Aranea terus menangis, darahnya begitu mendidih. Laki laki biadab tak lain yamada itu kini menikmati tubuhnya diatas penderitaan batinnya. Sungguh ironi. Perlahan tapi pasti, semua pakaian aranea telah lepas dan berantakan di lantai. Ruangan itu hanya diam, menjadi penonton drama yang terjadi antara yamada dan aranea. Bahkan diluar sana tanpa disadari, renzo begitu mengepalkan erat …
