Andaikan

Andaikan setiap mata mampu bicara, air mata tak perlu turun untuk membantunya. Andaikan setiap tangan mampu menggapai, tak mungkin hati akan retak karenanya. Andaikan setiap kaki mampu melangkah bersama, tak mungkin . . . Tak mungkin, benar. Tak mungkin tiap kaki mampu terus menerus melangkah bersama, melompat itu namanya -_-

Singgasana

Seperti permata yang hilang keindahannya karna berlian berdiri tegak dengan silaunya di sebelahnya. Seperti pelangi yang pias warnanya karna matahari kembali menunjukkan kekuasaanya. Singgasana. Satu pemiliknya. Banyak pengendalinya. Bila tak turuti, lepas sudah segalanya. Karna kepengecutan ada dalam jiwanya. Keberanian merupakan harga termahal dalam dunianya. Yang kucinta, yang berlimpah dariku banyak doa. Ku sebut kau …

Hilang Arah

Hujan datang membangkitkan kenangan yang terpendam dalam dalam. Begitu dalam hingga aku tak tau cara mengeluarkannya. Bagaimana cara mengangkatnya? Bagaimana cara menghilangkannya? Dan bagaimana cara menghapusnya? Aku sudah terlanjur sendirian. Karna kau yang begitu mudah meninggalkan. Tanpa tau aku telah hilang arah tujuan. Tanpa pernah kau tau, Hanya kaulah satu – satunya tujuanku. Lalu bagaimana …

Utuh-Utuh

Rintik hujan pertama turun Ingatkan kenangan yang belum sempat tersusun Kenangan indah datang beruntun Lalu terhapus bagai bermimpi indah dan tiba tiba terbangun Aku, disini, menunggu engkau bangun Menyadari bahwa kau telah salah meninggalkanku Bagai debu yang kau sapu dengan begitu mudahnya Padahal kau telah mengambil hatiku Utuh-utuh. Tanpa kau sisakan sedikit saja untuk jiwaku.