Asep dan Ujang dua sahabat karib Yang terpaksa merantau di kota besar. Ibu mereka selalu berkata jadilah anak yang berguna , jangan jadi beban keluarga. Kemudian Seakan para orang tua itu mengusir anak mereka secara halus.Asep dan Ujang pun di bekali uang ala kadarnya. Kemudian mereka pun pergi dan menaiki Bus. Bus yang mereka tumpangi …
TIME-LIMITED HUSBAND
Ch. 1 *** “Cassandra, Jevano, sekarang kalian masuk ke bagian masak-masak, ya.” Sutradara berbincang dengan Jevano dan Cassandra yang baru menyelesaikan istirahatnya. “Nanti kalian melakukan seperti biasa, tetapi memberikan kesan pasangan manis.” “Pasangan manis?” Jevano mengulang arahan sutradara. “Ya, seperti pengantin baru,” ujar sang penulis memberikan bayangan. “Yang masih enggak bisa lepas satu sama lain. …
Pinkie Promise: 9. Norman
**** Semilir angin sayup-sayup terasa membelai lembut wajah mulus Tiara yang terlihat redup sembari kedua mata hazelnya menatap lurus pada sebuah batu nisan yang berdiri kokoh di hadapannya. Bentangan langit pagi yang menaunginya tidak jauh berbeda bahkan begitu serupa dengan langit yang meneduhkan dunia tempat ia tinggal nun jauh di sana. Langit yang sama, biru …
Pinkie Promise: 7. Alkisah (Bagian 1)
**** “TURUNKAN AKU!!!” Tiara mengucapkan kata-katanya dengan tegas hampir serupa perintah yang tak dapat dibantah atas alasan apapun ketika menyadari ia tak lagi dibawa berlari kencang oleh Wildan untuk menembus pekatnya malam di jalan setapak yang begitu sepi dan hening dengan lampu-lampu sorotnya di kanan-kiri yang menjadi saksi bisu kecepatan Wildan yang tak lazim untuk …
Pinkie Promise: 8. Alkisah (Bagian 2)
**** Bertemu seseorang? Siapa? Kendati Tiara diliputi perasaan ragu untuk mematuhi perintah Wildan, namun perutnya yang terasa lapar mendorongnya untuk mengabaikan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang menyerang pikirannya. Keraguan mulai pupus berganti dengan kepercayaan yang dibangun Tiara secara paksa dalam dirinya. Sampai detik ini hanya Wildan yang bersamanya dan bagaimanapun juga Tiara tidak kekurangan satu apapun dari …
Pinkie Promise: 6. Dejavu
**** 10 tahun kemudian…. “Tap, tap, tap, tap!” Derap langkah kaki jenjang milik Tiara terdengar mengetuk ubin lantai secara bergantian dengan cepat. Di sepanjang koridor yang sepi, suara ketukan dari hak sepatu setinggi lima senti pada alas kaki Tiara yang berwarna hitam legam dan mengkilap terdengar menggema dan mengudara bebas tanpa distraksi dari suara-suara lainnya, …
Pinkie Promise: 5. Ratnaraj
**** Jalan setapak satu-satunya di area taman tersebut ternyata begitu panjang, sehingga dapat dipastikan akan membutuhkan waktu yang agak lama untuk mencapai ujungnya. Beruntung Tiara saat ini sedang berada dalam dekapan Wildan yang mampu melesat dengan sangat cepat. Perlahan-lahan Tiara bisa melihat mereka semakin mendekati titik terang. Cahaya yang tadinya hanya tertangkap dari sorot lampu …
Pinkie Promise: 4. Sepasang Manusia
**** Tiara hanya bisa tertegun, tak sedikitpun ingin bangkit dari tempatnya terduduk kaku. Rasa sakit yang terasa pada tulang ekornya kini dalam pengabaian Tiara, sebab saat ini ia lebih tertarik untuk memperhatikan dengan saksama penampilan pria asing di depan matanya. Pria itu memakai pakaian serba hitam dan tak terlihat seperti model pakaian yang biasanya Tiara …
Pinkie Promise: 3. Asing
**** Tiara merasakan seluruh tubuhnya terasa sejuk berlebihan seolah semilir angin yang begitu dingin sedang menusuk hingga menembus seluruh tulang belulang yang dibalut oleh kulit tipis dari tubuh mungilnya. “Dingin,” batin Tiara yang masih tetap memejamkan kedua matanya dan memeluk tubuhnya sendiri erat-erat. Tiara merasa sangat enggan untuk terbangun dari tidurnya dan membutuhkan kehangatan. Lambat …
Pinkie Promise: 2. Solitude
**** Ya, sesekali Tiara juga berpikir seegois itu, ingin perpustakaan itu untuk dirinya sendiri. Tiara melihat jam sudah menunjukkan pukul 09.15 waktu setempat. Sudah lima belas menit berlalu dari jadwal buka perpustakaan, tapi Tiara belum melihat satupun pengunjung mendatanginya. Padahal biasanya akan ada segelintir anak yang mulai berdatangan bahkan sebelum Tiara sempat mempersiapkan segalanya …
Pinkie Promise: 1. Tiara
**** Di suatu pagi yang cerah, ketika matahari telah bersinar hangat dan bersahabat sehingga begitu menyenangkan untuk disambut dengan jiwa yang bersemangat, dari sebuah rumah bernuansa putih dan dikelilingi hamparan rerumputan hijau sehingga terkesan kontras satu sama lain, terlihat seorang gadis belia yang berusaha keras menggeser pintu rumahnya yang lebih mirip seperti bingkai kaca berbentuk …
Pinkie Promise: Prolog
**** “Pergilah Tiara….” Tiara tercenung, hanya bisa diam mematung masih tak berhenti menatap sepasang mata amber yang kini menatapnya dengan kilatan tak bersahabat dan suara yang tengah mengusirnya untuk pergi itu terdengar begitu lirih dan menyeramkan. Pria dihadapannya itu tak mau mengulang kata-katanya untuk kedua kalinya, mendekatinya dengan bahasa tubuh yang diliputi kegeraman hingga …
Rattleheart Part 1 : Arti Dari Dunia
Arslan adalah seorang tentara bayaran yang mencari arti dari dunia. Baginya dunia tak lagi sama semenjak dia menjadi tentara bayaran, peperangan, rasa sakit, hubungan antara manusia. Apa sebenarnya itu semua? Dalam usia dewasanya ia terus menanyakan arti hidup. Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang penyihir perempuan bernama Alz yang meminta Arslan untuk memberikan makna …
Yvonne’s Romance – #4 Percakapan
**** Samar-samar suara gemerisik angin yang menerbangkan dedaunan kering menelusup dan mengantarkan gelombang suara yang menggetarkan kedua membran timpani di dalam sepasang telinga milik Yvonne. Terasa sedikit berisik namun tak mengusik dan sedikitpun tak melunturkan semangat Yvonne untuk tetap memfokuskan kedua bola matanya membaca setiap deretan kata-kata yang membentuk kalimat-kalimat indah dari novel berbentuk buku …
The Red Prince | BONUS PART Mauve’s Story : Sang Penakluk
(No Ratings Yet) Loading… Dunia langit dilanda mendung pekat selama beberapa hari. Suasana tampak mencekam dengan guntur serta petir yang menyambar tiada henti. Para okultis berkata jika kelahiran sang putra mahkota telah dekat. Semesta sedang berantusias menyambut kedatangan makhluk yang sangat mereka nanti-nantikan itu. Azure berdiri di belakang jendela kamarnya dengan kening mengernyit. Kedua …
The Red Prince | EPILOG : Kencan Ala Reddish
Flavia duduk dengan canggung di kursinya. Kedua matanya menatap sosok Onyx yang saat itu sedang berdiri di depan meja pemesanan untuk makan siang mereka. Perempuan itu tak mengerti, lelaki yang mengaku bernama Henry itu tampak aneh dengan tiba-tiba meminta bantuannya agar diterima di toko baju tempatnya bekerja. Lebih anehnya lagi, saat ini, ia mau-mau …
[END] The Red Prince | Part 30 : Upacara Penyemaian Warna
“Sudah cukup. Ayo kita kembali ke kastil masing-masing dan segera berkumpul ke aula besar-” Suara petir yang cukup kencang mendadak menggelegar di atas mereka tanpa peringatan. Rombongan pemimpin klan itu seketika menengadah dan melihat ke sekeliling dengan cepat untuk mengetahui apa yang terjadi. Reddish mengamati dengan cermat pelangi semesta yang masih berada di …
The Red Prince | Part 29 : Cahaya Petir
“Aku belum berterima kasih padamu.” Reddish memiringkan tubuhnya menghadap perut Azure dan mengecupnya singkat. Sebelah tangannya memeluk hingga punggung, membelainya perlahan. Saat ini keduanya tengah berada di lapangan berumput yang terletak di salah satu sudut taman raksasa kastil merah. Lapangan berumput itu memiliki jenis tanaman rumput berdaun bulat yang tumbuh lebat dengan batangnya …
The Red Prince | Part 28 : Rindu Dan Cinta
“Tidur? Kaubilang tidur, Azure? Aku dan semua makhluk sangat mengkhawatirkanmu dan ternyata kau sedang tidur?” Reddish berkata dengan menahan-nahan suara sembari mengusap wajahnya dengan frustrasi. Ia mendadak merasa konyol dengan tingkahnya sebagai suami bodoh yang tak mengerti dengan keadaan istrinya. Oh, jadi karena Azure sedang tidak sakit sehingga kekuatan merahnya hanya terserap di …
The Red Prince | Part 27 : Tidur Panjang
Tak terlihat apa pun di sana selain kegelapan. Ruangan itu didesain tanpa celah, berada di lantai paling bawah di antara ruang tahanan yang bersusun-susun. Satu-satunya sumber cahaya yang muncul di tempat itu adalah lubang berbentuk segi empat berterali selebar tiga puluh kali tiga puluh sentimeter yang berasal dari ujung lorong. Itupun tak bisa …