap pemuda itu pelan sambil memejamkan mata tertidur kelelahan seolah dia habis menyelamatkan dunia ini. Aku pun membiarkan pemuda itu tidur di pangkuanku , aku membelai rambutnya. Dengan reputasi sebagai laki-laki paling tampan di seluruh alam semesta , di gilai oleh gadis-gadis di sekolahku sekarang dia nampak sangat menyedihkan “ternyata dia manusia biasa juga” ucapku dalam hati.

 

Semenjak Saverin sering datang menghampiriku saat aku duduk di bawah pohon Ketapang rindang di depan kelasku desas-desus kedekatanku dengan pemuda itu mulai tersebar. Dan tanggapan para penghuni sekolahku sangat beragam , ada yang biasa saja seolah menganggap bahwa sebentar lagi aku akan segera di campak kan oleh Saverin seperti para mantan kekasihnya terdahulu. Di mata para gadis-gadis yang mengejar mengejar pemuda itu tapi belum berhasil mendapatkannya mereka tidak menyukaiku walaupun tidak secara terang-terangan memusuhiku ,dengan reputasiku sendiri sebagai anak IPA yang pandai dan aku adalah anak seorang Borjuis tuan tanah yang terkenal di kotaku itu sudah cukup membuat mereka berpikir untuk memusuhiku. Tapi yang justru membuatku aneh adalah semua teman laki-laki Saverin menentang hubungan kita , mereka secara terang-terangan mengatakan bahwa Saverin itu terlalu berengsek untuk aku. Dan yang tak kalah penting adalah tanggapan kekasih masa lalunya pemuda itu Selena

“Kamu telah mencuri kekasih hatiku” ucap Selena

“Ya maaf ,tapi kenapa aku harus minta maaf?

“Kamu telah mencuri belahan jiwaku , mencuri tempatku yang seharusnya menjadi milikku, sebelum kamu datang semuanya nampak indah dan kini semua tiba-tiba hancur tak tersisa” ucap Selena gadis itu nampak mulai menangis walau air matanya tak nampak di matanya.

” kamu itu bagaikan seorang mantan kekasih yang sebenarnya sadar bahwa cintanya cuma sepihak , tapi tetap kekeh melempar dadu peruntungan berharap ada keajaiban tapi sialnya justru berakhir menangis.”ucapku pada selena

Seketika setelah aku masuk ke kehidupan Saverin aku telah menghancurkan segala-galanya impian indah Selena termasuk hari dan masa depannya mungkin, mungkin bagi Selena kedatanganku seolah seperti topan badai yang datang tanpa permisi tapi langsung memporak-porandakan hatinya menjadi hancur berkeping-keping.

Semenjak aku masuk ke kehidupan Saverin seketika aku menjadi Amerta dalam aksara , sastra , dan prosanya , aku seolah langsung menjadi tokoh utama di semua ceritanya dan tidak tergantikan oleh siapapun. Dan sebenarnya awalnya aku tau bahwa sebenarnya itu adalah tempat yang di buat untuk Selena , kemudia aku datang dan langsung merampas semua secara tidak sengaja. Lalu aku pun pergi meninggalkan Selena sendiri.

 

“Selena kenapa ?” Tanya temanku yang kebetulan ada di dekatku

“Sakit hati karena aku telah mencuri kekasih hatinya, sebenarnya aku tidak mencuri kekasih hatinya tapi lebih tepatnya aku merampok kebahagiannya”

“Ternyata kamu lebih parah dari buaya betina dan bonusnya kamu agak sedikit jamet ” ucap temanku senang

“Dan aku juga sangat romantis hahaha….”

” bagai mana jika suatu saat Saverin mencampak kan mu seperti gadis-gadis yang lainnya?” Tanya temanku

“Maka saat itu kamu akan menjadi gadis yang beruntung sebab bisa menyaksikan temanmu yang sangat manis ini menangis karna cinta” ucapku sambil berlalu meninggalkan temanku untuk masuk ke kelas.

Dan jika di dunia ini ada rumus bagai mana cara menghitung kadar masa cinta , mungkin kadar berat masa cintanya Selena jauh lebih berat dari dari kadar cinta yang ku miliki.

by Gulaku

SAVERIN 3

30 September 2024 in Vitamins Blog

Gadis ini berharap hari ini tak akan pernah berakhir , langit yang biru bersama orang yang paling di sukainya.

 

Setalah menghabiskan hari minggu yang menyenangkan mereka memutuskan untuk pulang , dengan berboncengan naik motor mereka pulang , di sepanjang perjalanan nampak pantai yang membentang dengan latar belang langit yang mulai kemerahan , rasanya seperti melihat sunset dengan masa depan yang cemerlang.

Burung-burung mulai pulang ke peraduan , satu-persatu cahaya dari rumah-rumah mulai menyala begitu juga dengan lampu jalanan menghadirkan suasana yang temaram. Udara mulai semakin gelap , angin mulai semakin dingin namun semua itu terasa indah seolah ingin menjelaskan rasa bahagiaku.

Dan tanpa sadar aku mulai melingkarkan tanganku , agak sedikit memeluk tubuh nya , tapi sungguh aku melakukan itu hanya agar aku tidak terjatuh tanpa ada maksud yang lain. Aku begitu dekat dengan punggungnya dan tiba-tiba saja aku sudah membenamkan wajahku di punggung pemuda itu , di saat itu lah aku bisa menghirup aroma khas seorang laki-laki, mungkin itu aroma parfum bahkan aroma parfum itu seperti menempel di bajuku.

Seperti selayaknya seorang kekasih sejati Saverin mengantarkan ku pulang dengan keadaan utuh , bahkan sebelum dia pamit untuk pulang dia sempat mengucapkan kata ” langsung istirahat tidur dan semoga kamu mimpi indah ” dan seperti orang bodoh aku juga ingin membalas ucapan pemuda itu dengan kata “ya sama aku juga mencintaimu” , mungkin ini karena pertama kalinya aku terserang virus cinta. Dan selayaknya seperti seorang gadis yang sedang mabuk cinta perasaan ini membuatku tak nyenyak tidur ,tidak enak makan , dan yang paling parah perasaan ini membuatku jadi malas mandi.

 

Alam semesta mulai bangun di pagi hari , ayam jantan mulai berkokok, suara piring dan gelas mulai beradu di tempat cucian . Walau matahari belum sepenuhnya muncul tapi aku sudah bangun , sepagi ini untuk memulai aktivitas, pagi-pagi sekali aku sudah mandi , setelah itu sarapan dan mulai berangkat sekolah. Dulu sekolah adalah aktivitas yang sangat membosankan , tapi kini berbeda mungkin ada seseorang yang aku sukai. Aku ingin segara berada di sekolah dan berjumpa dengan pemuda yang ketampanannya sangat kurang ajar itu.

Dulu ibuku lah yang menjebloskan ku ke sekolah , selama bertahun-tahun aku belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya untuk mengucapkan cinta monyet dengan lugu dan malu-malu.

Hari ini jam pertama dan ke dua bahasa inggris , dua jam pelajaran tidak ada satupun materi yang masuk ke kepalaku yang ku ingat hanya kata ” imiss you dan i love you”  terasa sangat membosankan, aku melamun , aku tidak fokus tapi sungguh sebelum mengenal pemuda itu melamun tidak pernah seindah ini.

Pelajaran yang paling tidak aku sukai adalah bahasa Indonesia, apalagi belajar membuat novel , belajar novel itu menurutku lebih rumit dari pada belajar sains, belajar novel itu kita seperti belajar tentang kerumitan emosi , empati, belajar tentang kehidupan yang sebenarnya sangat pelik .

 

Aku sekolah di sekolah negri, sekolahan ku ini berdiri dari tahun 1800 San , dulu sekolahku ini adalah tempah para Noni dan sinyo belanda melakukan studi nya.Tak jauh dari sekolaha ku ada sebuah benteng peninggalan kolonial Belanda , dulu benteng itu digunakan sebagai tempat penyimpanan logistik dan barak militer Belanda. Dan katanya sekolah ku sangat angker , konon katanya pada malam-malam tertentu sering terlihat noni-noni Belanda duduk di salah satu bangku yang ada di taman sekolahku, konon katanya dia sedang menunggu kekasihnya yang sudah tewas dalam perang Diponegoro, mungkin kekasihnya berjanji jika perang telah usai mereka akan menikah ,dan wanitanya akan melahirkan bunga yang cantik kelak , namun sayang janjinya itu tidak pernah terlaksan , tapi Noni itu masih setia menunggu selayaknya janji seorang kekasih hati.

Walaupun sekolahku terkenal angker tapi saat siang hari duduk di bawah pohon yang rindang di depan kelasku sambil membaca puisi cintanya Saverin dari majalah sekolah dengan pemandangan bangunan sekolah dengan arsitektur bergaya ard Deco kolonial belanda adalah sebuah keberuntungan.

Di dalam puisi tersebut seolah pemuda itu menuangkan segala bentuk emosi yang rumit , perasaan cinta , sebuah kekaguman , perasaan merindu dan mendamba yang mendalam semua itu di urakan dalam pelik yang tak tergambarkan. Walaupun aku sangat jarang memujinya tapi dalam kependiammanku sebenarnya aku punya kekaguman yang sangat tulus , dan diam-diam aku mengakui sesungguhnya puisi-puisi cintanya itu memang indah , dia sangat layak untuk di kagumi , menurutku dia adalah perakit kata yang handal.

” hai kamu sedang apa ” tanya Saverin tiba-tiba tanpa aku tau dia datang dari arah mana .

“Sedang membaca puisimu , taukah kamu bahwa puisi buatanmu itu sangat indah ” ucapku sambil tersenyum dengan mata berbinar penuh kekaguman.

Dan seketika itu Saverin langsung tersenyum, tersenyum kecil dan senyuman itu sungguh sangat manis , pipinya yang merah nampak seperti kue mochi strawberry.

Sebenarnya aku juga pernah mencoba ingin mengirimkan satu badai puisi cinta kepada pemuda itu , walaupun aku bukan penulis puisi yang baik tapi aku berusaha untuk terlihat romantis membuat puisi cinta memuntahkan isi hati , namun sayang puisi buatanku sangat amburadul.

Tapi nanti jika aku sudah pandai membuat puisi aku akan datang kepadanya sambil membawa sekarung puisi cinta penuh kekaguman !! Ucapku pada saverin.

by Gulaku

SAVERIN 2

21 September 2024 in Vitamins Blog

 

Aku menyerah lalu aku memutuskan untuk pulang sebagai gadis yang kalah.

 

Aku pulang dengan patah hati , hatiku hancur ,dunia serasa mau kiamat , langit seakan mau runtuh , udara yang ku hirup terasa sesak penuh polusi , bunga-bunga sekitarku yang tadi nya berwarna-warni seketika terlihat kering kerontang, dunia yang semula berwarna biru langsung berubah menjadi abu-abu di mataku.

Setelah sampai di rumah aku langsung masuk ke kamar , aku murung merenungi nasib cintaku yang sangat menyedihkan ini , tanpa sadar air mataku meleleh di pipiku.

Tertekan oleh penderitaan ini akhirnya aku jatuh sakit, aku ambruk karna demam . Saat aku demam ibuku tiap hari mengompresku dengan air hangat. Makan aku tak mau , bahkan air seteguk pun sukar , segala obat , madu sudah di berikan tapi aku tak kunjung sembuh . Lalu ibuku memutuskan untuk memanggil dokter karna saking cemasnya .

Sakit apa anak ku dokter , dia sering mengigau tiap malam apakah dia terkena guna-guna?? Tanya ibuku .

Sepertinya gadis ini sedang patah hati .

Lalu ibuku bertanya lagi “apakah ada obat , ramuan , atau mantra yang bisa untuk mengobati sakit hatinya karna patah hati ??

Yang seperti itu tidak ada , kata dokter itu.

Tiga hari aku sakit dan aku tidak berangkat sekolah, namun pada hari ke tiga tiba-tiba pintu rumahku ada yang mengetuk.

Tok-tok permisi assalamualaikum.

Waaikumsalam jawab ibuku sambil membuka pintu. Siapa ya??

Saya Saverin buk temennya gendis , gendis ada buk ?

Oh duduk dulu sebentar ibuk panggilkan.

Lalu aku pun keluar.

Hai kak ada apa ya??

Hai juga gen jawab Saverin singkat.

Rasanya sangat canggung, sebenarnya apa yang di pikirkan oleh laki-laki ini , kenapa dia bisa sampai di sini , bagaimana dengan Selena ? Angan-angan ku seketika langsung melesat membayangkan terakhir kali aku ketemu Saverin berpelukan dengan Selena, Selena menangis sambil menumpahkan isi hati perasaan cintanya pada Saverin yang masih sangat menggebu-gebu.

Kemarin aku sakit aku terkena demam cinta setelah itu aku terkena Mala rindu kamu tau terkena demam cinta itu berat tubuhmu seperti menggigil lalu ambruk tak berdaya, ucapku untuk memecah keheningan yang sangat canggung ini.

“Aku dan Selena sebenarnya kita cuma berteman, sepertinya aku menyukai gadis lain ,aku jatuh cinta pada seorang Gadi gadis cantik yang rambutnya hitam di potong pendek sebahu meliuk bak air terjun , matanya begitu teduh dengan alis mata yang tebal , saat gadis itu tersenyum hatiku langsung meleleh” Ucap Saverin kemudian .saat mendengar kalimat Saverin tersebut tanpa sadar pipi ku merona kemerahan.

Dan aku juga membawakan mu seikat mawar merah semoga kamu segera sembuh , tiga hari ini aku tak melihatmu di perpustakaan seperti ada bagian yang hilang entah kemana.

Setelah memberikan mawar Saverin langsung pamit pulang. Saat menerima mawar merah itu aku agak kesulitan menerjemahkan , tapi mawar merah ini cukup ampuh sakitku seketika langsung sembuh, dunia yang tadinya suram sekita langsung berwarna kembali, dunia serasa sebuah puisi penuh keindahan suka cita yang ajaib.

 

Hari berikutnya aku sudah berangkat sekolah lagi gosip hebat tentang putus nya Selena ternyata masih hangat kembali , banyak orang yang penasaran tentang cerita sebenarnya alasan mereka berdua putus , bahkan menurutku jiwa-jiwa penasarannya Selena juga tidak luput ingin mencari tau apa sebenarnya yang terjadi ,tapi aku pura-pura tidak tau ,aku lebih memilih diam tidak ingin ikut campur dalam urusan cinta yang tak hilang-hilang itu. Dari cerita dongeng-dongeng kakak kelas yang sering ku dengar konon katanya menurut desas-desus yang kencang beredar cerita cinta Saverin dan Selena itu sangat terkenal , hampir semua orang di sekolahku sering menceritakan dongeng manis keromantisan kisah cinta Saverin dan Selena , cerita cinta mereka berdua seperti Romeo dan Juliet dongen termasyhur nya Shakespeare, mungkin mereka adalah pasangan terindah yang pernah ada di sekolahku. Tapi saat aku masuk ke sekolah ini aku belum pernah melihat keromantisan Selena dan Saverin secara langsung , mungkin karna saat aku masuk sekolah ini mereka sudah putus , dan menurutku cerita keromantisan mereka berdua cuma mitos , lebih ke cerita cinta yang bertepuk sebelah tangan . Sekarang aku sadar kenapa Saverin punya reputasi sebagai cowok playboy yang banyak di sukai oleh gadis-gadis di sekolahan ku ini.

Selena itu dia anak kelas 9A bahasa ,dia sangat terkenal karena pandai membuat puisi cinta yang berisi diksi-diksi romantis sehingga bisa membuat siapa saja langsung meleleh tak berdaya setelah membaca puisi romantisnya .

Aku anak kelas 7D IPA  dan kelebihanku aku sangat pandai rumus-rumus IPA , rumus calculus yang kata mereka sulit di tangan ku jadi gombalan alay dan jamet.

Aku pernah secara terang-terangan merayu Saverin “cintaku padamu seperti fungsi turunan rumus calculus kak , walaupun di turunkan berkali-kali tetep sama artinya gak akan berubah kak Saverin idolaku ”

Dan aku juga pernah memprovokasi Saverin dengan kecantikan ku tapi sialnya Saverin selalu bisa mengatasi semua provokasi konyolku dengan  ketenangan yang sangat internasional.

 

Hari ini seperti biasa aku menghabiskan waktuku di perpustakaan untuk membaca , ada novel romance klasik yang kebetulan belum selesai ku baca .

“Hari Minggu kita pergi tamasya” ucap Saverin tiba-tiba , dan tanpa menunggu persetujuan dari ku dia langsung pergi begitu saja.

Hari Minggu pun akhirnya tiba , ini adalah kencan pertamaku, hampir semalaman aku gelisah bingung besok aku akan memakai gaun apa, setelah capek dengan perdebatan yang tidak penting di hatiku akhirnya aku memutuskan untuk memakai gaun pastel bunga-bunga agak kemerah mudaan , dengan sepatu hak tinggi, yang bila di pakai gaun cantik ini saat berjalan seolah melayang , seakan sepatu hak tinggi ku tidak sampai menyentuh lantai.

Saat Saverin datang ternyata dia menjemputku dengan motor , awalnya aku sedikit menggerutu karena tidak cocok gaun cantikku bila harus naik motor , Lalu aku memutuskan untuk mengati baju yang ku kenakan .

“Kamu cocok memakai gaun itu , terlihat sangat cantik ” ucap Saverin.

Baiklah kalau begitu aku cuma akan mengganti sepatu hak tinggi ku ini dengan sepatu yang lebih nyaman saja.

Tiba-tiba saja aku sudah duduk di atas motor nya Saverin .

“Pegangan yang kuat , aku tak ingin kamu jatuh ” ucap Saverin.

Dan seperti orang bodoh aku langsung menuruti keinginannya. Dan kita pun berboncengan menuju ke pantai .

Hari itu adalah hari paling indah untuk gadis itu , pemuda itu menyeret semua kenangan masa kecil yang menyenangkan , bagai dua bocah kecil mereka berdua bermain siput laut , membuat pacuan kecil keduanya saling berteriak untuk mendukung siput masing-masing, lelah dengan siput mereka lalu membuat istana dari pasir , lelah main istana pasir yang selalu hancur di terjang ombak mereka berdua kemudian berenang di pantai , bermain air , setalah lelah berenang mereka lalu tiduran di atas pasir yang basah sementara air laut menghantam tubuh mereka , gadis itu berharap hari ini tak akan pernah berakhir langit yang biru bersama orang yang paling di sukainya.

by Gulaku

SAVERIN

29 Juli 2024 in Vitamins Blog

Aku ingin punya pacar, susah sekali punya pacar! Aku ingin punya kekasih yang tampan, tinggi , hidungnya mancung, kulitnya bersih. Padahal aku punya segalanya aku cantik , aku pintar , dan aku kaya , tapi kenapa aku susah sekali mendapatkan pacar?? Sebenarnya yang suka aku banyak, tapi sayang orang yang aku sukai tidak menyukaiku balik. Orang yang suka aku jelek ….aku tidak berselera , yang aku mau punya kekasih yang tampan seperti aktor-aktor Korea itu.

Ngomongin soal tampan aku punya Kaka kelas yang bisa di bilang memenuhi standar seleraku (ini bukan iklan Indomie ya!!). Namanya Saverin dia tinggi , tampan , jago olah raga namun sayang menurutku selera humornya sangat parah , kata temanku dia playboy. Hampir seluruh gadis di sekolahku mendambakannya. Pernah juga aku berfikir kalau aku bisa mendapatkannya pasti semua gadis akan iri kepadaku pasti aku langsung besar kepala “kok aku keren banget ya”

Aku dan si playboy Saverin sebenarnya kita sering bertemu di perpustakaan, kita sepertinya punya hobby yang sama yaitu sama-sama suka membaca.
Walaupun kita sering berada di ruangan perpus yang sama kita kita belum pernah bercakap-cakap sekalipun, toh aku juga ga tau mau ngobrol apa.
Tapi hari ini aku lihat ada yang aneh, dia seperti sedang bersedih.
Lalu aku pun bertanya kepada temanku yang paling gaul di Circle ku, dia tau semua info terbaru di sekolahku.
“Saverin kenapa?” Tanyaku pada temanku.
“Dia putus cinta, katanya dia baru saja putus sama Selena pacarnya yang sangat cantik dan pintar itu.
“Oh” jawabku singkat.
Selena itu adalah gadis yang sangat cantik , dia juga pintar , dan anak orang kaya juga .
Sebenarnya aku juga sama, aku juga cantik, pintar dan kaya tapi mungkin kalau Selena dia sangat elegan sedangkan aku sangat jamet dan alay jadi seperti beda kasta saja.

Dari kejauhan saat aku memperhatikan Saverin aku mulai berfikir.
“Orang tampan bisa patah hati juga ya??”
Saverin itu sangat tampan, bahkan menurutku ketampanan Saverin itu sangat kurang ajar.
Kadang saat dia sedang bersedih ingin aku mendekatinya, menyapa, lalu tersenyum kepadanya sambil menawarkan diri “kalau kamu masih galau kamu bisa mengajakku berkencan, aku cantik , aku lucu , aku bisa mengobati patah hatimu, tapi kalau patah hatimu belum bisa sembuh kamu bisa menghubungi dokter terdekat” ucapku dalam hati.
Namun kata-kata itu tak pernah terucap oleh bibirku aku gugup!!.
Tapi sepertinya dewei Fortuna sedang berpihak kepada ku.
Tiba-tiba Saverin menyapaku ” gendis” sapa Saverin kepadaku.
“Namamu gendis kan?” Ucap nya sambil tersenyum.
Dan kalian tau senyuman pemuda yang ketampanannya sangat kurang ajar itu sangat aduhai . Aku seperti akan pingsan setelah melihat senyumannya.
Aku seperti menang lotre.
“Ya kak” jawabku singkat, aku cuma berharap aku tidak pingsan karena saking bahagianya, pasti sangat memalukan bila tiba-tiba saja aku pingsang.
“Sudah sejak lama aku memperhatikanmu , menurutku kamu lucu, taukah kamu bahwa kamu sangat manis??” Ucap Saverin sambil tersenyum.
Ya Tuhan apa lagi ini , apakah ini pertanda darimu bahwa kita sebenarnya berjodoh, ucapku dalam hati sambil tersenyum lugu dan malu-malu.

Sejak saat itu aku mulai suka melamun memikirkan pemuda yang ketampanannya sangat kurang ajar itu, ada perasaan asing yang datang tanpa permisi, rasanya sangat aneh, aku seperti seorang gadis yang sedang merasakan cinta monyet dengan lugu dan malu-malu.

Ketampanan yang sangat kurang ajar itu nyaris membuatku hampir gila, ada perasaan jengkel yang tak hilang-hilang.
Aku terus di teror oleh perasaan aneh itu.
Akhirnya aku mulai untuk mengawasi Saverin kakak kelas ku yang sangat tampan dan tentu saja playboy itu.

Serangan demam cinta mulai menjangkitku sejak saat itu.
Demam cinta yang tak terelakan.
Angan-angan ku telah menjadi milik pemuda yang ketampanannya sangat kurang ajar itu.
Aku mulai suka duduk berlama-lama lalu mendengarkan lagi romantis sambil membayangkan orang yang aku sukai dengan wajah yang berbinar-binar.
Kalau dia bisa menjadi kekasihku aku bersumpah akan menyerahkan seluruh cintaku padanya , ucapku dengan sedikit lebay dan alay.
Toh kita sudah sering ngobrol berdua , sepertinya dia juga menyukaiku ( bukan sepertinya, tapi aku sudah yakin!!)

Dan ketika aku sudah tidak sanggup lagi menahan wabah cinta ini aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaan cintaku padanya.
Aku memutuskan untuk mulai mendekati pemuda yang ketampanannya sangat kurang ajar itu.

Saat aku sudah mulai yakin untuk mengungkapkan perasaan cintaku, tiba-tiba aku melihat pemuda itu sedang bersama dengan kekasih masa lalunya.
Ya Saverin dan Selena mereka sedang bertemu , sayup-sayup ku dengarkan percakapan mereka , sepertinya kekasih masalalu Saverin ingin kembali ke pelukan pemuda yang ketampanannya kurang ajar itu.
“Aku masih sangat menyukaimu , aku ingin kembali ke pelukanmu, aku ingin kembali melanjutkan cerita cinta kita berdua, kembalilah padaku , mari kita mulai lagi dari awal , mari kita mulai lagi belajar tentang apa itu cinta lagi, jangan tinggalkan aku , aku tersiksa oleh perasaan rinduku ini” ucap Selena.

Laksana petir di siang bolong, mendengar ucapan Selena yang tidak sengaja itu hatiku langsung porak-poranda, tubuhku langsung lemas, siapa aku ?? Berani sekali menyukai laki-laki paling tampan di sekolah ini.
Sebuah selaput kokoh tak kasat mata seolah terbentang di hadapanku, aku seperti orang yang tidak tau diri.
Aku seperti puguk merindukan bulan.
Aku sudah kalah bahkan sebelum bertanding, aku menyerah lalu aku memutuskan untuk pulang sebagai gadis yang kalah.

by Gulaku

SANIKEM

21 April 2024 in Vitamins Blog

    Namaku sanikem .Ayahku bernama Sastrotomo, kata para tetangga nama itu berarti: Juru tulis yang utama. Kata orang ayahku orang yang rajin ia di hormati karena satu satunya yang dapat baca tulis di desa, baca tulis di pergunakan di kantor. Tapi ia tidak puas hanya jadi juru tulis . Ia impikan jabatan yang cukup tinggi dan terhormat , ia tak perlu lagi mencangkul , meluku, berkuli , bertanam dan memanen tebu.

   Ayahku mempunyai banyak adik dan saudara sepupu, sebagai juru tulis masih banyak kesulitan baginya untuk memasukkan mereka ke pabrik . Jabatan lebih tinggi akan lebih memudahkan , lagi pula semakin tinggi pada pandangan dunia . Ia ingin semua kerabatnya kerja di pabrik tidak sekedar jadi kuli paling tidak mandorlah. Ia bekerja sangat rajindan semakin rajin . Lebih sepuluh tahun jabatan dan pangkatnya tak kunjung naik . Jadi di tempuhnya segala jalan : dukun , mantra jampi , tirakat pemutih, tirak Senin Kemis. Tak juga berhasil. Jabatan yang di impikannya adalah juru bayar:  kassier pemegang kas pabrik gula. Dan siapa yang tidak berurusan dengan juru bayar? Paling sedikit mandor tebu , mereka datang untuk menerima uang dan membubuhkan cap jempol. Sebagai juru bayar ia akan menjadi orang besar , pedagang akan membungkuk menghormatinya.

   Mengibakan , bukan kenaikan jabatan , kehormatan , ketakziman yang ia dapatkan sebaliknya kebencian dan kejijikan orang. Dan jabatannya juru bayar tetap tergantung di awang-awang. Tindakannya menjilat dan merugikan teman-temannya menjadikannya tersisih dari pergaulan. Ia terpencil di tengah tengah lingkungannya sendiri. Tapi ia tidak perduli. Ia memang keras hati. Orang muak melihat usahanya menari orang-orang Belanda agar Sudi datang ke rumah. Seorang , dua orang memang datang , disuguhinya segala macam apa yang bisa menyenangkan mereka. Tapi jabatan itu tak kunjung tiba. Malah melalui dukun dan tirakat ia berusaha menggendam tuan besar kuasa agar Sudi datang kerumahnya juga tidak berhasil. Aku sendiri merasa risi dengan semua itu. Kadang dengan diam-diam kuperhatikan ayahku  dan merasa iba. Betapa jiwa dan raganya di sesalkan oleh impian itu. Betapa ia hinakan diri dan martabat sendiri. Tapi aku tak berani bicara apa apa. Kadang aku berdoa ia menghentikan kelakuannya yang memalukan itu. Memang aku tidak mampu bercerita hanya merasakan dalam hati.

    Tuan besar adalah seorang bujangan. Umurnya mungkin seumuran ayahku, juru tulis Sastrotomo. Orang bilang ayahku pernah menawarkan wanita kepadanya. Orang itu tidak menerima tawaran ayahku malah memaki, mengancam akan memecatnya. Sejak itu ayah menjadi tertawaan umum. Ibuku menjadi kurus setelah mendengar sindiran orang: Jangan-jangan nanti anak sendiri yang nanti di warkan. Yang mereka maksud tak lain adalah aku. Sejak saat itu aku tidak berani keluar rumah lagi. Setiap waktu mataku melihat liar ke ruang depan kalau-kalau ada tamu orang kulit putih. Syukur tamu itu tidak pernah ada.

      Waktu berumur tiga belas tahun aku mulai di pingit, dan hanya tahu dapur, ruang belakang dan kamarku sendiri. Malah duduk di pendopo pun aku tak di ijinkan. Semua teman temanku yang lain sudah pada kawin. Bila pabrik gula berhenti bekerja , pegawai dan buruh pulang sering aku lihat dari dalam rumah. Orang lalu lalang menoleh ke rumah kami. Tamu-tamu wanita yang berkunjung selalu memuji bahwa aku sebagai gadis cantik. Kalau aku bercermin tak ada alasan lain selain membenarkan sanjungan mereka. Ayahku seorang yang ganteng, ibuku seorang wanita yang cantik yang tahu semestinya sebagaimana memelihara badan. Semestinya ayahku mempunyai dua atau tiga orang istri. Apalagi ayahku mempunya tanah yang di sewakan pabrik dan tanah lain yang di sewa orang lain. Namun ia tidak demikian, ia merasa cukup dengan satu istri yang cantik , di samping itu ia hanya mengimpikan jabatan juru bayar.

Waktu berumur empat belas tahun masyarakat telah menganggap ku sudah termasuk golongan perawan tua. Aku sendiri sudah haid dua tahun sebelumnya. Ayah mempunya rencana tersendiri tentang diriku. Biarpun ia di benci, lamaran-laman banyak datang meminangku. Semua di tolak. Aku sendiri pernah mendengar dari kamarku. Ibuku tak punya hak berbicara , semua yang menentuka Ayahku. Pernah ibu bertanya kepada Ayah:”menantu seperti apa yang ayah harapkan?” Dan ayah tidak pernah menjawab. Aku hanya bisa menunggu seorang laki-laki yang mengambilku dari rumah, entah kemana ,entah sebagai istri nomor berapa, pertama atau ke empat hanya ayahku yang bisa menentukan. Perempuan itu harus mengabdikan seluruh jiwa dan raganya kepada lelaki yang tidak di kenal itu, seumur hidup, sampai mati atau sampai dia bosan dan mengusir. Tak ada jalan yang bisa di pilih , boleh jadi dia seorang pemabuk , penjudi , penjahat, orang tak bakal tahu sebelum menjadi istrinya. Akan beruntung bila yang datang itu seorang Budiman.

Pada suatu malam tuan besar kuasa itu datang ke rumah. Aku sudah mulai cemas. Ayahku gopoh-gopoh merintahkan ini itu pada ibuku. Kemudian aku di perintahkannya memakai pakaian terbaik, ia mengawasi sendiri aku berhias. Aku curiga jangan-jangan benar bisik desus orang. Ibuku lebih curiga lagi. Belum apa-apa, ia sudah menangis di pojokan dapur dan membisu seribu logat. Ayahku juru tulis Sastrotomo memerintahkan aku keluar menyuguhkan kopi dan kue, Ayah memang sudah berpesan :bikin yang kental. Keluar aku memanting talam, kopi susu dan kue di atasnya. Tak tau aku bagaimana wajah tuan besar. Tak layak seorang gadis baik-baik mengangkat mata dan muka pada tamu laki-laki tak di kenal baik keluarga, apalagi orang kulit putih pula. Aku hanya menunduk biar bagaimanapun nampak pipa celananya kain drill dan sepatunya besar , panjang menandakan orangnya pun tinggi besar.

“ini anak saya tuan besar”kata ayahku dalam Melayu

sudah waktunya punyaenantu” samput tamu itu. Suaranya besar , berat ,dan dalam. Tak ada orang Jawa bersuara begitu.

Aku masuk lagi untuk menantikan perintah. Dan perintah itu tidak datang. Kemudian Tuan besar itu pergi bersama Ayah , kemana tidak tau.

Tiga hari kemudian, pada tengah hari Minggu sehabis makan siang Ayah memanggil aku. Di ruang tengah ia duduk bersama Ibu. Aku berlutut dihadapannya.

“jangang pak , jangan” ibu menengah

“Kem, Sarnikem,” ayah memulai “masukkan semua barang milik dan pakaianmu ke dalam kopor Ibumu. Kau sendiri berpakaian yang rapi, yang menarik “. Betapa banyak pertanyaan sambar menyambar di dalam hati, aku harus melakukan perintah orang tuaku terutama ayahku. Telah ku masukkan semua pakaian dan barang-barang milikku. Dibanding gadis-gadis yang lain pakaianku termasuk banyak yang mahal, maka ku pelihara sendiri, kain batikku lebih dari enam. Diantaranya batikanku sendiri.

Dan keluarlah aku membawa kopor tua coklat yang sudah penyok sama sini. Ayah dan Ibuku masih duduk di tempat semula. Ibu menolak berganti pakaian. Kemadian kami bertiga naik Dokar yang sudah menunggu di depan rumah. Di atas Dokar ayah bilang ” Tengoklah rumahmu itu Ikem , Mulai hari ini itu bukan rumahmu lagi. Aku dapat memahami maksudnya . Ku dengar Ibu tersedan-sedan. Memang aku sedang dalam pengusiran. Aku pun tersedia sedu.

Dokar berhenti di depan rumah Tuan besar. Kamu semua turun. Untuk pertama kalinya Ayah berbuat sesuatu untukku:menjinjingkan koporku. Tuan besar kuasa keluar , ia tersenyum senang dan matanya berbinar. Semakin jelas bagiku betapa tinggi-besar tubuhnya mungkin beratnya tiga kali Ayah. Mukanya kemerahan , Hidungnya begitu mancung cukup untuk tiga atau empat orang Jawa sekaligus. Kulit lengannya kasar dan berbulu lebat. “Jadi aku benar di serahkan kepada raksasa berkulit putih biawak ini?” Aku harus tabah ku bisikkan pada diriku sendiri. Tak ada yang menolong kau!

Untuk pertama kalinya aku duduk di kursi sama tinggi dengan Ayah. Di hadapan kami bertiga. Tuan besar bicaraelayu. Hanya sedikit yang bisa ku tangkap. Semama pembicaraan semua timbul tenggelam. Dari kantongnya Tuan Besar mengeluarkan surat kertas menyerahkannya pada Ayah dan Ayah membubuhkan tanda tangan di situ. Di kemudian hari ku ketahui surat itu berisikan uang lima puluh gulden, menyerahkan diriku padanya dan janji ayah akan akan diangkat menjadi kassier selama dua tahun. Sebagai seorang anak yang dijual oleh Ayahku sendiri, juru tulis Sastrotomo, sejak detik itu hilang sama sekali penghormatan dan penghargaan ku pada ayahku.

Aku masih tetap menunduk, tau takkan ada seorang pun tempat mengadu. Kata- kata terakhir ayah “Ikem kau tidak keluar rumah ini tanpa seijin tuan besar dan kau tidak boleh kembali ke rumah tanpa seijinnya dan seijinku. Itulah suara ayah yang terakhir ku dengar.

Ayah dan ibuku pulang naik Dokar. Aku di tinggal di kursi bermandikan air mata , gemetar apa yang harus ku perbuat. Dunia terasa gelap. Setelah mengantar orangtuaku . Tuan besar mengangkat koporku dan di bawanya masuk. Ia keluar lagi, mendekati aku, ditariknya aku di suruh berdiri , ku menggigil bukan berarti aku membangkan perintah, aku tak kuat berdiri seakan tulang belulang lepas dari perbukuan. Diangkatnya aku seperti guling dibopongnya masuk di letakkan nya tanpa daya di atas ranjang yang indah dan bersih, dudukpun aku tiada mampu mungkin pingsan. Tapi mataku masih bisa melihat sayup sayup tuan besar membuka kopor ku dan memasukkan semua pakaianku ke dalam lemari besar. Kopor itu ia seka dan ia lap dan ia masukkan ke dalam bagian bawah. Ia hampiri diriku “jangan takut” katanya dalam Melayu. Aku tutup mataku rapat-rapat. Akan berbuat apa raksasa ini terhadap diriku? Ternyata dia angkat dan gendong aku kian kemari seperti boneka, ia tak peduli pada kainku yang basah, seluruh tubuhku becucuran keringat dingin. Didirikannya aku di atas ubin . Diangkatnya lagi dan di ciumminya aku “sayang sayangku , bonekakusayang ,sayang”. Di lemparnya aku ke atas dan di tangkap kemudian pada pinggangku. Ia goncang goncang aku , ia membuka bibirku dengan jari-jarinya. Dengan isyarat dia memerintahkan mulai sejak itu menggosok gigi. Maka ia turun dan pergi ke belakang , ke kamar mandi . Itulah untuk pertama kali aku melihat silat gigi dan bagai mana mengunakan sikat gigi. Ia tunggui aku sampai selesai dan gusiku rasanya sakit semua. Dengan isyarat pula ia perintahkan aku mandi dan menggosok diri dengan sabun yang wangi, semua perintahnya aku laksanakan seperti perintah orang tua sendiri. Ai menunggu di depan kamar mandi dengan membawa sandal di tangannya, ia pasang sandal itu di kakiku , sangat besar, sandal pertama yang pernah aku kenakan dalam hidupku -berat. Ia menggendongku masuk ke dalam rumah , ke kamar, di dudukkan aku di depan cermin, ia menggosok rambutku dengan kain tebal bernama anduk sampai kering. Kemudian dia minyaki sampai wangi baunya,dia juga menyisir rambutku seakan aku tidak bisa bersisir sendiri. Kemudian ia menyuruhku berganti pakaian. Aku seperti selembar wayang di tangan dalang, rasanya sudah tak berjiwa lagi.

Pada malam hari tuan besar datang. Ke dengar langkah kaki sepatunya. Ia langsung masuk ke dalam kamar. Aku gemetar . Ia dekati aku ,di angkatnya badanku di letakkannya di atas ranjang dan di golekkan di atasnya. Bernafas pun aku tak berani. Aku tak tau berapa lama bukit daging ini berada di atasku , aku pingsan tak tau lagi apa yang terjadi. Begitu siuman ku ketahui aku bukan sanikem lagi yang kemarin. Aku telah menjadi nyai yang sesungguhnya .

hidup sebagai nyai terlalu sulit. Dia cuma budak Belian yang kewajibannya hanya memuaskan tuannya. Dalam segala hal! Salah salah bila tuannya bosan badan bisa di usir bersama anak, anaknya sendiri tidak di hargai oleh umum pribumi karena di lahirkan tanpa perkawinan yang sah.

Satu tahun lamanya aku hidup di rumah tuan besar tidak pernah keluar. Tidak pernah di ajak jalan-jalan atau menemui tamu. Apa gunanya ? Aku sendiri pun malu pada dunia. Beberapa kali juru tulis Sastrotomo datang menengok . Aku menolak melihatnya pun aku tak Sudi. Tuan besar tidak pernah menegurku . Sebaliknya dia puas dengan segala kelakuanku yang suka belajar, tuan besar sangat menyayangiku. Aku belajar menghemat . Tuan besar tidak pernah menanyakan uang belanja. Dalam setahun dapat kukumpulkan lebih dari seratus gulden . Kalau pada suatu waktu nanti tuan besar mengusirku aku aku sudah punya modal pergi ke Surabaya untuk berdagang apa saja.

Setelah setahun kontrak tuan besar dengan pabrik gula habis. Ia tidak memperpanjangnya. Kami pendah ke Surabaya membeli tanah yang luas di Wonokromo, tapi dulu belum seramai sekarang masih berupa Padang semak belukar. Ia menernalannya sapi perah Australia. Di malam hari di ajarinya aku baca dan tulis . Tuan besar juga mengajari aku berdandan dan memilih warna yang cocok. Ia suka menunggui ketika aku berhias . Pernah saat- saat seperti itu ia bilang ” kau harus selalu kelihatan cantik, Nyai . Muka yang kusut dan pakaian yang berantakan juga mencerminkan perusahaan yang kusut , tak dapat di percaya . Tuan bilang ” kau tidak boleh berkinang , biar gigimu tetap putih . Aku suka melihatnya seperti mutiara. Dan aku tidak berkingang.

Hampir setiap bulan datang kiriman buku dan majalah dari Nederland. Tuan suka membaca. Tak sebuah pun dari bacaan berbahasa melayu . Apalagi Jawa. Bila pekerjaan sudah selesai di senjahari kami duduk di pondok dia suruh aku membaca . Dia mendengarkan bacaan ku , membetulkan yang salah, menerangkan arti kata yang tidak ku mengerti. Begitu setiap hari sampai kemudian diajarinya aku menggunakan kamus sendiri , setiap hari. Kemudian di berinya aku jatah bacaan buku. Aku harus menamakannya dan menceritakan isinya.

Aku tumbuh menjadi pribadi baru, dengan penglihatan dan pandangan baru. Rasanya aku bukan budak yang di jual oleh ayah ku beberapa tahun yang lalu. Kadang aku bertanya pada diri sendiri : adakah aku sudah menjadi wanita belanda ? Aku tak berani menjawab , sekalipun ku lihat betapa terbelakangnya wanita pribumi di sekelilingku.

Setelah lama mengikuti majalah-majalah wanita belanda dan mendapatkan banyak petunjuknya pada suatu hari kutanyakan pertanyaan pada tuan besar 

” sudahkan aku seperti wanita belanda?” Tuan besar hanya ngakak dan: ” Tak mungkin kau seperti wanita belanda. Juga tidak perlu. Kau cukup menjadi kau yang sekarang. Biar begitu kau lebih cerdas dan lebih baik dari pada mereka semua. Semua!” Barang tentu dia melebih lebihkan. Tapi aku senang dan bahagia. Setidak-tidaknya aku tidak lebih rendah dari mereka. Aku senang mendengar pujiannya , ia tidak pernah mencela, hanya pujian melulu, tak pernah mendiamkan pertanyaan ku selalu di jawabnya. Aku semakin berbesar hati , semakin berani.

by Gulaku

Aku

19 November 2023 in Vitamins Blog

Ku baca sajak sajak ku semua

Kesal aku sekesal kesalnya

Jiwaku tiap detik bertukar warna

Sehingga aku tak tau aku apa

Aku sebenarnya…….

DayNight
DayNight