Langkah kaki terdengar bergegas menyusuri lorong panjang di Istana Altair. Tampak seorang laki-laki mengenakan jubah panjang berwarna biru sambil memegang sebuah kitab di tangannya. Tatapannya tajam seiring dengan nafasnya yang sedikit tersengal, menandakan ia sedang diliputi kegelisahan di benaknya.
Lorong panjang itu menghubungkan setiap sudut ruangan Istana Altair dari berbagai sisi. Menciptakan labirin yang cukup rumit bagi orang awam.
Tapi tidak bagi lelaki itu. Langkahnya pasti menyusuri lorong menuju tempat yang ditujunya.
Sebuah pintu besar dengan ukiran artistik mendominasi di setiap sudutnya, menciptakan kemegahan siapapun yang melihatnya.
Langkah lelaki itu langsung melangkah masuk ke dalam ruangan dengan pintu megah tersebut dengan menimbulkan suara hentakan yang cukup keras.
“Kau harus melihat ini!” ujar lelaki itu sambil membanting kitab di tangannya ke orang yang sedang duduk di balik sebuah meja besar di tengah ruangan.
Ruangan itu didominasi oleh warna coklat di setiap sudutnya. Menciptakan nuansa hangat khas kayu.
Orang yang berada dibalik meja itu hanya mengernyitkan keningnya menatap kitab di hadapannya. “Kenapa kau memberi kitab itu kepadaku. Aku sudah tahu isinya—
Ucapannya terputus karena lelaki berjubah biru itu langsung menyahut dengan kalimat yang mengejutkan. “Kitabnya memperbarui sendiri. Sejarah baru akan segera di tuliskan. Sejarah yang tidak akan bisa kita ubah di masa depan kalau tidak kita perbaiki sekarang”.
Tatapan lelaki di balik meja itu membulat, terkejut mendengar penjelasan lelaki berjubah biru itu. “Maksudmu, ramalan itu benar?”
Lelaki itu hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.
“Kau tahu dari mana, Avan?” tanya lelaki yang berada di balik meja itu lagi dengan tatapan mengarah ke kitab di hadapannya. Tatapannya nanar ke arah kitab itu.
Avan – lelaki berjubah biru itu hanya menghembuskan napas pelan. Sambil bersedekap, ia pun menjelaskan. “Tadi malam saat aku melakukan meditasi seperti biasa, aku mendapat penglihatan itu”.
Avan merupakan tabib yang paling disegani di Istana Altair. Dia diberikan anugerah berupa penglihatan akan kejadian yang akan terjadi. Selain itu, Avan juga ahli dalam pengobatan maupun penelitian mengenai seluk beluk yang ada di sekitar Istana Altair – termasuk meneliti tentang naga. Dan merupakan salah satu raja di Istana Altair. Putra kedua dari raja Avgi – ayahnya.
Di Istana Altair terdapat empat raja yang memimpin dengan anugrah masing-masing. Ryland adalah raja tertinggi termasuk putra sulung yang memimpin seluruh Istana. Ryland dianugerahkan berupa pemikiran yang sistematis. Dia bisa melihat sudut pandang setiap orang, menjadikannya mampu menganalisis setiap permasalahan untuk bisa mengambil keputusan yang bijaksana. Lalu ada Adara – sang ahli strategi perang. Dia adalah putra ketiga sekaligus raja yang memimpin dalam hal mengatur strategi. Dia dianugerahkan dengan hati yang keras tak mudah disentuh oleh belas kasihan dan kekuatan yang hebat dalam menghadapi musuh-musuhnya. Menjadikan Adara tidak segan-segan menghabisi musuhnya dengan keji jika musuhnya memang bersalah. Dia akan menciptakan aura mengerikan dan mencekam untuk menciptakan situasi yang membuat nyali musuhnya menciut. Dan akan langsung menghabisi musuhnya tanpa belas kasihan dengan rasa sakit yang menyakitkan. Karena Adara tidak suka membuang waktunya yang berharga hanya untuk menyiksa musuhnya dengan penderitaan yang mengerikan.
Dan raja yang terakhir, Ruzgar – sang penakluk naga. Bisa dibilang Ruzgar adalah raja yang terpenting di Kerajaan Altair. Keberadaannya sangat dibutuhkan, karena Kerajaan Altair dikelilingi oleh naga-naga buas yang siap menghancurkan istana. Musuh Kerajaan Altair bukan hanya berasal dari luar kerajaan melainkan juga berasal dari naga. Kerajaan Altair memang ahli dalam perang, tapi tidak dengan naga. Maka dari itu mereka sangat bergantung kepada Ruzgar untuk bisa menaklukkan naga-naga itu. Ruzgar dianugerahkan dengan kekuatan untuk menaklukkan naga serta sebagai penolong dalam masa kekejaman para naga itu. Menciptakan secercah harapan untuk masa depan penduduknya.
“Apa yang kau lihat?” tanya Ryland – lelaki di balik meja itu.
Avan menerawang, melihat kembali apa yang dilihat sebelumnya.
Sosok lelaki berjubah hitam sedang melakukan rencana untuk mencari vezerlok. Iris matanya berwarna hijau disertai dengan tatapan mata yang mengerikan. Lelaki itu menyeringai saat pandangannya tertuju ke wilayah Kerajaan Altair yang membentang luas. “Aku akan mengendalikanmu dengan vezerlok. Tunggu sampai aku menemukan vezerlok” ucapnya dengan penuh percaya diri.
Avan kembali ke masa sekarang. Dilihatnya Ryland sedang menatapnya tajam. Lelaki itu berjalan mendekati Avan yang berdiri di tengah ruangannya. “Kita harus menemukannya lebih dulu”
Avan menatap Ryland dengan tatapan menyetujui. “Kita harus memberitahu yang lain, terutama Ruzgar” ucapnya tegas.
***
Lanjut thor
Kok ❤️ nya ga bisa diklik ya? Padahal pengen kasih karena ceritanya menarik. ❤️
Ga bisa d klik love..awal yg menarik
Awal yg menarik
Tks ya kak udh update.
Yeeii
Jejak dulu
Semangat menulis
Keren cerita nya
Menunggu lanjutannya
Udah vote love
Keren