Vitamins Blog

Love In The Boardroom Bab: 8 Calon Penganggu

Bookmark
Please login to bookmark Close

Alex mengangkat alis saat hendak membuka sosial medianya itu  tiba_tiba saja ada pesan  masuk  yang terpampang disana.

Karna penasaran, Alex pun membuka pesan itu dengan cepat, dan setelah melihat foto  tersebut ekspresi Alex berubah gelap.

 

Ya, itu adalah pesan berisi foto tentang dirinya saat dicium oleh Ketty saat di Klub semalam. Dimasa lalu mungkin saat Alex mendapatkan foto semacam itu, dirinya tak mau ambil pusing. Tapi untuk saat ini begitu melihat foto dirinya dicium oleh wanita asing, Alex merasa jijik dan marah. Alex mengalihkan pandangannya menatap sosok yang sekarang sedang tidur membelakanginya.

 

Semua karna Renata, semenjak dirinya berniat mendekati perempuan itu, rasa tertarik dia untuk melirik perempuan lain berlahan hilang musnah. 

 

Alex tersenyum saat sedang memandang Renata tertidur membelakanginya seperti itu. Dirinya berniat akan mengutarakan isi hatinya pada perempuan itu. Tapi nanti, Alex  menunggu momen yang tepat untuk semua itu. Alex  kembali menatap ponselnya itu dengan ekspresi dingin dan tak lama kemudian  pesan baru muncul disana.

 

Aku senang bisa bertemu denganmu di klub. Maafkan aku sudah menciummu tanpa izin. Semoga kita bertemu di lain waktu.

 

Alex mengetatkan geraham membaca pesan Ketty.  Walaupun difoto profil itu  Ketty menggunakan foto sexy yang menggoda, dan terlihat masih online.

Alex  tidak sudi untuk  membalas chat tersebut  atau bahkan berbuat lebih jauh seperti mengecek fotonya satu persatu.

Alex mengabaikan pesan Ketty, kemudian dia mencari kontak Zidane, berniat untuk mengirim pesan kepadanya.

 

******

“Selamat pagi” Alex menyapa Renata di detik perempuan itu membuka matanya. Alex saatnya ini sudah berpakaian rapi dan juga wangi. Aroma  maskulin dari parfum musk  bercampur citrus menguar dari tubuh Alex saat lelaki itu duduk di sampingnya menatap Renata yang baru bangun tidur dengan senyuman manis.

Astaga….. 

Renata langsung terbangun  mendudukkan diri saat  melihat Alex sudah ada di sampingnya.

“Bos Anda, sudah mau berangkat kerja?   astaga jam berapa ini, apa aku terlambat? dan astaga kenapa aku, aku tidur di ranjang?”  Renata bertanya ke arah Alex dengan panik bercampur bingung.

 

Alex terkekeh melihat kebingungan Renata, karena tak tahan, dirinya pun melabuhkan tangannya untuk menyentuh pipi Renata lembut.  Renata terpaku saat Alex menyentuh pipinya seperti ini.

“Kau belum terlambat, ini masih jam  tujuh pagi dan aku yang membawamu ke ranjang ini.”

“Ti_ tidur di sini dengan Anda?” Renata berucap terbata. Alex tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“Tidak, kau tidur seorang diri di ranjang ini, dan aku yang tidur di sofa.”

Renata membelalakkan mata tak percaya.   Astaga……

Kembali Alex mengelus pipi Renata,

“Ya, semalam tidak terjadi apa- apa jadi kau bisa tenang.”

 

Renata menatap lekat ke arah Alex.

dia bilang semalem tidak terjadi apa-apa. Lantas  ciuman semalam apa Alex tidak mengingatnya?

Alex tersenyum melihat pemikiran hati Renata dan dia mengerti apa arti dari tatapan Renata itu.

 

“Aku tidak melupakan ciuman  kita semalam  Renata, dan semua yang aku ucapkan semalam ada kejujuran.”

Setelahnya, tanpa permisi Alex mencium bibir Renata singkat.

 kemudian  dia bangkit berdiri dan menatap Renata yang  masih duduk di atas ranjang dengan keadaan kusut masai.

“Segera, kau bersihkan diri kemudian kita sarapan, lalu kita berangkat ke kantor bersama. Aku akan keluar sejenak.”

Setelahnya Alex bergegas  pergi meninggalkan Renata seorang diri.

 

Renata masih terpaku  saat kepergian Alex, ciuman selamat pagi ini benar-benar membuat Renata bodoh, hingga membuatnya susah mencerna ucapan Alex. Setelah lama termenung, akhirnya Renata tersadar dan kemudian dia turun dari ranjang dan bersiap- siap untuk berangkat ke kantornya.

 

*******

Saat ini Renata sudah mandi sudah rapi dan cantik, sekarang Renata tengah menunggu pelayan hotel datang ke kamarnya guna mengantarkan sarapannya.  Selama menunggu, dirinya menghabiskan waktu untuk melihat pemandangan dari kaca hotel  yang hordengnya sudah dibuka keseluruhan.

Renata  sudah mengenakan pakaian kerjanya seperti biasa dengan memakai Kemeja putih panjang, berkerah tali yang dikaitkan di lehernya dan juga rok span  hitam selutut yang dibagian belakangnya terdapat belahan, juga sepatu heels hitam yang sudah dikenakan.

 

Setelah lama tenggelam dalam melihat pemandangan dari jendela hotel, tak lama kemudian pelayan tiba dengan membawa kereta dorong berisi menu sarapan pagi dan disusul Kedatangan Alex di belakangnya.

Saat pelayanan sudah keluar dari kamar hotel, menu sarapan sudah tertata rapi di atas meja. Ada berbagai jenis  sarapan pagi ini mulai dari  scarambled  eggs, roti panggang isi selai kacang, hash brown, pancake dan juga sereal, ditambah satu cangkir kopi dan segelas Jus buah.

Alex yang sudah duduk dan menatap sajian yang terpampang di depannya, menolehkan pandangan ke arah Renata yang masih berdiri di depan jendela kamar hotel yang lebar itu.

 

“Renata, ayo kita sarapan bersama.” ucapnya ringan, setelah mendengar ajakannya, Renata menurut  kemudian berjalan  mendekat ke arah tempat Alex duduk dan setelahnya mereka sarapan bersama makan dengan tenang.

“Selama kita hanya berdua, aku ingin kau meninggalkan sikap formal padaku. Aku ingin kau memanggilku dengan namaku tanpa ada embel-embel Bos di belakangnya.”  Alex memulai percakapannya dengan Renata yang tengah fokus menyantap makanan terakhirnya.

Renata yang sudah menandaskan makanannya kemudian meraih gelas berisi jus buah yang terlihat sangat menyegarkan dan meminumnya. Setelahnya dirinya menatap Alex.

“Sepertinya akan sedikit canggung jika aku memanggilnya dengan sebutan nama saja.” Renata berusaha tak setuju dengan   permintaan Alex.

“Kenapa bisa begitu, aku orang yang menyuruhmu, jadi bukan masalah bagiku. Jadi hilangkan sifat canggungmu padaku. Apa kau lupa kejadian semalam tentang kita?” Alex sengaja mengingatkan kejadian saat mereka berciuman semalam. Renata yang mengingatnya seketika wajahnya merah padam saat mengingat ciuman itu. Karna merasa gugup Renata akhirnya bersungut-sungut saat menjawabnya.

“Baiklah- baiklah, Alex.”

“Coba sekali lagi” Alex sengaja mengoda Renata dengan nada menjengkelkan.

Renata yang melihatnya tak tahan untuk memutar bola matanya dengan konyol.

“Iya, Alex.” Begitu mendengar Renata memanggil namanya tuk kedua kalinya, hati Alex membuncah bahagia.

“Aku suka, suaramu saat memanggilku terdengar sangat sexy.”  ucapnya merayu,

saat dilihatnya Renata sudah selesai dengan sarapannya Alex, bertanya  basa-basi.

“Apa kau sudah selesai sarapan Renata?” “Sudah” Jawabnya singkat. Setelah mendengar Jawaban Renata,  Kemudian Alex meraih tangannya berniat mengandenganya.

 

“Ayo kita berangkat, saat aku di luar. Bos besar Adam meneleponku, beliau mengatakan jika tugas kita disini berhasil sebelum tiga hari, kita  bisa pulang hari ini.” Setelah memberikan informasinya mereka berdua  akhirnya keluar dari kamar hotel  dan berangkat menuju kantornya.

 

********

Hari kedua Alex bertugas di kantor cabang. Omset penjualan  produk parfume di tempat ini mengalami perubahan signifikan. Arahan Alex di rapat sebelumnya teryata benar-benar  didengarkan mereka, terbukti dengan hasil yang sekarang terlihat membuktikan bahwa mereka telah berkerja dengan serius. Saat ini Alex tengah melihat data itu  dan tersenyum kagum melihat kinerja tim pemasaran yang ada di sini. Renata yang ada di sampingnya berucap dengan nada berbisik.

 

“Selamat Bos, Anda sepertinya sudah

 berhasil.”

“Hmmm” Alex bergumam.

“Jika sudah seperti ini kemungkinan kita tidak menunggu pulang sampai tiga hari bukan?”

Renata  mengajukan pertanyaan. Disaat Alex hendak menjawab pertanyaan Renata,

Zidane memasuki ruangannya  dan memanggilnya

 

“Alex, kita harus berbicara kau bisa keruanganku? “

 Zidane berucap cepat  kearah Alex yang saat ini duduk menatap layar laptopnya dengan di temani Renata yang berdiri disampingnya.

Zidane  terpaku menatap kearah Renata.

 

Perempuan yang cantik

 

Alex yang melihat Zidane  menatap Renata dengan tatapan  terpesona pun akhirnya berdehem keras secara sengaja.

Zidane yang mengartikan maksud dari deheman  Alex itupun memahaminya.

“Cepat kau susul aku” ucapnya dengan cepat  dan langsung menutup ruangan tersebut.

Alex yang melihat Zidane sudah pergi hanya tersenyum penuh  arti. Setelahnya dia melirik ke arah Renata.

 

“Apa kau mau ikut?”  tanyanya menggoda,

Renata mengelengkan  kepalanya sebagai jawabannya.

 

Alex menunduk sambil tersenyum, kemudian mencuri ciumannya  disaat  Renata lengah.

 

“Sampai jumpa, kau bekerja dengan baik di sini ok.”

ucapnya sambil pergi meninggalkan Renata seorang diri. Seperti kebiasaan, disaat Alex pergi setelah menciumnya seperti tadi, Renata mendadak  bodoh, seakan ciuman Alex telah menghipnotisnya.

 

*******

 

“Ada apa,  apakah ini tentang perempuan itu?” begitu Alex sudah  sampai di ruangan Zidane,dia langsung mengajukan pertanyaannya.

Zidane menjabat sebagai manager sama seperti Alex.bedanya hanya Alex ditugaskan di kantor pusat sedangkan Zidane ada di kantor cabang.

 

“Benar, kau harus liat, perempuan itu teryata dia sudah melamar pekerjaan di kantor hari ini, kau harus lihat CV ini Alex.”

 

 Begitu mendengarnya Alex langsung menghampiri meja kerja Zidane dan saat melihatnya, wajahnya  berubah geram.

 

“Kau usahakan berkoordinasi  dengan  pihak HRD agar perempuan itu  disaat melakukan interview tidak bisa lolos  untuk masuk ke dalam kantor ini. Aku menduga perempuan itu sepertinya memiliki tujuan lain dalam mancari  pekerjaannya.”