The KIng Ghost Wife -Cast-
17 November 2018 in Vitamins Blog
The King Ghost Wife
Nama :
Modern : Gia
Ancient : Rong Jialin
Umur :
Modern : 27 tahun
Ancient : 18 tahun
Kesukaan : Merakit benda, menyanyi, menari, berkelahi, olahraga ekstrim dll.
Nickname :
-Gia (didunia dulu)
-Jialin (Semua orang)
-Jia (panggilan dari Baojia)
-Ahli menyamar
-Agen G (nama samaran saat melakukan misi)
Gia bekerja sebagai Agen rahasia independen yang disewa oleh orang-orang, dia sangat ahli dalam merakit benda dan ahli menyamar. Karena sebuah kecelakaan mobil membawanya kedunia yang berbeda dari dunianya, dan ia terbangun dalam tubuh Putri Jiain yang tidak memiliki kekuatan, dengan berbekal keahliannya didunianya dulu dia bertahan hidup didunia asing.
Nama : Junzhi
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : Pelayan pribadi Putri Jialin
Kesukaan : Apapun yang membuat Putri Jialin bahagia
Pelayan pribadi Putri Jialin sejak berumur 10 tahun, ia ditemukan oleh Pangeran Baojia dan membawanya ke istana untuk bekerja disisi Putri Jialin. Dia sangat menyayangi Putri Jialin.
Nama : Rong Gao Ming
Jabatan : Kaisar
Umur : ???
Penyesalan terbesarnya adalah mengabaikan Jialin, ia ingin memperbaiki hubungan mereka yang renggang.
Nama : Rong Baojia
Jabatan : Pangeran Kedua
Umur : 18 tahun
Kesukaan : Apapun yang membuat Jia bahagia
Dia adalah saudara kembar Putri Jialin yang terlahir 10 menit lebih awal, dia sangat menyayangi Jia dan tujuan hidupnya adalah melindungi Jia dan selalu membuat Jia bahagia. Ia adalah satu-satunya murid Master Yo seorang kultivator Emperor Realm
Nama : Rong Jing Ying
Jabatan : Putra Mahkota
Umur : 23 tahun
Dia adalah putra pertama dari Kaisar Gao Ming dan alm. Permaisuri Zhang Junda dan kakak kandung dari Baojia dan Jialin. Dia sangat membeci Jialin karena menganggap telah membunuh ibunya
Nama : Zhang Zhen Li
Jabatan : Permaisuri
Umur : ???
Dia adalah adik dari Permaisuri Zhang Junda, dia diangkat menjadi Permaisuri setelah meninggalnya Permaisuri terdahulu. Dia merawat anak dari kakaknya tanpa membedakannya dengan anaknya sendiri.
Nama : Rong Bailin
Jabatan : Putri Kedua
Umur : 16 tahun
Kesukaan : Membaca, membuat puisi, bermain guzheng, bernyanyi, bermain catur dll.
Anak dari Permaisuri Zhang Zhen Li, dia adalah putri yang sangat sopan dan lembut, ia dijuluki sebagai putri tercantik diseluruh Kekaisaran. Dia sangat akrab dengan Putra Mahkota.
Nama : Raja Hantu (hanya julukan)
Umur : ???
Kesukaan : Melihat Gia menderita ditangannya
Kepribadian : Kejam
Setelah melihat penampilan Gia yang bernyanyi membuatnya penasaran untuk mencari seluk beluk mengenai Putri yang hilang ingatan itu. Namun karena sebuah insiden membuatnya tidak bisa lepas dari Gia.
The King Ghost Wife – The Singer Princess -Chapter 3-
7 November 2018 in Vitamins Blog
The King Ghost Wife
Chapter 3 -Masih Ada yang Menyayanginya
Setelah kepergian Kaisar dan Putra Mahkota, Gia berdiam diri di kamar sendiri. Dia melatih untuk tidak mengeluarkan kediamannya selama 1 bulan sebagai hukuman karena tidak sopan terhadap Kaisar dan Putra Mahkota, Gia tetap diam saat itu karena tidak ada yang bisa menghentikannya untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan, bahkan Kaisar sekalipun tidak bisa dihentikannya.
Gia menghela nafas sambil melihat pemandangan yang dijendela, pikirannya melayang membayangkan nasibnya kedepan, dia sangat bingung apa yang harus ia lakukan agar dapat bertahan di dunia yang hanya membaca orang kuat. Dia mengacak rambutnya pelan, dia sangat benci dengan Straley Company karena telah membunuhnya dan menyebabkan ia bertransmigrasi ke dunia ini. Namun, ia tetap khawatir dengan percobaan yang telah dilakukan Perusahaan Straley dia sangat khawatir dengan eksperimen itu, karena itu sangat berdampak pada dunia.
Sudahlah lebih baik tidak bisa memikirkannya lagi, sekarang ia berada di mana yang berbeda dan masalah didunia sana bukan urusannya lagi.
Gia memandang taman yang terlihat dari balik jendela, itu taman yang sangat indah walaupun kediaman Putri Jialin termasuk kecil di bandingkan Paviliun lainnya. Pasti Putri Jialin dulu sangat menyukai taman itu karena selalu merawatnya dengan hati-hati dan menghasilkan tanaman dan bunga-bunga yang indah, Gia menghela nafas memikirkan nasib Putri Jialin dulu.
Dia lahir dikalangan keluarga kekaisaran seharusnya membuat hidupnya penuh kehormatan dan kemewahan, namun apa yang terjadi. Putri Jialin malah mengalami penderitaan terus menerus karena disalahkan atas kematian Permaisuri Zhang Junda. Bukan salahnya jika kematian Permaisuri terjadi, dia hanyalah bayi kecil tak berdosa tanpa mengetahui apa-apa. Tapi orang-orang malah menyalahkannya.
Kata mereka, seandainya Putri Jialin tidak hidup, Permaisuri pasti tidak akan mati. Tapi Permaisuri memilih mempertahankan Jialin walaupun mengorbankan nyawanya.
“Junzhi apakah kau diluar? Tolong bawakan cermin ke kamarku” Gia menghentikan lamunannya dan memanggil Junzhi.
“Baik yang mulia”
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Junzhi membawakan cermin dan meletakkannya di atas meja, Gia segera berjalan menuju cermin untuk melihat wajah dari tubuh barunya.
“Astaga!!! Bagaimana bisa?!?!” Dia tersentak kaget mendapati bayangan yang tercermin di depannya begitu mirip dengan kehidupan sebelumnya namun memiliki kulit yang lebih halus dan cerah.
“Ada apa yang mulia?” Junzhi bertanya bingung ketika melihat Putri Jialin yang kaget melihat bayangannya sendiri.
“Oh tidak apa-apa, Junzhi kau bisa meninggalkan kamar ini, aku ingin sendiri” Gia segera mengabaikan Junzhi dan menyuruhnya untuk meninggalkannya sendiri.
“Baik yang mulia” Junzhi segera meninggalkan kamar Putri dengan tatapan khawatir.
Setelah memastikan ia sendiri di kamar, Gia menarik rambutnya frustasi dan melihat bayangannya sendiri di cermin.
“Tidak mungkin bagaimana bisa wajahnya mirip denganku, seharusnya tidak mirip sama sekali. Dan bagaimana bisa aku menggunakan tubuh ini secara bebas seolah-olah ini adalah tubuhku sendiri”
***
Diruang belajar Sang Kaisar
Kaisar dan Putra Mahkota saling duduk berhadapan dan dibatasi oleh meja kecil diantara mereka.
“Fuhuang putramu yakin bahwa dia bukan Putri Jialin” Putra Mahkota segera menyuarakan pendapatnya dihadapan Kaisar. Ia semakin yakin dengan pendapatnya setelah melihat Jialin.
(Fuhuang = Ayah Kekaisaran)
Kaisar menggelengkan kepalanya. “Tidak Putra Mahkota dia adalah Jialin yang asli, aku melihat segel dari teknik ‘itu’ dilehernya ketika dia menoleh” Kaisar yakin dia adalah Jialin yang asli karena terdapat tanda segel yang unik di lehernya. Karena hanya dialah yang memiliki tanda segel seperti itu.
Putra Mahkota masih kukuh dengan pendapatnya. “Fuhuang bisa saja itu palsu, tanda segel tersebut mudah dilihat dan pasti musuh menirunya agar seperti aslinya”
“Diam Putra Mahkota! Kau juga tahu bahwa tanda segel itu spesial dan tidak bisa ditiru, hanya dengan menggunakan teknik ‘itu’ agar bisa terbentuk. Tapi kau juga tahu bahwa teknik ‘itu’ sudah hilang dan hanya Ibumu lah yang bisa menggunakannya selama ini” Kaisar marah dengan Putra Mahkota yang selalu mempertanyakan Jialin. Dia benar-benar yakin bahwa dia Jialin yang asli.
Putra Mahkota diam dan mengingat bahwa tanda segel tersebut sangatlah spesial dan orang lain tidak bisa membentuknya.
Kaisar menghela nafas tak berdaya. “Mungkin dia benar bahwa selama ini kita tidak tahu apa-apa tentang Jialin, kita selalu menutup mata atas penderitaan Jialin selama ini. Mungkin inilah Jialin yang sebenarnya yang terpendam dalam sikap lembutnya. Jialin yang sekarang sudah berbeda, kita tidak bisa perlakukan dia seperti dulu”
***
Disebuah ruangan yang gelap terdapat dua orang yang berpakaian gelap dan seorang dengan pakaian yang sangat mewah, orang berpakaian gelap itu berlutut dihadapan seorang yang tertutupi bayangan gelap malam.
“Bagaimana Jialin? Apakah dia sudah mati?” Orang itu bertanya pada bawahannya yang sedang berlutut.
Bawahan itu menunduk menyesal. “Ampun tuan kami gagal membunuh Putri Jialin.”
Plakkkk~~~
“Dasar tidak becus bagaimana bisa kalian tidak bisa mengurus gadis sampah seperti dia.” Orang itu segera menampar bawahannya dan memarahinya karena tidak bisa melaksanakan tugas darinya.
“Para prajurit segera datang ke lokasi membuat kami tidak bisa membunuh Putri Jialin.” Si bawahan mencoba menjelaskan.
“Namun, saya mendengar berita dari mata-mata kita tentang keadaan Putri Jialin sekarang”
Dengan masih kesal orang itu bertanya pada bawahannya. “Berita apa?”
Dengan patuh ia menjawab. “Karena insiden itu Putri Jialin kehilangan semua ingatannya”
“Apa?”
***
“Hei Junzhi bisa kamu nyalakan lampu” Gia yang sedang bermalas-malasan diranjangannya berguling mendekati Junzhi yang duduk di samping ranjangnya.
Junzhi menaikan alisnya bingung. “Lampu? Apa itu lampu yang mulia?” Dengan bingung Junzhi menanyakan perintah Gia karena dia tidak tahu apa itu lampu.
Gia menepuk dahinya dan meruntuki dirinya. “Sial aku lupa dunia ini seperti zaman kuno pasti tidak ada lampu”
“Maksudku nyalakan lentera atau lilin, kamar ini mulai gelap karena malam” Dengan cepat Gia mengoreksi perintahnya.
“Baik yang mulia” Junzhi segera melaksanakan perintah Putri Jialin dan melupakan pertanyaannya tentang lampu.
Setelah pergi beberapa saat Junzhi segera kembali dan membawa beberapa lilin untuk menerangi kamar Putri Gia, kemudian dia menyalakannya dan meletakannya di beberapa tempat agar kamarnya menjadi terang.
“Nah sekarang kamu bisa menceritakan siapa aku yang kamu ketahui selama ini” Gia mengatur posisi duduknya agar nyaman saat mendengar cerita Putri Jialin dari Junzhi.
“Baik yang mulia, nubi akan menceritakan siapa anda yang nubi ketahui selama ini. Tapi nubi bingung harus dimulai dari mana” Junzhi dengan patuh akan menceritakan kondisi Putri Jialin dulu.
(Nubi = Cara pelayan wanita memanggil dirinya sendiri a.k.a aku)
“Kau bisa mulai bagaimana aku terlahir dan bagaimana bisa aku menyebabkan kematian Permaisuri Zhang Junda”
Gia masih penasaran bagaimana Jialin bisa menyebabkan kematian Permaisuri. Karena bila dipikirkan lagi seharusnya jika mendiang Permaisuri berhasil melahirkan Baojia dengan selamat pasti dia masih kuat untuk melahirkan Jialin juga, dan walaupun dia tidak kuat setidaknya dia masih bisa bertahan hingga ajalnya menjemput. Namun, dari tatapan Kaisar dan Putra Mahkota sangat mencerminkan kebencian pada Jialin seolah-olah Jialin sendirilah yang membunuh mendiang Permaisuri.
“Itu nubi kurang mengerti yang mulia, nubi bekerja di istana ketika berumur 10 tahun dan saat itu anda berumur 9 tahun. Namun nubi mendengar…” Junzhi dengan ragu-ragu menjawab pertanyaan Putri Jialin.
“Mendengar apa? Cepat katakan!” Gia terus mendesak Junzhi untuk mengatakannya.
“Desas-desus mengatakan bahwa sebenarnya ketika anda dilahirkan anda hanya hidup beberapa saat kemudian meninggal. Namun, mendiang Permaisuri menggunakan teknik terlarang yang menggunakan nyawanya sendiri sebagai korban untuk menghidupkkan anda kembali” Junzhi segera menjawab hsl sebenarnya yang ia dengar dari para pelayan lain, karena semua orang jugs sudah mengetahui cerita ini.
“Apa dia mengorbankan nyawanya untuk…ku?” Gia masih tidak percaya ada yang mengorbankan nyawanya untuk orang lain, itu sangat bertentangan dengan kehidupan di dunianya yang saling membunuh satu sama lain.
“Iya yang mulia, setelah mendiang Permaisuri menggunakan teknik itu beliau segera meninggal tepat disamping anda. Dan ketika Kaisar kembali dari pertemuan penjabat beliau sangat marah dan memerintahkan semua pelayan disana untuk di bunuh. Dan untuk anda Kaisar memerintahkan untuk mengasingkan anda di paviliun terjauh dari pusat istana dan hanya meninggalkan sedikit pelayan” Dengan sedih Junzhi menceritakan masa lalu Putri Jialin yang disalahkan atas kematian mendiang Permaisuri.
“Dan bagaimana saudara-saudaraku?” Gia memejamkan mata menahan tangis yang seakan tumpah, dia seolah-olah merasakan semua penderitaan yang dialami Putri Jialin selama ini.
“Putra Mahkota membenci dan menjauhi anda karena menganggap telah membunuh mendiang Permaisuri dan untuk Pangeran Kedua Rong Baojia saudara kembar anda beliau selalu mencoba menemani anda sejak dulu walaupun sering kali dimarahi Kaisar, Pangeran kedua tidak pernah menyerah dan selalu menemui anda” Junzhi tersenyum ketika mengingat sosok Pangeran Kedua Rong Baojia yang penuh perhatian terhadap saudara kembarnya.
Gia melebarkan matanya mendengar ia memiliki saudara yang menyayanginya, di dunia ini ia memiliki seorang saudara dan itu adalah keinginan kecilnya dulu. “Benarkah? Tapi dimana sekarang dia? Kenapa tidak menemui ku bila dia sayang padaku” Gia mengerutkan dahinya tidak senang karena ketidakhadiran saudaranya itu setelah insiden pembunuhan Putri Jialin.
Junzhi tersenyum melihat ketidaksenangan Sang Putri. “Ketika Pangeran berumur 9 tahun beliau bertemu Master yang hebat yang merekrutnya menjadi muridnya. Sekarang Pangeran masih dalam pelatihan bersama Masternya” Junzhi segera mengatakan perihal tidak hadirnya Pangeran Kedua sekarang.
“Apa dia pernah kembali?”
“Pangeran pernah sekali kembali saat ulang tahun kalian yang ke empat belas tahun. Lihat gelang yang melingkar ditangan anda itu adalah hadiah dari Pangeran Kedua” Junzhi menunjuk pada gelang yang dipakai Putri Jialin pergelangan tangannya.
Gia tersenyum melihat gelang yang berpola unik dan indah dipergelangan tangannya.
“Dan apakah yang mulia ingat kata yang ditinggalkan Pangeran Kedua untuk anda?”
Gia menggelengkan kepalanya.
“Pangeran berkata, dia akan lebih lagi akan menjadi kuat untuk melindungi Anda dan selalu membasahi Anda”
“Hei Jialin dengarkan kau memiliki orang yang masih menyayangimu”
-TBC-
The King Ghost Wife – The Singer Princess -Chapter 2-
7 November 2018 in Vitamins Blog
The King Ghost Wife
Chapter 2 – Jialin Sudah Mati
Setelah Rombongan Kaisar dan Putra Mahkota tiba di Paviliun Teratai Hitam Sang Kaisar secara langsung menanyakan kondisi Putri Jialin.
“Apakah Jialin ada dikamarnya? Apa dia baik-baik saja?” Tanya Kaisar pada pelayan.
“Salam Yang Mulia Kaisar dan Putra Mahkota Putri Jialin baik-baik saja yang mulia, sekarang beliau tinggal di perpustakaan bersama pelayan pribadi.” Jawab pelayan setelah memberikan salam kepada Kaisar dan Putra Mahkota.
Kaisar yang menyelidiki jawaban pelayan sangat marah. “Pelayan macam apa kamu! Tuanmu baru saja sadar kamu tidak bisa menjaganya dengan benar dan malah. Kamu ingin mati?!?!” Dia tahu saat Jialin suka membaca buku tapi ini bukan saat yang tepat karena ia baru saja siuman dari koma sejak usaha pembunuhan.
Semua pelayan sangat mengejutkan melihat kemurkaan Kaisar, biasanya beliau tidak pernah memperdulikan Putri Jialin, namun sekarang Kaisar memarahi mereka karena tidak memperhatikan Putri dengan baik. “Ampun yang mulia kami tidak demikian”
Semua pelayan Paviliun Teratai Hitam serentak berlutut memohon maaf pada Kaisar.
“Mohon ampuni kami yang mulia”
“Tolong ampuni nubi yang mulia”
(Nubi = cara pelayan memanggil dirinya sendiri a.k.a aku)
Suara pelayan terus terdengar meminta pengampunan atas keteledoran mereka menjaga Putri Jialin.
“Diam kalian! Apa kalian tidak memikirkan kondisi Jialin? Bagaimana bisa kalian membiarkannya ke perpustakaan dan bukannya istirahat di kamarnya” Sang Kaisar menggeram marah melihat pelayan Paviliun Teratai Hitam yang tidak becus menjaga Putri Jialin.
“Ampun yang mulia kami sudah berusaha mencegah Putri Jialin agar meninggalkan kamarnya, namun… namun….” Pelayan mulai ragu menyampaikan perubahan yang terjadi pada Putri Jialin.
Sang Kaisar mulai kehilangan kesabaran menghadapi semua pelayan. “Kenapa dengan Jialin?!?!”
“Putri Jialin yang hilang ingatan sangat berbeda, seolah-olah putri bukannlah Putri Jialin yang kami kenal selama ini” Jelas pelayan sambil menundukan kepalanya.
“Sikap Jialin berubah? Bagaimana bisa?” Sang Kaisar mengerutkan dahinya bingung dengan informasi yang disampaikan pelayan.
“Benar yang mulia sikap Putri Jialin sangat berubah, beliau mudah marah dan matanya sangat menyeramkan. Berbeda sekali dari Putri Jialin yang pendiam selama ini” Jelas pelayan menggambarkan keadaan Putri Jialin sekarang ini.
“Apa Jialin seperti itu?” Kaisar ragu dengan sikap Jialin yang digambarkan pelayan. Jialin yang ia kenal adalah anak pendiam dan tidak banyak bicara. Dia selalu mudah menuruti perkataannya tanpa membantah, dia juga tidak pernah marah walaupun orang-orang menindasnya.
Tapi bagai mana bisa Jialin seperti itu? Walaupun ia hilang ingatan tidak mungkinkan merubah kepribadiannya juga?
“Nubi tidak berbohong yang mulia” Masih dengan menundukkan kepala pelayan itu berkata pada Kaisar.
“Fuhuang saya curiga bahwa itu buka Putri Jialin, bisa saja itu adalah musuh yang menyamar dan menggunakan alasan hilang ingatan untuk berbaur dengan kita” Putra Mahkota tiba-tiba menyuarakan pendapatnya, sikap Putri Jialin yang digambarkan pelayan sangat berbeda dengan Putri Jialin yang sebenarnya dia curiga bahwa dia adalah musuh yang menyamar.
(Fuhuang = Ayah Kekaisaran)
Dengan mudahnya Sang Kaisar percaya dengan pendapat Putra Mahkota. “Itu bisa saja Putra Mahkota. Mari kita ke perpustakaan.”
Akhirnya rombongan Kaisar dan Putra Mahkota meninggalkan Paviliun Teratai Hitam dan menuju perpustakaan yang tidak jauh dari kediaman Putri Jialin.
***
“Yang Mulia Kaisar dan Putra Mahkota telah tiba”
Pengumunan Junzhi dari luar mengagetkan konsentrasi Gia yang membaca buku di Perpustakaan. Gia kemudian mengalihkan pandangannya dari buku ke pintu masuk perpustakaan. Dan masuklah dua orang yaitu Kaisar dan Putra Mahkota, sedangkan rombongan kasim dan pelayan Kaisar berada di luar perpustakaan.
Gia dengan berani melihat sosok gagah yang berpakaian megah dengan warna keemasan yang ia duga sebagai Kaisar, ia memiliki perawakan tegap dan tinggi dengan wajah yang masih tampan walaupun sudah memiliki beberapa anak, aura kuat terpancar dari sosok pemimpin negeri itu.
Dan disampingnya adalah pemuda tampan dengan rambut yang diikat diatas kepala dan membiarkan sebagaian rambutnya menjuntai bahunya, membuatnya semakin tampan, dia menggunakan pakaian berwarna biru yang megah walaupun tidak semegah Kaisar. Pemuda itu memiliki kemiripan dengan Kaisar, namun dengan warna mata yang berbeda darinya, ia menduga mungkin itu diturunkan dari ibunya.
“Berani sekali kamu melihat Sang Kaisar secara langsung. Dimana sopan santunmu? Seharusnya kamu bangkit dari tempat dudukmu dan memberi hormat pada Kaisar dan Putra Mahkota ini” Rong Jing Ying marah melihat Jialin yang tidak memberi hormat pada Kaisar dan dirinya. Dia malah melihat Kaisar dengan matanya langsung, sungguh dia sangat berani dan tidak sopan.
Gia dengan dingin menyapukan pandangannya pada Putra Mahkota yang menatapnya benci. Dia dengan berani menatap mata Putra Mahkota langsung tanpa menghiraukan tatapan terkejut dari Putra Mahkota dan Kaisar juga.
“Kenapa aku harus takut? Bukannya dia juga manusia, dimataku semua manusia sama, baik itu yang kuat ataupun lemah seperti ‘sampah’ sekalipun” Gia dengan berani menantang mata Putra Mahkota yang terkejut dengan jawaban yang dia berikan.
“Berani sekali dia memanggil Kaisar ‘DIA’ Bagaimana bisa hilang ingatan membuat sikap orang sangat berubah? Dan apa katanya semua manusia sama dimatanya. Apa benturan dikepalanya membuat otaknya bergeser, di dunia ini tidak ada yang sama hanya orang kuatlah yang bisa berdiri” Dengan geram Putra Mahkota memandang Gia dingin seolah-olah ingin membunuhnya ditempat.
Sang Kaisar juga terkejut dengan jawaban dari Gia, Kaisar memutar ingatannya mengenang Putri Jialin yang sangat lemah lembut dan tidak pernah membantah terbanding terbalik dengan Putri Jialin di depannya, apakah dugaan Putra Mahkota benar bahwa dia buka Putri Jialin sebenarnya?
Tapi itu tidak mungkin, musuh tidak akan sebodoh itu. Bila ingin menyamar menjadi Putri Jialin pasti akan bersikap meniru sikapnya dan bukannya malah bersikap kasar yang malah membuatnya mendapat masalah Kaisar mulai ragu dengan Jialin di depannya. Jika dia musuh yang menyamar pasti akan meniru sikap Jialin yang asli, tapi jika dia Jialin bagaimana bisa berubah menjadi gadis yang kasar ini.
“Siapa kamu sebenarnya?”
“Oh kau tidak mengenal putrimu sendiri ‘Yang Mulia Kaisar’?” Gia segera mengalihkan pandangannya dari Putra Mahkota ke Kaisar yang menatapnya curiga.
Bukannya menjawab dengan baik Gia malah menjawab pertanyaan Kaisar dengan lidah tajamnya. Gia tidak takut sama sekali.
“Apa yang kamu katakan?!? Siapa kamu sebenarnya? Kau bukan Jialin, apa kamu musuh dari kekaisaran Xue Ying! Cepat katakan dimana Jialin sekarang”
Mendengar Kaisar berkata ‘musuh dari Kekaisaran Xue Ying’ membuat pengawal Kaisar di luar segera masuk ke perpustakaan dan menodongkan senjata mereka ke Gia yang masih duduk di kursi Perpustakaan dengan santai seolah-olah kepungan para prajurit hanyalah permainan anak-anak di matanya.
“Hahahahahahahahahaha……..” Bukannya khawatir Gia malah tertawa dan menghiraukan semua pandangan orang yang bingung menatapnya.
“Kenapa kau tertawa?!?!” Putra Mahkota mulai geram dengan dibaikan Gia dan malah tertawa.
“Hahaha sungguh lucu sekali seolah-olah kalian kalian mengenal Putri Jialin sebenarnya. Kalian berkata Jialin adalah orang yang lemah lembut dan patuh adalah Jialin yang sebenarnya. Tapi kalian salah kalian tidak pernah mengenal Jialin.”
Dengan pandangan meremehkan Gia melihat Kaisar dan Putra Mahkota dengan mata dinginnya yang menyeramkan. Dia mertertawakan mereka karena seolah mengenal Jialin tanpa memperdulikan masalah yang di derita Jialin sejak kecil.
“Beraninya kau ber-”
“DIAM AKU BELUM SELESAI BICARA!!” Dengan pandangan tajam Gia memberikan peringatan kepada Putra Mahkota yang ingin menyela ucapannya.
“Kau.. kau..” Rong Jingying sungguh tak percaya Jialin berani membentaknya.
“Apa? Heran karena aku berani membentakmu? Dengar aku tahu kau membenciku karena kau menyalahkanku atas kematian Niangqin saat melahirkanku dan Baojia. Tapi saat itu aku hanyalah bayi kecil yang tidak tahu apa-apa dan kau menyalahkanku atas kematian Niangqin, aku tahu kau sedih tapi apa kau pernah berfikir berada diposisiku? Niangqin melahirkanku dan Baojia dengan susah payah hingga mengorbankan nyawanya. Tapi apa yang kudapatkan? Hinaan dan siksaan yang kudapatkan. Kau sebagai kakak harusnya bisa melindungi adik-adikmu bukannya ikut menghina mereka. Jika Niangqin tahu dia pasti akan kecewa” Dengan menahan air mata yang seakan akan tumpah kapan saja Gia mengutarakan isi hatinya pada Rong Jingying, seakan dialah yang pernah melewati semuanya
(Niangqin = Ibu)
Jingying yang mendengarnya tercengah dan memaksanya mengingat ucapan terakhir Ibundanya.
“Hiks… Hiks… Hiks… Niangqin jangan pergi, Ying-er janji tidak akan nakal lagi dan selalu menuruti perkataan Niangqin, jadi jangan meninggalkan Ying-er sendiri” dengan menangis Ying-er kecil memeluk ibunya.
“Ying-er anak laki-laki tidak boleh menangis. Ingat sebesar apapun masalahnya kamu tidak boleh menyerah dan menangis. Jadilah laki-laki yang kuat untuk memimpin kekaisaran ini, jadilah kuat untuk masa depan yang baik” Dengan lemah Permaisuri Zhang Junda berpesan pada Jingying.
“Ying-er janji pasti akan menjadi laki-laki kuat dan memimpin kekaisaran ini dengan baik, jadi Niangqin harus sehat untuk melihat Ying-er” Dengan polos Jingying mengangkat kepalanya dan menatap wajah ibunya yang pucat.
“Maaf Niangqin tidak bisa Ying-er. Tapi percayalah Niangqin akan selalu melihatmu dari sana. Jadi tolong jagalah adik kembarmu dengan baik. Berjanjilah pada Niangqin bahwa kau akan menjadi pemimpin yang baik dan selalu menjaga adik-adikmu”
“Ying-er berjanji”
Jingying segera menghentikan melamunnya ketika mendengar perkataan tajam dari Putri Jialin.
“Dan kau! Apa kau pantas menyebut dirimu ayah?!?! Kau sangat tidak pantas! Kau mengabaikan anakmu yang menderita oleh bawahanmu sendiri dan kau menutup mata tidak perduli. Jika bukan karena wajahku yang mirip Niangqin kau pasti akan membuangku sejak dulu karena aku tidak memiliki kekuatan sama sekali.” Dengan marah Gia menunjuk wajah Kaisar dan memarahinya karena ia tidak pantas menjadi seorang ayah.
“Kalian semua dengarkan! Putri Jialin yang dulu sudah mati, sekarang Putri Jialin yang baru sudah terlahir kembali, dan aku tidak akan pernah berdiam lagi dari orang orang menindasku. Mata di balas mata dan darah dibalas darah, jangan pernah memprovokasiku karena tidak akan aku membalas dendam dengan kekalahan. Camkan itu baik-baik! “
-TBC-
The King Ghost Wife – The Singer Princess -Chapter 1-
7 November 2018 in Vitamins Blog
The King Ghost Wife
Chapter 1 – Jiwa yang Berubah
Disebuah kamar tradisioanal, dua orang pelayan tengah merawat seorang gadis muda yang tengah tertidur, mereka tidak tahu apakah gadis itu akan bangun atau tidak, sudah beberapa hari gadis itu telah tertidur karena koma.
Seorang pelayan yang tengah merapikan kekasih tercengah melihat gerakan tangan gadis itu. “Lihat tangan tuan putri bergerak”
“Mana? Mana? Benar-benar tangan tuan putri bergerak. Lihat kelopak mata tuan putri dan juga bergerak!” Rekannya lari dan membuat Sang Sang Sang Putri.
Dua orang pelayan itu berseru gembira melihat kondisi putri Jialin yang mulai sadar. “Cepat panggil Junzhi, tuan putri mulai sadar.”
“Baik” pelayan itu dengan cepat pergi memanggil pelayan utama Sang Putri.
Gia sayup-sayup mendengar suara dan membuat bagian mendorong.
“Sial kepalaku sakit sekali” Gia membantin sambil menyantap buku-buku yang berdenyut sakit.
“Putri syukurlah kamu bangun.” Seorang pelayan yang baru saja datang segera menghampiri Sang Putri.
Giaulitan terbuka dan melihat pemandangan yang asing itu. Apa yang disebutnya adalah bangunan dan perabotan yang terbuat dari kayu, Gia mengerutkan dahinya melihat sekeliling.
“Dimana ini?” Gia mencoba bangun dari tempat tidurnya dan di bantu oleh pelayan itu.
“Putri sekarang anda berada di kamar anda” jawab si pelayan bingung kenapa sang putri menanyankan keberadaannya, jelas-jelas dia berada di kamarnya sendiri.
“Tidak tidak ini bukan kamarku. Dan siapa kamu?” Gia mengerutkan keningnya melihat pakaian aneh yang dikenakan gadis itu.
“Putri anda tidak mengenal nubi?” Si pelayan kaget dengan pertanyaan sang putri. Ia tidak mengenalnya? Padahal dia selalu disamping sang putri sejak dulu.
(Nubi = Cara pelayan wanita memanggil dirinya a.k.a aku)
“Putri? Siapa putri?” Gia malah berbalik bertanya dengan heran. Seingatnya Gia adalah gadis yatim piatu sejak kecil, sejak kapan dia menjadi putri?
“Pu.. putri… anda tidak ingat siapa anda? Putri pasti bercandakan tidak mungkin putri hilang ingatan” si pelayan mulai sedih dengan keadaan sang putri yang dia kira hilang ingatan.
“Hilang ingatan? Siapa juga yang hilang ingatan, aku masih ingat semua kenangan yang kuingat sejak dulu. Tapi tunggu dimana ini? Tempat ini sungguh aneh semua bangunan terbuat dari kayu dan perabotan yang terkesan kuno dan pakaian apa yang digunakan gadis ini kenapa kuno sekali dan tidak fashionable?” Gia mulai curiga ia berada di tempat asing yang tidak pernah ia kenal sama sekali. Semua keadaan di kamar ini seperti di zaman kuno yang dia lihat di film dan serial kolosal China.
“Tunggu siapa namaku dan dimana aku” Gia langsung bertanya pada si pelayan dan mencoba menghilangkan fikiran mustahil yang tiba-tiba terlintas dikepalanya.
“Pu… putri… tidak ingat?” Si pelayan mulai kaget dan khawatir jika sang putri benar-benar hilang ingatan.
“Cepat jawab pertanyaanku!” Bentak Gia pada si pelayan. Gia mulai jengah dengannya yang tak segera menjawab pertanyaannya.
“Pu.. putri” Si pelayan mulai ketakutan karena sang putri tidak pernah membentaknya apalagi menatapnya dengan mata dingin yang menakutkan yang tidak pernah ia tunjukan.
“Cepat!” Gia mulai kehabisan kesabaran dengan sikap pelayan itu.
“Na.. nama putri adalah Rong Jialin, putri dari kaisar Rong Gao Ming dan mendiang Permaisuri Zhang Junda anda adalah putri pertama kekaisaran ini dan anak ketiga dari mendiang Permaisuri Zhang Junda. Anda memiliki saudara kembar yang bernama Rong Baojia yang sekarang sedang mengikuti masternya untuk melakukan latihan kultivasi dan anda adik dari Rong Jing Ying Putra Makota kekaisaran ini .” Jelas si pelayan sambil menundukan kepala.
“Putri Rong Jialin… anak ketiga dari kaisar dan permaisuri terdahulu” Gia mengerutkankan dahinya bingung dengan semua informasi yang di jelaskan pelayan, seingatnya ia adalah yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa ia akan menjadi putri.
“Tunggu dimana tempat ini?” Kata Gia semakin ketakutan dengan pikiran yang tiba-tiba terlintas di benaknya.
“Ini di Paviliun Teratai Hitam tempat tinggal yang mulia putri di istana kekaisaran Xue Ying” jelas si pelayan.
“Sialan benar dugaanku ternyata aku bertransmigrasi ke antah berantah” batin Gia sambil menutup matanya dengan lengannya.
“Siapa namamu?”
“Nama nubi Junzhi yang mulia” Jawab pelayan itu yang ternyata bernama Junzhi.
“Junzhi bawa aku ke perpustakaan dan carikan peta dan buku-buku sejarah tentang dunia ini” perintah Gia tanpa menghiraukan tatapan bingung Junzhi.
“Baik yang mulia” dengan patuh Junzhi segera melaksanakan perintah sang Putri.
***
Ditengah rapat yang dilakukan oleh Kaisar dan penjabatnya di aula istana tiba-tiba datanglah pelayan dari Paviliun Teratai Hitam untuk mengabari keadaan putri Jialin kepada Kaisar.
Setelah memberikan hormat kepada Kaisar, pelayan itu segera mengatakan keadaan putri Jialin “Mohon maaf atas kelancangan nubi yang mulia, nubi disini melaporkan keadaan yang mulia putri Jialin”
Tiba-tiba semua orang menghentikan aktivitas mereka dan fokus melihat pelayan dari Paviliun Teratai Hitam.
“Cepat katakan keadaan Jialin! Apakah dia sudah sadar?” Perintah kaisar.
“Tuan Putri sudah sadar yang mulia, keadaan beliau sudah membaik te… te… tapi…” Si pelayan mulai ragu ragu menyampaikan keadaan Jialin.
“Ada apa dengan Jialin cepat katakan!” Sang Kaisar mulai marah dengan jawaban ragu-ragu si pelayan
“Mohon ampun yang mulia, menurut keterangan pelayan pribadi putri. Putri Jialin mengalami hilang ingatan bahkan namanya sendiri Tuan Putri tidak ingat.” Dengan gemetar si pelayan berlutut dihadapan kaisar.
Kaisar bangkit dari tahtanya dan berseru kaget. “Apa katamu Jialin hilang ingatan?”
“Iya yang mulia, itulah yang disampaikan pelayan pribadi putri kepada nubi” Jelas si pelayan melemparkan semua tanggung jawab kepada pelayan pribadi putri.
“Rapat hari ini kita tunda sampai sini, ada urusan yang harus zhen kerjakan” dengan ayunan lengan sang kaisar mengusir semua penjabat negara dan bergegas menuju paviliun teratai hitam.
(Zhen = Cara Kaisar memanggil dirinya a.k.a aku)
Tiba-tiba Putra Mahkota keluar dari barisan penjabat dan menghampiri Sang Kaisar yang hendak menuju Paviliun Teratai Hitam. “Yang mulia saya ikut untuk melihat Putri Jialin”
Kaisar menaikan alisnya heran karena seiingatnya Putra Mahkota tidak menyukai Putri Jialin walaupun dia adalah saudara kandungnya sendiri. “Putra Mahkota kau ikut ke Paviliun Teratai Hitam?”
Putra Mahkota mengangguk. “Saya khawatir dengan keadaan adik saya yang mulia” Jawab Putra Mahkota dengan wajah lurus.
“Baiklah mari kita kesana”
***
“Sialan ternyata benar aku bertrasmigrasi ke dimensi lain yang isinya orang kuno semua. Dan apa-apa ini, disini semua orang memiliki kekuatan yang menunjukan hierarki masyarakat.” Gia langsung menutup buku sejarah Kekaisaran Xue Ying dengan marah. Dia tak pernah berfikir bahwa insiden itu malah membuatnya bertransmigrasi ke Kekaisaran Xue Ying yang tidak pernah tercatat dalam sejarah apapun. Ini semua salah orang yang telah membunuhnya! Jika saja ia bisa kembali kedunianya dulu, dia akan memotong tubuhnya ribuan kali untuk memuaskan rasa bencinya.
Sebelum membaca buku dari Junzhi, Gia masih berfikir bahwa dia mungkin masih di dunianya walaupun pakaian orang disini seperti pakaian China kuno. Tapi kenyataan yang sebenarnya malah menamparnya, ia bertrasmigrasi ke dunia lain yang isinya orang kuat memerintah dan orang lemah ditindas. Walaupun di dunianya seperti itu, tapi disini lebih parah karena tanpa kekuatan kau akan dianggap sampah.
Di dunia ini terbagi menjadi 3 benua, 9 kekaisaran, 40 kerajaan, dan ratusan kota-kota kecil yang tidak masuk dalam sebuah kekaisaran maupun kerajaan. Salah satunya adalah Benua Tianwen, benua ini memiliki suhu dingin dan selalu terjadi musim dingin, hanya beberapa daerah saja yang memiliki suhu yang normal dan tanah yang subur. Mayoritas orang-orang dibenua ini memiliki elemen es dan air. Pendapatan utama dari benua ini adalah mutiara cahaya yang menghasilkan cahaya yang terang dan banyak orang menginginkannya walaupun sangat mahal.
Benua lain adalah Benua Tianming, berkebalikan dengan Benua Tianwen, Benua Tianming memiliki suhu panas dan memiliki banyak padang pasir, benua ini sangat cocok untuk berkultivasi orang yang memiliki elemen api dan angin. Benua ini sangat dekat dengan Kekaisaran Xue Ying dan sering melakukan kerjasama. Benua ini juga menghasilkan mutiara cahaya namun dengan jumlah yang sangat sedikit karena hanya satu tempat yang menghasilkannya. Penghasilan utama dari benua ini adalah berbagai tanaman yang tubuh disana, karena disana memiliki tanah yang paling subur.
Dan Benua terakhir adalah Benua Tianzi, benua ini memiliki suhu yang relatif stabil dan memiliki tanah yang subur. Hasil pertanian dan pertambangan menjadi hasil utama Benua ini, mereka tidak memiliki tempat yang menghasilkan mutiara cahaya dan hanya mengandalkan benua lain untuk mendapatkannya, benua ini memiliki 3 kekaisaran, 15 kerajaan, dan ratusan kota-kota kecil. Dan negara yang Gia tinggali sekarang adalah Kekaisaran Xue Ying.
Dunia ini kekuatan seseorang terbagi menjadi 5 level dan setiap level terdiri dari 9 tingkatan yaitu :
Level 1 – Origin Realm
Level 2 – Spirit Realm
Level 3 – King Realm
Level 4 – Emperor Realm
Level 5 – Lord Realm
Setiap tingkatan level memiliki kesulitan masing masing, semakin cepat kultivator dari Origin Realm naik maka kesulitan yang akan ia hadapi semakin besar. Oleh sebab itu banyak jenius kultivasi yang gagal dalam kultivasi hingga menjadi cacat sampai meninggal karena berlatih kultivasi. Oleh sebab itu masyarakat tidak terkejut bila kultivator jenius yang berada dipuncak tiba-tiba jatuh kebawah dan kehilangan kekuatan dan penghormatan orang-orang. Karena berlatih kultivasi seperti pedang bermata dua, yang akan melukai lawan dan dirinya sendiri.
(Kultivasi = Beladiri)
(Kultivator = Ahli beladiri)
Gia masih membaca buku sejarah dengan sungguh-sungguh tanpa melupakan informasi detail dari buku. Karena ia harus tahu apa pun tentang dunia ini sebelum ia memutuskan bertindak, ia tidak akan mau dan meremehkan hal-hal yang memungkinkan dia bisa mati kapanpun.
Gia yang masih terlalu larut dalam bacaannya tiba-tiba tiba-tiba tersentak dengan pengumuman Junzhi dari luar bahwa Sang Kaisar bersama Putra Mahkota telah tiba di kediamannya.
“Yang Mulia Kaisar dan Putra Mahkota Dapat Tiba”
-TBC-
The King Ghost Wife – The Singer Princess -Prolog-
7 November 2018 in Vitamins Blog
The King Ghost Wife
Prolog
-Kota Beijing, Cina-
Seorang wanita berjalan dijalanan Kota Beijing yang sibuk dan gemerlap masih di hari. Suara indah terdengar dari bibirnya yang menyanyikan salah satu lagu, mata-mata yang penuh akan banyak penjalan kaki dan kendaraan yang menunjukot lintas. Sesekali ia berhenti di depan toko untuk melihat barang-barang yang menurutnya menarik.
Ingin sekali ia membeli barang-barang itu, hal-hal tentang EXO dan BTS, yang membuat jiwa fansgirlnya membara dan ingin sekali meraup semua barang-barang itu. Namun, bayangkan keuangannya menjadi seperti uang yang sudah habis untuk membeli bahan dan peralatan yang ia butuhkan.
Wanita itu bernama Gia, Wanita bekerja 27 tahun itu sedang menikmati hari liburnya yang singkat karena ada pekerjaan yang selalu menunggunya. Gadis itu menghela nafas, Kapan pun pekerjaan-habis itu habis keluhnya.
Jika Anda berfikir bahwa pekerjaannya seperti perkerja kantoran, artis, doktor atau yang lainnya, maka kalian salah. Karena terlihat seperti wanita normal biasanya Gia memiliki perkerjaan yang sangat sulit dan berbahaya, yaitu Agen Rahasia atau bisa dibilang Tentara Bayaran.
Gia sangat ahli dalam penyamaran dan mengubah suaranya. Berbekal kemampuannya ia menjadi mata-mata yang ahli hingga menjadi incaran dunia karena takut akan keahliannya yang bisa berlaku rahasia-rahasia gelap milik mereka. Dan juga Gia memiliki keahlian dalam membuat dan menggunakan alat-alat yang telah ia pelajari sejak dulu, semua alat-alat yang ia gunakan 100% ciptaannya sendiri tanpa orang lain.
Boleh menjadi Agen rahasia Gia tidak masuk dalam organisasi manapun. Ia bekerja sendiri. Karena dia tidak pernah percaya dengan orang lain. Bahkan dia bekerja sendiri banyak orang-orang yang menggunakan jasa Gia karena kinerjanya yang profesional dan tidak pernah gagal dalam misinya.
Gia menghela nafasnya melihat barang-barang yang menarik matanya, ingin rasanya ia membelinya. Namun, uang yang ia miliki sudah habis setelah ia memutuskan cuti, ini semua gara-gara misi yang diberikan oleh Thomas yang mengharuskannya cuti mendadak untuk memperbaiki alat-alatnya yang rusak karena misi itu telah membuat sebagian besar alat-alatnya rusak dan ia telah menggunakan semua uangnya untuk membeli bahan-bahan untuk membuat alat-alat yang mempermudah misinya.
“Sialan kenapa uangku sudah habis padahal aku ingin membeli barang-barang itu” keluh Gia.
I remember years ago
Someone told me i should take
Caution when it comes to loveÂ
I did I did
Suara dering lagu terdengar dari ponselnya, membuyarkan lamunannya akan barang-barang yang terpajang di etalase toko. Gia melirik ponselnya dan mendapati nomor asing yang menelponnya.
“Hohohoho…. akhirnya ada uang juga yang datang.” Dengan semangat Gia mengangkat ponselnya untuk menjawab panggilan dari nomor tersebut.
“Hallo Black Diamond” Suara seorang pria terdengar dari seberang panggilan.
“Oh hallo apa yang kau inginkan?” Dengan senyum merekah Gia menjawab.
“Aku ingin kamu menyelidiki kantor pusat Straley Company, selidiki hal-hal yang mereka lakukan beberapa hari ini. Aku ingin laporan lengkap secepatnya.” Jelas si penelpon.
Gia mengerutkan dahinya mendengar Straley Company. “Straley Company? Bukankah itu perusahaan swasta yang dimiliki beberapa penjabat pemerintah?”
“Kau benar, aku curiga pihak mereka melakukan eksperimen rahasia terhadap hal yang tidak mungkin.”
Gia semakin bingung. “Hal tidak mungkin?”
“Benar, kau akan mengetahuinya jika melakukan penyelidikan menyeluruh.”
Gia mengangguk. “Baik, akan ku lakukan.”
“Bagus, uang mukanya sudah ku kirim ke rekeningmu. ”
Tring~~~~
Gia menjauhkan ponselnya dan melihat pesan dari bank bahwa ia mendapatkan kiriman uang.
“Baik, akan ku lakukan secepatnya.” Kata Gia yakin.
“Ingat jangan sampai ketahuan! Jika sampai ketahuan kau tahu sendiri akibatnya.” Ancam si penelpon.
“Anda tenang saja, saya akan menyelesaikannya dengan rapi.” Jawab Gia dingin, di benci bila orang-orang mulai meremehkan kinerjanya.
“Baguslah.”
Gia menutup panggilannya dan menatapnya dingin, ia mendongak dan memandang kedepan sambil menyeringai. “Saatnya beraksi.”
***
Gia besar tanpa kehadiran orang tua dan tinggal di panti asuhan sampai usianya 12 tahun. Sejak masih bayi ia sudah tinggal disana karena menurut perkataan pengasuh panti asuhan, ia telah ditinggalkan dalam keadaan menangis dan kedinginan didepan pintu panti asuhan bersama sebuah kotak musik kecil berada disampingnya. Tidak ada peninggalan lain dari orang tuanya selain kotak musik kecil itu bersama sebuah nama didalamnya. Gia, itulah nama yang ditinggalkan orang tuannya.
Gia kecil hidup dengan mandiri, ketika anak diusia nya mulai belajar berinteraksi dan bermain bersama teman-teman sekitar, Gia malah menyibukan diri dengan benda-benda bekas yang ia modifikasi sendiri. Rasa ingin tahunya yang besar membuat Gia melupakan interaksi sosial dan malah berkutat dengan benda-benda itu hingga membawanya keadaan yang sekarang.
Tak ada teman dan tak ada orang tua asuh yang mengadopsinya, Gia pun menyerah dan memutuskan keluar dari panti asuhan saat usianya 12 tahun. Ketika anak-anak lain berebutan ingin diadopsi orang lain, Gia hanya terdiam melihat mereka dijemput orang tua asuh. Ingin rasanya dia memiliki sebuah keluarga seperi mereka, namun apalah daya, tak ada yang mau mengadopsinya. Hati kecil Gia mendingin akan kasih sayang dan melampiaskannya pada alat-alat yang ia ciptakan.
Gia kecil berkelana selama 1 tahun setelah meninggalkan panti asuhan, banyak tempat yang telat ia singgahi untuk tempat tinggal sementara, ia terus berjuang untuk hidup kecilnya tanpa mengeluh dan selalu menciptakan alat-alat berguna yang bisa ia hasilkan uang untuk menjaga hidup kecilnya.
Ketika usia Gia 13 tahun, ia bertemu seseorang pria dewasa yang ia panggil Master. Pria itu mengajarkan segala hal yang tak ia tahu, seperti beladiri, cara beradaptasi, dan hidup didalam hutan yang liar. Semua hal-hal hebat ia ajarkan padanya, membuat hati Gia yang dingin mulai menghangat atas perhatiannya, seolah-olah ia merasakan kasih sayang sebuah keluarga. Gia sangat berterimakasih atas semua ajaran yang ia berikan, jasa yang ia berikan akan selalu terkenang dalam memory hidupnya.
Selama 5 tahun Master Gia mengajarkan segala yang ia tahu kepada Gia. Namun, tiba-tiba Masternya menghilang seolah ditelan bumi tanpa kabar yang jelas. Ia selalu mencari keberadaan Masternya tanpa kenal lelah namun ia masih belum menemukannya. Hilangnya Sang Master membuat hatinya kembali membeku, sikapnya pun mulai berubah, dia mudah marah dan tersinggung. Untuk mencegah hal-hal yang buruk karena emosinya Gia selalu menanamkan dalam hatinya bahwa dia tidak akan memprovokasi orang lain bila orang lain tidak memprovokasi dirinya.
Setelah kepergian Masternya, Gia hidup dalam hampa dan kesunyian. Tak pernah terbesit dalam pikirannya untuk berhubungan dengan lain, ia takut, takut untuk merasakan kehilangan lagi.
Namun, ada satu yang tidak berubah dari diri Gia. Dia menyukai anime dan oppa oppa tampan korea, iya kalian tidak salah dengar ia menyukai oppa oppa korea yang terkenal tampan. Jika kalian menyodorkan foto pria tampan apalagi yang bertelanjang dada pasti lenyap sudah sikap dingin Gia dan malah akan menjadi fansgirl yang menggemaskan -_-
***
Dengan mengendap-endap Gia melewati penjagaan gedung Straley Company, ia berhenti sejenak dan bersembunyi ketika mendapati seorang penjaga yang melewati tempatnya. Ia menahan nafasnya ketika penjaga itu memeriksa tempatnya sembunyi.
Penjaga itu menengok dan memeriksa tumpukan kardus tepat disampingnya
“Hei ayo lanjutkan ke gedung utara!”
Seorang penjaga lain memanggil penjaga itu dan mengajaknya memeriksa gedung bagian lain.
Gia bernafas lega ketika salah satu rekan penjaga itu datang dan mengajaknya pergi kegedung lain.
Penjaga yang memeriksa tumpukan kardus itu tersentak dan menjawab rekannya. “Oh ok!” Penjaga itu mengikuti rekannya dan pergi dari tempat yang ia periksa.
Melihat kepergian dua penjaga itu, Gia bernafas lega dan dengan hati-hati keluar dari tempat sembunyiannya. Dia sudah memanipulasi kamera keamanan gedung dan menggantinya dengan rekaman palsu yang akan menipu para penjaga, ia melakukan dengan halus tanpa meninggalkan jejak sehingga orang-orang di gedung tidak akan menyadari bahwa gedung utama Straley Company telah dimasuki orang lain dan mencuri data rahasia perusahaan.
Mata Gia terus memindai keadaan sekitar, setelah memastikan keadaan aman, ia dengan cepat berlari dan memanjat tembok kemudian melompat dengan halus tanpa meninggalkan suara. Ia memandang sekitar kemudian dengan cepat berlari menjauhi gedung Straley Company.
Gia terus berlari tanpa berhenti sampai menuju titik awal memulai misinya, setelah sampai disana ia mengatur nafasnya yang terengah-rengah karena kelelahan.
Setelah nafasnya stabil Gia mengeluarkan flashdisk dari sakunya dan menacapkannya pada laptop yang telah ia bawa. Gia mulai mengetik serangkaian kode yang telah dia hafal diluar kepala untuk membuka keamanan dari flashdisknya, ia menunggu sejenak ketika melihat komputernya sedang memproses sandinya.
Setelan lodingnya selesai ia membuka file yang telah ia curi dari Straley Company, ia tersentak kaget ketika melihat isi dari file itu. Dia sangat tidak percaya bahwa hal-hal seperti itu bisa dilakukan kepada manusia, dia semakin mengerutkan dahinya melihat detail dari eksperimen itu. Dia semakin terkejut melihat inti eksperimen sebenarnya, ia terengah-rengah dan dengan cepat menutup laptopnya tak kuat melihat data-data itu.
Gia segera bangkit dari tempatnya dan mengemasi semua barang-barangnya, ia segera meninggalkan tempat itu dan menuju ketempat orang yang telah menyewanya, banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan mengenai eksperimen itu padanya.
Gia terus berjalan kemudian berhenti sejenak ketika di zebra cross, setelah memastikan jalanan sepi ia segera menyebrang jalan.
Tanpa disadari Gia sebuah mobil hitam yang lampunya tidak menyala melaju dengan cepat menuju arahnya. Pengemudi mobil itu menyeringai melihatnya tidak sadar akan kehadiran mobilnya.
Brakkk~~~
Bau darah menembus indra penciuman Gia dan pandangannya mulai kabur.
Tubuh Gia tergeletak ditengah jalan dengan tubuh berlumuran darah.
Pengemudi itu keluar dari mobilnya dan berjalan menuju Gia yang mencoba bertahan hidup.
“Masih hidup ternyata.” Orang itu menendang tubuh Gia pelan memastikannya masih hidup.
“Uh…” Gia mengerang menahan rasa sakit akibat luka-lukanya.
“Kebanggaan dirimu yang berlebihan yang membuatmu jatuh seperti ini.” Orang itu berjongkok didekat kepala Gia.
“Sayang sekali wanita cantik seperti mu harus mati muda karena ikut campur dengan urusan Straley Company.” Ia mencengram dagu Gia.
“Punya kata-kata terakhir?”
Gia dengan benci menatap orang itu. “Bajingan masuk!”
Orang itu hanya terkekeh mendengar caciannya. “Kurasa tidak ada.” Orang itu menyeringai dan mengeluarkan pistol dari balik jasnya.
“Sampaikan salamku pada raja neraka! Gia si Black Diamond.”
Dorrr ~~~~
-TBC-
Who The Woman Is? -Prolog-
6 Agustus 2018 in Vitamins Blog
Prolog
***
“Master anda akan pergi?”
Suara seorang pemuda memecahkan suasana hening di ruangan itu. Dia menatap sosok berjubah hitam dengan topeng yang menutupi wajahnya dengan hormat.
Semenjak kebakaran yang menyebabkan semua keluarganya meninggal, ia telah sendirian dan nyaris saja menjadi budak rendahan, tetapi Master telah menyelamatkannya dengan membelinya di pelelangan manusia.
Dia dulu mengira bahwa hidupnya akan sengsara setelah menjadi budak, namun Masternya malah memperlakukannya dengan baik dan mengajarinya hingga bisa hidup mandiri. Dia adalah sosok yang sangat ia hormati sepanjang hidupnya dan ia tak akan pernah bisa melunasi hutangnya ini.
Sosok itu menolehkan kepalanya melihat muridnya “Iya”
***
Tak pernah terbesit dalam pikirannya untuk memiliki seorang murid, dia datang ke pelelangan manusia hanya untuk menyelesaikan kasus mengenai perdagangan manusia. Ketika melihat tubuh pemuda, ia merasa tertarik karena walaupun dengan tubuh penuh luka karena siksaan tatapan matanya sangat teguh dan penuh tekad. Ia seperti melihat bayangan masa lalunya dalam mata pemuda itu.
Mata berwarna silver yang memancarkan tekad teguh yang kuat walaupun hampir seluruh tubuhnya tertutup luka namun tatapan matanya dan ekspresi wajahnya tidak pernah menunjukan rasa sakit. Itu menggugah perasaannya dan memutuskan untuk membelinya.
Ketika dia digiring kepadanya, tatapan matanya tidak pernah berubah dan menatapnya datar.
“Kau sekarang adalah miliku”
Dia hanya menatap seorang yang telah membelinya.
Ia menatap pemuda itu dan menyeringai dibalik topengnya. “Turuti semua perintahku dan kau akan mendapatkan hidup normalmu.”
Dia menatap bingung orang yang telah membelinya. “Apa maksudmu?”
“Kau akan tahu”
Setelah beberapa waktu berlalu pelelangan terus berlanjut, banyak orang yang menawar untuk membeli budak, dia melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya dan menyeringai. “Sudah saatnya.”
“Ayo pergi!” Dia mengajak pergi pemuda itu dari pelelangan.
Pemuda itu dengan patuh mengikuti dibelakangnya.
Brakkk~~~
“Semua diam ditempat dan angkat tangan kalian! Polisi telah mengepung tempat ini”
Semuanya seketika panik dengan keberadaan polisi yang mengejutkan mereka, mereka segera mencari jalan keluar dari pelelangan namun cepat dicegah dengan polisi yang telah mengepung tempat pelelangan. Polisi dengan cepat menangkap semua orang yang berada dipelelangan.
Pemuda itu menoleh ke belakang dan melihat banyak polisi dia mengalihkan pandangannya ke sosok yang telah membelinya, ia berjalan dengan tenang tanpa memperdulikan banyak polisi.
“Kenapa kau tidak lari?”
Tanpa menoleh dia menjawab. “Aku yang memanggil mereka.”
Pemuda itu mengerutkan dahinya bingung jika ia memanggil polisi bukannya dia tidak takut ditangkap karena dia menjadi salah satu seperti mereka yang telah membeli budak.
Ketika ia ingin bertanya ia melihat salah satu polisi yang menghampiri mereka.
“Terima kasih, atas berkat anda kami bisa meringkus perdagangan manusia dinegara ini.” Polisi itu membungkuk sedikit mengucapkan terima kasih.
“Hmmm….”
Polisi itu melihat sosok bertopeng yang telah membantu mereka, sejujurnya dia sangat penasaran dengan sosok yang telah membantu mereka. Sudah bertahun-tahun mereka mencoba meringkus perdagangan manusia tersebesar di negara ini, namun mereka tidak pernah bisa menemukan markas utamanya.
Namun, hanya dalam 2 minggu sosok itu berhasil menemukan markas utamanya sekaligus beberapa cabang pelelangan manusia. Ini sangatlah hebat! Benar benar sesuai dengan reputasi Bloody Black Rose.
Bloody Black Rose adalah seorang detektif misterius yang muncul beberapa tahun yang lalu. Dia sangat terkenal karena telah banyak menyelesaikan beberapa kasus yang sulit dipecahkan oleh polisi. Kemunculannya beberapa tahun yang lalu mengejutkan kepolisian negara C karena berhasil memecahkan kasus pengedaran senjata ilegal yang telah meresahkan kepolisian.
Sejak kemunculannya dia selalu mengambil kasus yang tidak bisa diselesaikan polisi, bukan hanya di negara C saja ia muncul. Namun ia telah muncul dibeberapa negara lainnya dan membantu menyelesaikan sebuah kasus.
Sampai saat ini tidak ada yang tahu identitas asli dari Bloody Black Rose, karena ia selalu mengenakan jubah hitam dan topeng untuk menutupi identitasnya. Bahkan jenis kelaminnya tidak ada yang tahu karena dia menggunakan suara elektronik untuk menyamarkan suara aslinya.
Bahkan muridnya sendiri tidak tahu identitas aslinya, karena Masternya selalu mengenakan pakaian biasanya ketika mengajarinya.
***
“Kuserahkan markas ini untukmu.”
Pemuda itu menatap Masternya yang bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju komputer utama.
Sang Master mulai menyalakan komputer dan mengetik beberapa perintah untuk mengalihkan kendali utama pada muridnya.
“Master kemana anda akan pergi?”
Sang Master meliriknya dan menjawab. “Bukan urusanmu.”
Dia hanya terdiam mendengar jawaban masternya. Dia tahu bahwa masternya tidak pernah percaya pada siapapun bahkan pada dirinya, bahkan ketika mengajarinya dia tidak menyampaikan semua pengetahuannya. Namun itu tidak mengurangi rasa hormatnya.
Karena masternya selalu mengajarkannya untuk tidak bergantung dengan orang lain, dia harus mengandalkan dirinya sendiri untuk bertahan hidup.
“Kendali utama sudah kuubah, sekarang markas ini milikmu.”
“Terimakasih Master” Pemuda itu berlutut menunjukkan rasa terima kasih.
“Jalani hidupmu dengan apa yang kamu suka” Pesan Sang Master.
“Baik”
-FIN-