Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Hiburan & Sharing › Perubahan Iklim Bikin Antartika Hijau Lagi seperti Zaman Purba
Di-tag: antartika
- This topic has 10 balasan, 11 suara, and was last updated 7 years, 5 months yang lalu by fitriartemisia.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
21 Mei 2017 pada 2:23 pm #358687alvinabbPeserta
Perubahan Iklim Bikin Antartika Hijau Lagi seperti Zaman Purba
Antartika dikenal dengan benua terbesar kelima yang hampir seluruhnya ditutupi es. Namun, kini deskiripsi tersebut tinggal mitos.
Para peneliti di Antartika menemukan onggokan lumut yang tumbuh dengan cepat di semenanjung utara Antartika. Hal ini menjadi bukti mencolok adanya perubahan iklim di bagian paling dingin planet ini.
Di tengah pemanasan global selama 50 tahun terakhir, dua spesies lumut yang berbeda tumbuh semakin cepat. Dulu, salah satu lumut tersebut tumbuh dengan kecepatan kurang dari 3 milimeter per tahun, tetapi kini tumbuh lebih dari 3 milimeter per tahun.
“Orang-orang berpikir bahwa Antartika adalah tempat yang diselimuti es, tapi temuan kita menunjukkan bahwa bagian itu telah menjadi hijau dan akan semakin hijau,” kata Matthew Amesbury, peneliti Universitas Exeter, Inggris dan penulis utama dari studi ini.
Dia melanjutkan, ekosistem yang relatif terpencil ini, yang mungkin dianggap tidak tersentuh oleh manusia, menunjukkan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Penemuan yang dipublikasikan di Current Biology ini juga menunjukkan bahwa walaupun pada saat ini tumbuhan hanya melingkupi kurang dari satu persen wilayah Antartika, tetapi lumut sudah mulai tumbuh di beberapa bagian benua tersebut yang mencair karena datangnya musim panas.
Ketika musim panas tiba, lumut membuat lapisan tipis yang kemudian membeku selama musim dingin. Lalu, ketika musim panas kembali, lumut membuat lapisan baru di atas lapisan yang lama dan perlahan-lahan, lumut tua turun ke bawah tanah yang beku. Di sini, lumut terpelihara dengan baik dan menjadi catatan perubahan.
Berdasarkan sampel tanah dari area 640 kilometer di bagian utara Antartika, Amesbury dan koleganya menemukan perubahan dramatis pada pola pertumbuhan sejak 150 tahun yang lalu.
Semenanjung Antartika telah menjadi tempat pemanasan yang cepat, dengan beberapa hari dalam setahun yang temperaturnya berada di atas titik beku. Konsekuensinya, terjadi kenaikan pertumbuhan lumut sebanyak empat hingga lima kali lipat.
Foto yang diambil para peneliti selama menjalani tugasnya juga menunjukkan lanskap hijau yang mencolok.
“Ini indikator lain bahwa Antartika bergerak mundur dalam waktu geologi. Hal ini masuk akal mengingat tingkat karbon dioksida di atmosfer telah naik di level yang tidak pernah terlihat sejak Pliocene (sekitar 3 juta tahun lalu) ketika lapisan es Antartika lebih kecil dan air laut lebih tinggi,” kata Rob DeConto, glasiolog dari Universitas Massachusetts, Amherst, Amerika Serikat, yang memberikan ulasan di Washington Post.
“Jika emisi gas rumah kaca berlanjut tak terkedali, Antartika akan kembali lebih mundur dalam waktu geologi. Mungkin suatu hari nanti, semenanjung Antartika akan menjadi hutan kembali seperti iklim rumah kaca di periode Cretaceous dan periode Eocene saat benua bebas dari es,” lanjut DeConto.
Para penulis studi juga setuju bahwa perubahan yang mereka observasi saat ini hanyalah permulaan. “Perubahan ini, dikombinasikan dengan area yang kini bebas es karena pencairan gletser, akan mendorong perubahan skala besar pada fungsi biologi, tampilan, dan lanskap Antartika selama abad 21 dan berikutnya,” tulis mereka.
Walaupun terlihat mengerikan, pertumbuhan lumut Antartika masih tergolong lebih lambat dibandingkan kutub utara, di mana tren penghijauan skala besar telah tertangkap citra satelit. Kini, kutub utara memiliki banyak tumbuhan dan para peneliti berharap agar mereka dapat mengimbangi hilangnya karbon dari pencairan permafrost (tanah beku permanen).
“Kita akan memulai kembali perjalanan menuju lingkungan seperti itu. Antartika sendiri tidak selalu berupa tempat es yang kita kenal sekarang dalam rentang waktu yang sangat lama,” ucap Amesbury.
-
21 Mei 2017 pada 3:27 pm #358701nrlhidayahhPeserta
Nah lho esnya pd kemana yg di Antartikaa. Pengaruh globalisasi jg sih kaa ozon semakin menipis panas jd es mencair. Ngeri jg yaa kl salju setebel itu mencair pasti kapasitas air laut makin bertambah… btw makasih kaa infonya
-
21 Mei 2017 pada 3:32 pm #358706loveselaPeserta
Wah makasih infonya
-
21 Mei 2017 pada 3:43 pm #358714feroleePeserta
Perubahan yg terjadi di antartika bisa menjadi salah satu indikator kl kondisi bumi sudah mulai ngga sehat krn kerusakan lingkungan dan pemanasan global. Thanks utk infonya ya
-
21 Mei 2017 pada 4:03 pm #358726freebewulanPeserta
salah satu tanda kiamat nih :LARIDEMIHIDUP
-
21 Mei 2017 pada 4:09 pm #358732aleanadarkPeserta
Tanda bumi mulai udah mulai tidak sehat ?? saya yg baca jadi merinding??
-
21 Mei 2017 pada 4:11 pm #358734Azmi ZeddaniPeserta
Thanks untuk infonya kak
-
21 Mei 2017 pada 5:30 pm #358760arnaa29Peserta
Esnya mencair semua? Bisa banjir nanti kalo gitu.
-
22 Mei 2017 pada 10:14 am #359017Gabriellagabby_Peserta
Semakin hari bumi ini semakin rusak . Aku jadi merinding bacanya .
Thnkyouu for infooo :sopan
-
22 Mei 2017 pada 2:42 pm #359143betalingPeserta
klo es pada mencair semua bakal banyak pulau yg tenggelam dnk… :LARIDEMIHIDUPÂ :LARIDEMIHIDUP
-
26 Mei 2017 pada 3:19 pm #360080fitriartemisiaPeserta
wah wah jadi inget ice age ya..
thx infonya..
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.