dheniesparks95

1. Titte: Lullaby Sea
   Story by: Dhenie sparks
   —Happy Reading—

Deru ombak memecah Keheningan. Semilir angin meniup kasar setiap helaian rambut sewarna malam, partikel-partikelnya menembus kemeja hingga ke tulang. Namun tak cukup membuat seorang Kim Seokjin beranjak. Tubuh tegap dengan kulit gelap terpapar matahari itu masih duduk setia memandang jauh hamparan laut lepas tak berujung. Benaknya membayang ke dalam poros roda kehidupan.

Jika boleh memilih, maka Seokjin tidak ingin seperti sekarang ini. Hidup dengan aturan manusia yang menyulitkan, lilitan kebutuhan terasa kian menyesakkan.
Apa salahnya menjadi miskin? Hingga banyak di antara mereka memandang sebelah mata?

Dia hanya salah satu orang yang tidak beruntung di dunia, terlahir dari keluarga buruh nelayan dengan harapan membumbung agar hidup cerah di masa mendatang namun keadaan tak memberi pilihan, meski sekeras apa pun mencoba. Ya, begitulah hukum dalam negeri tempatnya tinggal.

Menurut Lelaki ini hidup terlalu kejam untuk dijalani namun terlalu sayang kalau hanya sekedar di sia-siakan. Oleh karena itu, ia tengah dibelenggu rasa keputusasaan. Berharap pada secuil kisah keberuntungan tentang legenda laut yang mana dikatakan dapat menghapus penderitaan.

Bulan telah berada pada titik tengah di mana bentuk sempurnanya memantulkan cahaya terindah. Bayangnya menari-nari di atas lautan air seiring arah angin berembus. Bunyinya seolah memanggil Seokjin untuk mendekat. Begitu rasa keingintahuan yang tinggi ia segera melompat ke atas perahu untuk membawanya ke tengah laut.

Entah hanya perasaannya semata, Seokjin merasa pendengarannya di sambut oleh nyanyian sendu. Ia bergegas untuk mematikan mesin, lengan kokohnya beralih pada dayung dan membawa kian jauh dari bibir pantai.

~Apakah kau berpaling pada air pasang?~
~Yang menyelimuti keputusasaan~

Deru angin datang bersama pusaran air mengelilingi perahu memaksa untuk menghentikan laju. Nyanyian itu semakin jelas terdengar, melodinya membuat bulu halus meremang.

Dengan penuh kewaspadaan iris sewarna jelaganya menyapu ke seluruh penjuru, sementara telapaknya mencengkeram kuat ujung dayung dengan gemetar.

Ketika sesuatu muncul ke permukaan Seokjin tertegun. Separas cantik dengan rambut basah berkilauan, kulit bercahaya kian indah berpadu bersama purnama.

Manakala sosok itu mendekat otak Seokjin tak sempat berpikir siapa perempuan gila yang berenang di tengah laut dalam cuaca sedingin ini.
Bunyi kecipak terdengar pada setiap pergerakannya disertai ekor berwarna keemasan kian memukau siapapun yang melihat.

Seokjin benar-benar menikmati setiap detik apa yang disuguhkan, matanya menutup menikmati sentuhan halus tangan dingin perempuan yang menjulur di atas permukaan pipinya.

~Apakah kau berpaling pada air pasang?~
~Untuk melupakan penderitaan~

Suara merdunya terdengar menentramkan jiwa membuat siapapun pendengar akan terbuai. Dalam sisa kesadaran yang dimiliki tak pelak Seokjin berujar, “Ya.”

•••

Lautan jingga menggantung indah di langit timur kala sang surya mulai mengeluarkan cahaya. Burung-burung terbangun dari tidur, bersiul merdu sambil mengepakkan sayap mungilnya. Pagi berselimut embun meninggalkan bau basah yang sejuk. Angin behembus menggulung ombak dari lautan, suara derunya menciptakan melodi indah pada setiap pendengarnya.

Di bibir pantai segerombol orang berkerumun. Saling berbisik membicarakan sosok tegap lelaki yang tergeletak di atas hamparan pasir tanpa peduli tubuh basah tersapu ombak. Kulit gelapnya memucat dengan suhu sedingin es, degup jantung tak lagi berpacu, denyut nadi tiada berdetak. Bibir birunya melukis senyum pada tidur panjang seorang Kim Seokjin.

—Tamat—

 

 

 

 

 

—Happy Reading—
Jemari lentik itu bergerak mengikuti naluri untuk menggoreskan tinta pada lembar kertas putih. Sesekali kepalanya memutar, melihat seorang pemuda tengah bermain dengan bola.
Rintik hujan menitik. Memberi kesan suasana melankolis pada gadis belasan tahun ini yang tengah tenggelam dengan kalimat puitis tentang cinta. Hingga gendang telinganya tergelitik, barulah ia mendongak untuk melihat si pemilik suara.

“Apa yang kau tulis hingga mengabaikan panggilanku?”

Lantas tangan ramping itu segera menutup bukunya rapat, dan memberikan lekuk termanis di kedua sudut bibir tipisnya, pada sosok pemuda yang kini sudah selesai dengan permainan bola basketnya.

“Pulang, sebelum hujan benar-benar mengguyur tubuhmu!”

Pupil mata coklat madu itu menatap punggung lebar pemuda yang mulai menjauh sebelum berlari kecil untuk mengejarnya.

Dia Christian. Seorang pemuda yang membuatnya memahami bahwa cinta tidaklah sekedar mencintai dan dicintai. Tak juga untuk dimiliki. Lebih dari itu, dan lebih dari yang kalian tahu. Karena dia adalah kakak kandungnya.

Terlalu tragis untuk kisah asmara seorang gadis belia.

 

Fin.

Tittle: The Most Beautiful
Cast: Jeon JungKook || Min Yoongi
Genre: Friedship
Length: drabble
Rate: G
>>>>><<<<<

Di tengah terik surya mulai menghangat manakala embusan sang bayu meniup lembut helaian rambutnya, Jungkook duduk termangu. Netranya menangkap sebuah objek dimana hampir setiap hari ia lihat.
Orang-orang di sekitar saling berbisik, bergerak untuk menjauh. Sekalipun berbeda ia tetaplah seorang manusia yang juga ingin diperlakukan sama.

Terlahir tuli bukanlah keinginan Jungkook. Dan dengan menjadi penyandang cacat fisik, ia harus mengalami tindak diskriminasi. Karena ketidakmampuannya dalam berkomunikasi kerap kali ia di cap sebagai orang aneh. Cacian, makian dan tatapan sinis sudah menjadi makanan sehari-hari. Seperti sekarang ini.

Di sela benak yang melayang Jungkook mendapati laki-laki berkulit putih pucat berdiri dengan raut wajah datarnya. Dia tak menghindar, tak juga mencibir selain menatap jalanan yang penuh akan lalu lalang kendaraan.

Bibir Jungkook tertarik lebar ketika sebelah tangan menariknya untuk menaiki bus.

Walau terkesan dingin tapi Jungkook tahu laki-laki itu memiliki hati yang hangat. Seperti apa yang sering diucapkannya.

‘Mereka hanya belum memahami bahwa kau orang yang istimewa.’

Dia Min Yoongi, temannya. Seseorang yang melihat dengan sudut pandang berbeda.
FIN.