Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Hiburan & Sharing › Alasan Seorang Reader Tidak Memberi Komentar Balik pada Tulisan Author
Di-tag: silent reader
- This topic has 42 balasan, 23 suara, and was last updated 7 years, 2 months yang lalu by fariana11.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
4 Agustus 2017 pada 1:07 am #372771OveliaPeserta
Alasan Seorang Reader Tidak Memberi Komentar Balik pada Tulisan Author Cerita Fiksi <<– Judulnya nggak cukup, jadi saya tulis ulang ya xixixi…
Oleh: Ovelia
***
Halo seseorang yang sempat/ pernah/ masih menjadi silent reader. Hayuk kita saling sharing terkait silent reader.
Apakah tidak ada yang tidak pernah menjadi silent reader? Waaaaaaw, berikan ‘prok prok prok’ Saya sendiri tidak mendukung seseorang yang menjadi silent reader. Tapi ayolah, sesekali tunjukkan dirimu. Menulis itu sulit hlo, belum lagi risiko di plagiat/ di jiplak/ di copas tanpa menyertakan sumber dan nama penulis, jadi apa salahnya memberi timbal balik berupa komentar sebagai penyemangat bagi penulis.
Saya sendiri cukup sering menjadi silent reader, terutama flashback 6 tahun lalu jaman masih ramai-ramainya fanfiction.
Dan kali ini saya mau sharing alasan saya saat berubah menjadi silent reader xixixi. Terlalu sibuk? Tentu itu bukan alasan. Jika sibuk pasti tidak akan sempat membaca cerita yang paragrafnya pastinya lebih panjang di banding paragraf untuk berkomentar.
Jadi inilah beberapa alasannya:
1. Cerita terlalu buruk
Jika bertemu reader yang baik hati mungkin akan di koreksi apa-apa yang kurang tepat, jika bertemunya dengan reader yang aduhai sekali, baru mencoba baca udah tutup kembali tanpa meninggalkan komentar yang membangun. Kamu yang mana nih? Hihihi
2. Cerita terlalu bagus
Biasanya terjadi saat cerita sudah rampung. Dan karena terlalu bagusnya cerita itu, membuat reader penasaran dengan kelanjutannya sehingga kebut baca tanpa meninggalkan komentar. Lebih mending tetap meninggalkan komentar di part-part tertentu.
3. Bingung mau komentar apa
Bukan cuma author yang kadang buntu ide untuk merangkai sebuah cerita, tapi seorang reader kadang juga bingung mau merangkai kata untuk mengomentari ceritanya, sebab ceritanya itu biasanya terlalu bagus tanpa cela. Dan kadang cuma bisa komentar “next…” Sebenarnya komentar model gini pasti membuat author agak kecewa, dan juga terlihat terlalu dipaksakan berkomentar oleh reader.
3. Situs Yang Berat
Udah ngetik panjang lebar baik di kolom komentar/ notepad. Tapi karena situs yang berat dan kurang mendukung membuat reader meninggalkan bacaan begitu saja tanpa meninggalkan komentar. Tanpa berpikir bahwa author pun harus melawan situs yang berat itu untuk upload cerita.
4. Emang Reader yang Malas
Nah, ini silent reader tingkat tinggi. Belum bisa nemuin solusi yang pas untuk silent reader model gini.
5. Belom baca cerita
Semua cerita udah di simpan sebagai daftar yang akan di baca, tapi apalah daya… kesibukan kadang mengalihkan dunia hobi untuk baca/ malah mood baca yang kadang tidak mendukung.
Oke, yang pasti, menjadi silent reader itu tidak di benarkan ya. Nah, jika ada alasan lain coba tulis komentar di bawah. hayuk saling berbagi…
-Salam: bukan author, hanya seorang reader biasa yang kadang ‘sering’ khilaf xixixi
-
4 Agustus 2017 pada 7:05 am #372787farahzamani5Peserta
Aq aq aq,jujur aq tuh silentreader parah zaman dahulu kala eaaa, cuma vote tanpa komen
Kdng bingung mau komen apa
Kdng klo ceritany okehh dan authorny baik bsa tiap paragraf yg seru aq komenin ehh
Kdng klo authorny moody an aq ga komen ,takut salah ngomong hehe, jdi vote aja dah hihi
Segtu dlu komen aq, nnt klo mau nmbh, aq komen lgi ehhh haha-
7 Agustus 2017 pada 8:09 pm #373244xzisselPeserta
Aku sendiri kdg suka jadi silent reader, tp kadang suka bingung comment apa ya, nnti kalo gini authornya kesel ga ya apa gmn gitu atau ga kadang apa yang mau di comment-in itu sudah terucap sama pembaca lain jadi kadang “yah baru juga mau comment ky gini, eh udah ada yang comment” jadi cuman bisa kasih vote :ngambeknih
-
-
4 Agustus 2017 pada 7:17 am #372788syj_maomaoPeserta
Aku termasuk reader yang pelit komen kalo sekarang :LARIDEMIHIDUP
Pas jaman dunia ff lagi panas-panasnya, aku masih rajin-rajinnya komen. Tapi ntah kenapa semakin ke sini bukan makin rajin malah pelit komen :PATAHHATI
Aku kalo ceritanya luar biasa, biasanya aku sempetin komen. Beda lagi kalo yang bikin penasaran, aku sempetin komen di sela-sela baca bukan di setiap part :HEMBUSNAPAS *janganditiru*
Tapi kalo ada author yang dikit-dikit emosian tentang salah komen/dikit nge-gas, aku mending gak usah komen sekalian :CURIGAH :tendangkerikil
-
4 Agustus 2017 pada 8:08 am #372792OveliaPeserta
@farahzamani5 Bener-bener, ada author yang tipe moody. Jadi reader takut juga kalo salah komen. Di komen gimana balesannya gimana. Nah, ada lagi, yang namanya reader itu kan doyannya komentar, bukan ngarang indah seperti author. Jadi pernah nih, nemuin reader yang salah lapak. Contohnya seorang reader suka bacaan tema Indonesia. Lalu ada seorang author fanfiction yang tulisannya berbau korea. Jadi reader itu salah lapak dengan memberikan komen panjang lebar, yang intinya memberi saran dan masukan lain-lain untuk author agar nulis cerita di indonesia aja, kata reader sayang tulisan sebaik itu dibikin latar korea, lebih baik bikin indonesia agar semakin bisa mengunggulkan indonesia. Wajar aja authornya marah, karena sedari awal niat author adalah membuat cerita fanfiction korea. Jadi harusnya yang nggak suka korea kembali tutup bacaan dan mencari bacaan lain berbau indonesia seperti yang disukainya. Tapi yang membuat kecewa adalah author yang mengadu mengenai komentar reader itu di media sosial plus screenshot. Dan apa yang terjadi selanjutnya, bisa di tebak sendiri. Tapi yang pasti, tindakan keduanya baik reader atau pun author sama-sama kurang dibenarkan. Tapi lebih kasihan readernya sih. Nah, ngelihat author yang model gini kadang buat saya enggan untuk ikut mengomentari karyanya. Nasib, nggak ada yang tau, bisa aja nasib diri sendiri reader itu, diaduin ke reader setianya author hihihiiii syereeeeeem
@syj_maomao waaaah kebalik, dulu pas jaman ff aku terlalu sering banget jadi silent reader. Sekarang kadang-kadang. Masih juga kok, xixixi.Nah, bener tuh. Biasanya sempetin komen juga di sela-sela part kalo udah keburu penasaran kebut terus baca xixi
Yap, author yang emosian bikin reader jadi takut dan malas buat komen hihi
-
4 Agustus 2017 pada 8:21 am #372793farahzamani5Peserta
Nahh nahhh, seremm bngt itu, bsa jdi war dah di watty, ada baikny emang kita sebagai pembaca baca bae cerita yg kita bca spy komen ny ga salah alamat dan klo kiranya komen kita bsa menimbulkan macem2 mending jangan komen dah yak, kdng suka gemeshh dah klo ada komen2 yg ngejatuhin author atau komen sprt yg dikau bilang td hehe
-
4 Agustus 2017 pada 8:28 am #372794OveliaPeserta
@farahzamani5 kalo udah war gitu kadang pilih jadi pengamat yang tepuk tangan aja yak mba xixixi *jadaaad*
-
4 Agustus 2017 pada 8:45 am #372796farahzamani5Peserta
Iya bnr, jdi penonton yg duduk manis aja dah eaaaaa, klo ikutan nnt bsa gaswat ehh hihi
-
4 Agustus 2017 pada 9:07 am #372797carijodohPeserta
Aseeeeeekkkk… Topik yang menarik nih!
Sebenernya, Cj dari dulu ampe sekarang… Pelit komen.huhu
Tapi gak pelit vote. Jadi vote merupakan dukungan yang paling banyak CJ berikan selama membaca cerita secara online. Tapi kalau masalah komen, emang rada susah. Kecuali memang cerita-cerita yang bagus atau yang menarik dan menggelitik untuk dikomentari/mengajukan pertanyaan. Dan biasanya, sekalinya komen… Bisa panjang kali lebar atau banyak gitu lah. Hihi
Jadi kebanyakan di wattpad, blog/web cerita fanfic dan lain-lain CJ menjadi silent reader yang muncul nya sesekali melalui vote.
Cerita yang bagus dan menarik banget yang bikin susah move on itu biasanya yang CJ komen. Walaupun mungkin EYD dan aturan penulisannya kurang diperhatikan, tapi kalau dia memiliki kisah, tema menarik dan mampu membawa perasaan, maka biasanya CJ komen memberi dukungan.
Kalau ceritanya gak bagus, CJ gak banyak cincong! Langsung leave. Daripada membuat dosa dengan berkomentar buruk, lebih baik tutup aplikasi atau ganti bacaan.
Kalau di bagian ceritanya ada hal-hal kurang tepat, rada janggal dan aneh. Biasanya CJ memberi komen yang berisi pertanyaan pada penulisnya.
Nah biasanya CJ bakal lihat dulu karakter penulisnya, apakah emosional, tidak mampu menerima kritik, atau sebaliknya. Baru deh komen. Haha
-
4 Agustus 2017 pada 9:08 am #372798nrlhidayahhPeserta
Aku pernah jadi silent reader kaa haha dulu mah kl baca cerita cuek bgt gk pernah ngasih voting/komen intinya baca aja tp skrng enggak lg seenggaknya kita harus menghargai karya author yg udh nulis cerita walaupun cuma voting doang haha.. kl pun aku gk komen itu karna aku bingung mau komentar apa jd yaa kadang cuma vote tp gk meninggalkan komentar hehehe
-
4 Agustus 2017 pada 11:00 am #372804hazelleenPeserta
pernah ngerasain dua sisi yang berbeda.
sebagai reader, sering jadi silent reader juga terutama untuk fiksi dengan tema yang tidak biasa (di luar romance), mau komen rada segen karena tulisan si author da bagus banget. Ujung2nya cuma voting.
sebagai author, dibilang greget ya pasti greget terutama uda nulis n mikir panjang buat satu chapter atau ngabisin series. Klo liat berapa yang view cerita, kok banyak yah? tapi ketika dibanding dengan vote yang didapat well… 100 view dapat 1 vote uda bersyukur.
Ketika join di PSA, baru deh ngeh klo ternyata karya-karya hebat disini pun mengalami hal yang sama. Yang baca banyak tapi yang ngasi “love” juga tetap aja ngga sebanding ma yang jml yg baca.
Sekarang udah berdamai dengan kenyataan ini, silent reader selalu eksis dimanapun.
-
4 Agustus 2017 pada 12:37 pm #372807OveliaPeserta
@carijodoh oke, terimakasih telah memberikan tanggapan untuk memenuhi forum sharing kali ini. Jadi bertambah alasan saat seorang menjadi silent reader itu karena apa aja sih? Hehee… Menjadi silent reader itu tentu nggak dibenarkan. Tapi bukan berarti langsung dituding negatif, karena ada banyak alasan yang berbeda-beda tiap seseorang saat menjadi silent reader.
@nrlhidayahh flashback 6 tahun aku gitu banget, nggak vote, nggak komentar, nggak perkenalan.
@hazelleen nah, menjadi yang dua sisi. Jadi pastinya tau alasan-alasan saat menjadi silent reader. Lalu begitu menjadi author, geregetan itu wajar. Tapi saya pernah nemuin ungkapan dari salah seorang author yang mengatakan kalo menulis itu adalah hobi, mengerjakan hobi itu adalah kebahagiaan. Di baca adalah kesyukuran. Vote dan komentar adalah bonus. Dan saat itu saya bener-bener kagum dengan pemikirannya. Bonus itu tidak selalu di dapat, jika apa yang ditulis oleh author itu benar-benar luar biasa, maka dengan sendiri akan mendapatkan bonusnya. Soal viewer yang banyak tapi tidak seimbang dengan vote atau pun komentar. Yang perlu di ingat, apakah dari sekian banyak viewer itu sudah pasti semua membaca dengan tunta? Sudah pastikah tidak asal membuka lalu meninggalkan? Jadi di balik lagi, di baca adalah kesyukuran, vote dan komentar adalah bonus. Dan bukan kesalahan jika seseorang menginginkan sebuah bonus. Itu masih dalam kewajaran, jadi solusi untuk mendapatkan bonus yang semakin besar dan banyak itu adalah terus memperbaiki apa-apa yang di tulis. Terimakasih untuk tanggapannya dalam forum sharing kali ini :) -
4 Agustus 2017 pada 12:49 pm #372808hazelleenPeserta
@ovelia yeah, kata2 tu author cocok dengan prinsipku saat ini. Nulis mah nulis aja karena memang hobi dan inspirasi itu datang dadakan ga bisa dipaksa. Yang penting bukan hasil plagiat.
Perkara siapa yang baca dan dapat vote / ngga uda urusan nanti, anggap bonus. Kalau reader dapat hikmah dari hasil karya si author, pasti ada aja cara dia buat apresiasi dengan sendirinya.
-
4 Agustus 2017 pada 1:04 pm #372809OveliaPeserta
@hazelleen Setuju. Yang penting bukan hasil plagiat. Bener banget, intinya tetap semangat menulis, soal besar kecilnya timbal balik akan mengikuti tulisan luar biasa author dan tergeraknya hati reader eaaaak heheee
-
4 Agustus 2017 pada 1:19 pm #372810hazelleenPeserta
@ovelia dari pengalaman pribadiku, timing buat publish sebuah karya itu ternyata ada pengaruh juga.
Simpelnya gini, satu karya (terutama tema yang anti mainstream) awalnya bakal ditolak mentah-mentah dulu, reader yang kecewa bakal komen kok ganti haluan? Atau yang lebih parah, ngga ada feedback apapun seakan2 itu karya gagal. Pas ngalamin, aku sempat hiatus selama hampir 2 tahun ngga nyentuh tema itu sama sekali.
Nah yang aneh selama hiatus, inspirasi malah sering muncul buat tema “unik” itu, Akhirnya diturutin n nulis lagi plus publish tanpa ekspektasi apa-apa. Eh ternyata, malah diapresiasi lebih baik daripada dua tahun lalu.
-
4 Agustus 2017 pada 1:42 pm #372813OveliaPeserta
@hazelleen Nah bener, pengaruh banget itu. Saat di tolak ada rasa kecewa berlebih hingga mutusin hiatus. Katakanlah saat itu seorang author sedang terjatuh. Separah apa jatuh itu? Bukan dilihat dari kondisi luar aja. Jatuh ada opsi pilihan untuk langsung bangun atau istirahat pemulihan, jika mengambil istirahat pemulihan akan ada proses. Proses itulah yang membuat author untuk berpikir. Ide-ide yang mampir saat berpikir ada yang bersifat negatif juga positif. Semisal contoh negatifnya adalah membuat seorang author untuk memilih berhenti nulis selamanya akibat sakit hati. Dan contoh positifnya adalah author memilih mengembangkan ide yang bermunculan itu untuk dibuat karangka dan kemudian setelah keadaan membaik mulai di rangkai menjadi sebuah cerita. Feelnya akan berbeda, lebih terasa saat author pernah sempat merasa jatuh.
Menyambung ke topik lain yang saya takutkan, jika seorang author sudah mendapatkan readers yang memuji-muji itu bukan lagi full kebanggaan, tapi mengarah ke ketakutan. Bagaimana pun pujian berlebih itu lah yang bisa menjatuhkan author, terbuai itu wajar, tergoda itu lumprah. Semakin banyak pujian seorang reader risiko author harus semakin kuat iman untuk tidak tenggelam dalam lautan pujian itu sendiri. Terlalu nyaman, terlalu adem, terlalu dalam berada di lautan membuat seorang author sampai melupakan panasnya daratan. Saat seorang author sadar, semua sudah tenggelam bersama ombak yang menggulung.
-
4 Agustus 2017 pada 1:57 pm #372822carijodohPeserta
Yup betul. ssetiap individu memilik alasan tersendiri dalam melakukan sebuah tindakan. Banyak yang lebih memilih diam dan memberikan vote saja tanpa berkomentar, karena mungkin ada yang merasa khawatir menyinggung penulis jika komentarnya berisi kritisi, ada yang khawatir salah bicara, ada yang merasa komentar itu kalau perlu saja. Dan banyak lainnya, CJ punya beberapa teman yg memiliki hobi membaca online juga dan mereka mengungkapkan bbrp alasan diatas.
Kalau bagi CJ, setidaknya setelah membaca meninggalkan vote sebagai apresiasi utama.
-
4 Agustus 2017 pada 2:08 pm #372826OveliaPeserta
@carijodoh iya, kalo setiap author memiliki sikap berbeda dan respon berbeda dalam menerima komentar yang di berikan reader, begitu juga reader. Seperti yang udah cj beri tahukan beberapa tipe-tipe alasan reader tidak berkomentar adalah kembali ke respon reader dan ke respon author itu sendiri.
Untuk vote kadang selain sebagai aspresiasi juga menguntungkan reader sebagai sekat bacaan. Agar tidak bingung kalo mau lanjut baca hihihi
-
4 Agustus 2017 pada 5:40 pm #372840AriyaYumyumPeserta
Aq ngaku klo tergolong yg silent reader aq cuma mau komen di ceritanya kalau memang sreg di aku. Dri sekian ribu penulis cerita di watty mngkin sktar lima orang(author) yg bikin cerita aq komenin. Tp selepas dri itu tiap aq baca cerita walau gk ksih komen aku selalu like ceritanya.
-
4 Agustus 2017 pada 9:09 pm #372865hazelleenPeserta
@Ovelia nah yang terakhir soal pujian berlebihan itu benar sekali, thats why aku klo beri komen itu juga liat2 komen sebelumnya.
Klo uda terlalu banyak yg memuji, aku da segen mau nulis apa-apa lagi karena dipastikan ngga membangun / bukan ngasih motivasi lagi.
Takut si author either jadi makin gede kepala atau malah terpuruk ngga bisa lanjutin next chapter karena terbeban mesti dapat “pujian” untuk setiap karyanya. Menurutku hal ini membunuh kreativitas si author, dan menimbulkan perasaan takut gagal.
Selain itu, hal lain yang paling males n dibenci para penulis adalah semakin sebuah karya dapat pujian maka makin diincar oleh para plagiator yang seenak udel copy paste sampe titik koma dan tinggal ganti nama pemeran aja. (pernah ngalamin juga, kolaborasi karya dengan sesama penulis ffn, setelah booming dapat review ratusan ealah… di fb ketemu plagiatnya, nyesek asli)
Padahal kalau baca semua biografi penulis cerita fiksi seperti J.K Rowling, J.R.R Tolkien dsbnya sebelum menghasilkan sebuah mahakarya (magnum opus) mereka mencurahkan segenap pikiran dan tenaga tanpa mendapat hasil apapun pada awalnya, boro-boro dapat pujian, malah ditolak dulu ama penerbit.
-
4 Agustus 2017 pada 10:07 pm #372866OveliaPeserta
@AriyaYumyum hihihi, saya pun sering gitu, ada 5 author yang bener2 di follow untuk diikuti ceritanya. 5 lainnya perlu follow dulu agar bisa baca ceritanya, bagi saya itu nggak masalah, karena setiap author punya cara tersendiri untuk menarik readernya mendekat. Nah untuk 5 author yang telah di follow sebelumnya itu karna karyanya bagus banget (tapi belom end) kadang suka nggak bisa kontrol komen meski sekedar spam komen. Tapi dilihat lagi sikap author itu sendiri, bisa menerima komentar apapun asal (masih sopan) atau enggak. Kalo authornya nyantai silent reader pun bisa spam komentar di beberapa paragraf dalam satu part. Tapi untuk yang udah end biasanya ngebut baca jadi kadang nggak komen, cuma vote xixixi Kebiasaan saya ini xixixi
@hazelleen itu dia, sisi lain dari pujian berlebih nggak hanya memberi penyemangat untuk author tapi juga bisa memberi kemumduran untuk author dalam bersikap dan pengembangan kreativitas dalam berkarya. Tapi kembali lagi, banyak juga kok author yang dipuji-puji tetap memilih rendah hati, di jatuhkan tetap bangun untuk terus memperbaiki, dan sebaliknya.Karena menurut pribadi menulis itu sulit, jadi hargai karya penulis. Kalo nemuin tulisan cerita yang di copas apalagi sampai ganti cast, saya mendukung banget untuk ditindak tegas.
Penulis besar seperti J.k.R, J.J.R.T pastinya lebih tau gimana jatuh bangunnya menulis, kritik pedas, penolakan, dll tentulah makanan sehari-hari, tapi yang perlu di acungi jempol mereka tetap menjadi penulis yang hebat dengan karya-karyanya serta sikap yang mengikuti.
-
5 Agustus 2017 pada 8:41 am #372915xixihanaPeserta
Aku sendiri sih sering vote, cuma kalau komen agak kurang dibandingkan frekuensi vote nya
Tergantung waktu, pas sempet ya kasih komen, tp pas bingung mau ngasih komen apa ya akhirnya no comment deh, hhe
-
5 Agustus 2017 pada 8:47 am #372916fitriartemisiaPeserta
silent reader itu termasuk tidak komen walaupun sudah vote kah?
kalo gitu, ya aku masih suka begitu, dan alasannya (terutama cerita yg sudah complete) karena ngebut baca, jadi abis baca 1 part langsung vote dan next baca part berikutnya, palingan cuma ninggalin inline (gak sering juga) berupa celetukan receh, like hahaha; ah bener banget; ya ampuuun lucunya; gitu-gitu dah.
kecuali cerita on going, dan memang ngikutin/nungguin ceritanya, udah pasti vote dan comen walopun komen gaje hahaha
-
5 Agustus 2017 pada 8:49 am #372918acisammyPeserta
wah ini seru nih topiknya,, kalo aku suka bgt sama votement apalagi kalo itu cerita baru terus bgs temanya wah makin panjang deh isi komen aku tapiiii kalo authornya udh byk fansnya ya aku paling komennya simple aja paling cuma sepatah dua kata aje yg penting ninggalin jejak,,, abis kalo yg komen udh banyak kan rada ga yakin aja gitu bakal dibaca kaga itu komenku sama si author malahan kadang2 suka dicuekin kalo aku ada pertanyaan jadi yah gitu deh,,,,,,, tp yg pasti aku tuh suka bgt komen, palagi cerita di sini di setiap part selalu aku koment…….kalo gak ada koment aku berarti tandanya aku belum selesei bacanya coz kadang2 aku suka ketiduran bacanya wakakaka.. bukan ga menarik ceritanya tapi aku ini emang gampang bgt ngantuk palagi kalo kecapean trus kondisi lg sepi ya udah deh ketiduran,,, maap kok jd curcol y,,, :HULAHULA :YUHUIII
-
5 Agustus 2017 pada 8:58 am #372923munshikaPeserta
wah, aku pernah ni jadi silent reader di awal2 punya akun watty soalnya aku ga tau mau komen apa dan kebetulan cerita yg aku baca pas itu udah pada complete jadi cuma vote aja. tapi pas liat seru kayaknya ngasi komen2 walo cuma komen receh ya mulai deh rajin ngasi komen walo yg paling bagus cm ngoreksi typo hehe. minimal aku menghargai para author yg buat cerita walo cuma dengan komen receh aja hehe
-
5 Agustus 2017 pada 10:03 am #372944OveliaPeserta
@xixihana kalo saya suka cerita suka vote juga, meski nggak ninggalin komentar. Biasanya untuk cerita end yang langsung kebut baca sih, saking penasarannya soalnya. Kalo enggak suka di lewat juga, nggak vote, nggak komen, langsung tutup malah. Xixixi
@fitriartemisia situs cerita bacaan online berbeda, watty termasuk yang paling cepet buat vote, untuk wordpress, blogspot, ffn, Novel nusantara, PSA dll beda lagi, tapi intinya ada tombol vote, untuk wordpress ada tombol like, dan ini jaraaaaang banget saya lakuin. Jadi untuk enaknya saya sebut silent reader yang tidak komen aja ya hihiSaya juga sering buang-buang komen sekedar, ‘kok gituuuuu’, ‘gemes’, ‘pengen punya yang kayak dia’ dll. Bingung juga mau komentar apa, kritik panjang iya kalo authornya terima, kalo author yang sensitif kan berabe heheee
@acisammy kalo ngikutin cerita yang masih on going suka gitu juga, tiap update part di komentari, meski cuma komentar geje. Apalagi kalo lapak udah penuh dengan komentar orang ya, di maklumi aja, nggak mungkin juga. Kalo authornya mesti bales satu-satu kasian juga hihihiSamaaaaaaa, baca belom kelar udah tidur duluan. Bukan karena cerita nggak menarik. Tapi kalo mata udah nggak mau diajak kompromi ya bukan lagi ketiduran malah, tapi sengaja buat langsung tidur. Lanjutin bacanya kalo matanya udah bisa diajakin baca lagi hehee
@munshika heheee iyap, karena kalo dilihat2 semenjak watty bisa komentari setiap paragraf isi komentar jadi lebih ke komen receh, saya juga sering gitu. Kasih komen cuma2 pada cerita yang disuka. -
5 Agustus 2017 pada 10:22 am #372949alvinabbPeserta
Aku kadang jd silent reader ? kalo lagi mood ya aku komen tp gk disetiap part siih . . Kalo ada kata2 yg menarik biasanya aku kasih komen ..
Sepertinya mulai sekarang hrs menghargai penulis yg uda susah payah menuangkan idenya dlm bentuk cerita ?
-
5 Agustus 2017 pada 11:58 am #372957nenaagustinPeserta
Aku itu termasuk reader yg bingung mau komen apa jdi aku mengapresiasi nya ya cmn dengan vote soalnya aku takut salah ngomong ntar nya kan mlh nyinggung penulisnya
-
5 Agustus 2017 pada 4:41 pm #372969loveselaPeserta
Biasanya aku jadi silent reader karna ceritanya ga terlalu bagus, langsung leave cerita aja hehe
-
5 Agustus 2017 pada 5:27 pm #372976aleanadarkPeserta
Saya mengakui kalo sampai sekarang masih sering kok cuman ngasih vote doang tanpa komen. Alasan sering cuman ngasih vote karna saya kebiasaan numpuk in dulu cerita kyk di wattpad pas udah mau tamat baru saya ngebut bacanya. Kalo komen tiap part kan lama juga jadi pas ending baru saya bom komen biasanya gitu???
-
5 Agustus 2017 pada 6:10 pm #372983mithaprtwiPeserta
Duh kok banyak yang ngena yaa.. Wkwk tapi kadang2 aku gak pelit comment kookk ? kadang yak :KETAWAJAHADD
-
6 Agustus 2017 pada 5:47 am #373107Cookies_kissPeserta
Aku sih suka ngasih vote dan komen tergantung ceritanya. Kalo bagus aku vote dan komen tp kalo kurang biasanya aku ksh vote aja
-
6 Agustus 2017 pada 12:51 pm #373131
-
6 Agustus 2017 pada 3:54 pm #373134OveliaPeserta
@alvinabb sama, katanya khilaf tapi sering dilakuin hihihi kalo akhir-akhir ini sih emang udah lumayan sering ninggalin komen tapi seringnya ya balik khilaf lagi xixixi
@nenaagustin iya, perlu liat-liat authornya juga, takut kesinggung kalo asal komen sama author yang belom terlalu tau responnya hihi
@lovesela ada yang berprinsip cerita kalo udah di baca mesti di baca sampe rampung. Tapi saya sama nih kayak kamu, kalo nggak bagus atau malah awalnya bagus tapi begitu di tengah-tengah baca ngalamin bosen berkepanjangan bikin nggak lagi mikir buat tinggalin bacaannya hehe
@aleanadark sengaja ditumpuk berarti ya hehe. Dulu saya gitu juga, cuma karena akhir-akhir ini banyak author watty yang begitu cerita selese terus di hapus jadi kalo sekarang lebih banyak ngikutin yang emang masih proses. Paling kalo nemu bacaan yang menarik, udah end, belom di hapus, nah kebut banget itu bacanya sampe nggak kasih komen, palingan vote doang. Seenggaknya udah ngasih jejak dukungan untuk ceritanya hehehe
@mithaprtwi kadang ya lainnya dermawan buat nggak komen ya hihihi
@romatbg waduh kebalik ya heheee harusnya yang kurang bagus di komen kan kritik dan saran buat perbaikan hihihi
@xixihana sempet baca ulang juga saking seru ceritanya xixixi.. kalo saya kebiasaannya suka kelewat vote atau udah vote tapi karena jaringan kurang oke jadi pas vote nggak masuk. Terus begitu mau lanjut baca jadi kurang begitu nggeh kalo sebelumnya udah pernah di baca. Fungsi vote selain beri dukungan untuk author juga jadi sekat bacaan buat reader hihihi -
6 Agustus 2017 pada 5:42 pm #373144SumAlQuinshaPeserta
Aku juga termasuk silent reader siihhh, palingan kasih vote tapi kalo komen….jarang banget, alasan yang paling sering aku tasain tuh no 3. Bingung kalo abis baca karya orang, mau komen apa.
Jangan ditiru yaa hihi, tapi alhamdulillah sekarang udah mendingan laahhh yaa walaupun suka kambuh malesnya hihi :sopan
-
6 Agustus 2017 pada 8:10 pm #373152lindast1Peserta
Dulu saat baru pertama kali mengenal wattpad, aku nggak ngerti kalo setelah baca harus meninggalkan jejak berupa vote dan/atau komen. Jadi 2 bulan pertama kenal wattpad, cuma baca aja dan tidak pernah menekan tombol bintang yang ada di bagian akhir part. Maafkan ke-ndeso-anku saat itu karena kenal wattpad tanpa sengaja dan tidak ada yg memberi tahu mengenai vomen.
Lama-lama baru ngeh bahwa author mengharapkan para reader meninggalkan jejak sebagai bentuk dukungan kepada author. Mulai di bulan ke-3 aku rajin memberi vote dan kadang meninggalkan komentar jika ceritanya bagus banget. Malah beberapa cerita yg tadinya belum sempat ku-vote di awal-awal mengenal wattpad, langsung kuberi tanda bintang-bintang di tiap part-nya.
Sekitar setahun terakhir aku rajin memberikan komentar pada typo atau kesalahan pada ejaan yang tidak sesuai KBBI. Tujuanku supaya author tahu kesalahannya dan dapat membantu perbaikan cerita. Menurutku itu merupakan bentuk dukungan kepada author yang kusukai sehingga author bersemangat melanjutkan ceritanya.
-
6 Agustus 2017 pada 8:49 pm #373155OveliaPeserta
@SumAlQuinsha iyap, sering bingung juga mau komen apa… tapi semenjak watty bisa komen di tiap paragraf jadi sering buang-buang komen juga xixixi
@lindast1 kalo saya sejak kenal watty jadi sering vote & komen, sebelumnya lebih sering baca di wordpress atau pun blogspot yang kalo untuk nekan tombol like susah banget, dukungan komen juga tergantung browser yang di pake. Nah, begitu watty bisa komentarin tiap paragrafnya jadi sering buang-buang komen juga walaupun cuma komen receh heheee kalo komen soal tanda baca saya sendiri masih kurang paham. Cuman kalo saya tau terus sering lihat jenis kesalahan authornya di tanda baca tersebut baru deh kasih kritikan tanda baca ke author hihihi, kalo untuk typo… agak maju mundur buat kasih liat ke authornya, karena katanya typo itu sahabat karibnya author, jadi kalo di ditunjukin malah authornya ada yang jadi kurang welcome… -
6 Agustus 2017 pada 9:23 pm #373157lindast1Peserta
@ovelia dari pengalamanku selama setahun terakhir membantu author mencari typo, belum pernah sekali pun ada author yang marah hanya karena aku menunjukkan typo-nya. Kebanyakan malah berterima kasih karena merasa terbantu. Sebelum mengkritisi typo dan ejaan yang tdk sesuai KBBI, aku sdh mempersiapkan diri dengan menginstal aplikasi KBBI resmi di HP untuk memudahkan proses pencarian. Aku bersumber dari KBBI yang resmi supaya tidak salah dalam memberikan informasi kepada author.
-
7 Agustus 2017 pada 11:38 am #373211OveliaPeserta
@lindast1 kalo marah secara kasar sih enggak, cuma dari balasan tersirat kalo typo itu sahabat author, jadi kalo komen soal typo jadi seperti ‘udahlah dimaklumi aja, saya pernah nemu yang gini soalnya. Tapi saya juga nemu author yang emang berterima kasih banget kalo ada reader yang nunjukin typo apalagi plus tanda baca karena itung-itung bantu koreksi sebelum karya di self publish..
-
-
7 Agustus 2017 pada 7:22 pm #373240
-
9 Agustus 2017 pada 3:32 pm #373436Andyan21Peserta
wahh saya juga silent reader banget.. Apalagi zaman masih dulu,, kadang emang faktor males, terus cerita udah up lama dan baru baca.. Terus emang faktor utama karena bingung harus komentar apa.. Paling hanya sekedar vote deh..
-
7 September 2017 pada 10:40 pm #375154silverkyu13Peserta
Simple sih, klo menarik kasih komen kalo enggak ya tinggalin hehe
-
7 September 2017 pada 11:09 pm #375157fariana11Peserta
Aku pelit komen. Dan keseringan lupa mau komen apa :PATAHHATI .apalagi sekarang aku moody
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.