Slippery
26 Mei 2017 in Vitamins Blog
Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh ataupun latar tempat, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Cerita ini dibuat untuk mengenang masa muda penuh makna si penulis. Jika ada yang tersinggung mohon maaf, tetapi cerita ini dibuat bukan untuk menyinggung siapapun. Terimakasih.
Prolog
Dunia ini telah dipenuhi oleh orang-orang yang rakus, orang-orang yang haus akan hormat dan juga jabatan. Tetapi orang-orang itu bukan orang-orang yang cerdas melainkan orang-orang yang terlalu serakah akan dunia. Mereka melalukan segala cara untuk memperoleh apa yang mereka inginkan meskipun itu dengan cara yang licik sekalipun. Aku sudah banyak menemui orang-orang itu terlebih di dalam lingkup salah satu bidang olahraga yang telah lama aku geluti. “Beladiri”. Entah sejak kapan orang-orang serakah itu sudah menjamur dibidang olahraga ini. Korupsi, kemenangan licik, suap-menyuap itu sangat sering terjadi, dan yang menjadi korban selalu sama ~ Kayonna Nadeas
Kayonna menutup buku catatannya dan kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia masih memakai baju pesilat lengkap, meskipun pertandingan terakhirnya telah usai sekitar dua jam yang lalu.
“Kekalahan yang sama dengan cara yang sama.” Suara berat seorang lelaki terdengar dari arah pintu kamar tempat Kayonna beristirahat. “Kita selalu jadi korban jika kemenangan kita dengan pihak lawan sangatlah tipis. Sudahlah Kay, tidak ada gunanya kamu seperti ini. Toh semuanya sudah diatur oleh pihak panitia. Di kota kita ini kita tidak akan pernah menang.” Ujar lelaki itu.
“Benar apa yang dikatakan Daurrel Kay, semua ini memang sudah diatur untuk menjatuhkan kita. Tetapi semuanya tahu, dipertandingan tadi siapa yang seharusnya menerima kemenangan.” Ucap seorang perempuan yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Ketika semua sudah disutradarai, kita bisa apa Kay.” Ucap lelaki yang dipanggil dengan nama Daurrel. Daurrel berjalan mendekati Kayonna yang masih saja menutupi wajahnya dengan kedua tangan, Daurrel menyentuh bahu Kayonna seperti sedang menyalurkan kekuatannya agar Kayonna bisa menerima kekalahan atas kelicikan pihak lawan.
Seketika itu bahu Kayonna bergetar dan suara isakan terdengar pilu. Pertahanan Kayonna runtuh seketika, air mata yang ia tahan sedari tadi kini meluncur bebas menguasai pipi tirusnya. Daurrel yang mendengar isakan Kayonna seketika itu langsung memeluk Kayonna dari belakang untuk menguatkan Kayonna.
“Menangislah.” Bisik Daurrel tepat di samping telinga Kayonna.
Siapa yang bisa menerima kekalahan jika kekalahan itu bukan kekalahan yang sebenarnya, melainkan kekalahan yang diciptakan kusus untuk merusak reputasi seseorang. Kekalahan yang dimanipulasi oleh oknum-oknum yang ingin mendapat laba dalam suatu hal.
Jika kau yang berada dalam situasi yang memporak porandakan mental, hati serta pikiranmu. Apa yang akan kau lakukan ?