7 tahun yang lalu
Valeria menatap tulisan kertas pada buku catatannya, sebuah surat kematian untuk keluarganya. Dia menatap sekeliling rumah, dimana tidak ada lagi benda yang akan mengingatkannya tentang dirinya.
“selamat tinggal, kuharap kalian akan bahagia dengan tidak adanya diriku” ujar valeri pelan kearah foto keluarga dan juga foto sosok lelaki yang tersenyum cerah kepadanya.
Setelah mengucapkan perpisahannya, valeria melangkah kearah driver online yang telah datang untuk mengantarnya ketempat dimana diakan merasa tenang.
Ruas jalan yang tenang membuat perjalan terasa ringan dan damai.
“nona nggak mau ditungguin?” tanya sang petugas driver ramah.
Valeria tersenyum kecil “tidak usah pak, nanti ada yang jemput kok”
Setelah menyelesaikan transaksi dengan sang driver, valeria melangkah kearah pesisir pantai, duduk menatap kearah hamparan lautan yang tengah tenang.
Valeria kembali menatap Kebelakang dimana hidupnya selama 27 tahun ini terjadi, airmata yang sedari tadi ditahannya kembali mengalir untuk kesekian kalinya.
Dia hancur benar, sehancur dirinya hingga kedasar kegelapan. Dia memang bodoh, tolol dan juga pengecut. Namun, dia sungguh tidak sanggup, mengingat kembali apa yang terjadi terhadap hidupnya.
“Ini yang terbaik, dan keputusan yang benar” gumam valeria berdiri, berjalan kearah tenda penyewa alat bantu renang.
“nona sendiri ya?” Tanya sang penyewa sekedar basa-basi, valeria tersenyum mengangguk tanpa mengeluarkan suara sekecilpun.
Valeria mulai berenang, berenang kearah tengah lautan lepas.
Jika aku dapat menjalani hidupku kembali, aku ingin hidup tanpa mengenal siapapun.
Valeria melepaskan alat bantu renang miliknya, dan memulai menenggelamkan dirinya, dia semakin tertarik kedasar lautan, tekanan air semakin membuat dadanya sakit namun valeria berusaha untuk tidak bergerak kepermukaan, dia menahan rasa sakitnya agar semakin tertarik.
Hingga saat itu sosok bayangan hitam muncul didepannya, bergumam tak jelas, namun masih bisa didengar oleh valeria saat itu.
“kau ingin membuat perjanjian denganku?” tanya sebuah suara dari kegelapan dihadapannya
“perjanjian?” tanya valeria kecil berusaha menahan rasa sakitnya
“iya perjanjian kehidupan kedua? Jika kau mau aku akan mengabulkannya” jawab sosok kegelapan.
“apa yang kau inginkan” ucap valeria susah payah membuka matanya untuk menatap bayangan hitam itu.
“aku menginginkan jiwamu”
Valeria tersenyum kecil, jiwanya ? Jiwa yang telah dia buang,
“jika kau bisa membuatku hidup, dan memulai kembali tanpa mengenal siapapun, silahkan ambil aku tidak menginginkannya” setelah mengucapkan itu valeria tidak mendengar apapun lagi, kegelapan dan rasa sakit yang mengahuntinya sedari tadi telah mengambil ahli kesadarannya hingga tubuhnya tertarik kedasar.
Masa kini
Aris atau valeria mengingat kembali kejadian 7 tahun lalu, ditatapnya tubuhnya yang terbujur kaku dengan alat bantuan kehidupan. Benar dia adalah jiwa yang sudah mati, jiwa yang telah ditukarnya 7 tahun lalu sehingga dia tidak berhar untuk hidup kembali.
7 tahun adalah waktu yang sangat baik baginya, dan berharga baginya.
“berapa lama sisa waktuku?” Aris menatap Zac yang entah bagainana telah berada ditempatnya sebelumnya.
“waktumu hanya 3-5 bulan tepatnya kurang dari 100 hari” jawab Zac acuh, menatap Aris tenang.
“baiklah,” Aris kembali termenung waktunya hanya 100 hari, dia harus menyelesaikan semuanya disini, terutama lelaki yang seharusnga tidak dia ikutkan dalam kehidupan keduanya.
“sebelum aku masuk, ada yang ingij kutanyakan” Zac memandang jauh kedepan dan menatap sosok Aris ada raut wajah sedih dan juga kehilangan.
“apa yang ingin kau tanyakan?” Aris menatap datar Zac yang masih tidak memandangnya.
“kenapa kau melakukan bunuh diri? Dan menjual jiwamu kepada lucifer?”
Aris menerawang jauh kedepan, tersenyum hampa dan menjawab ” aku melakukan bunuh diri karena jiwaku sudah mati sebelumnya, mati ditangan mereka manusia. Manusia dalan kehidupanku sebelumnya dengan senjata mematikan, ya senjata tak terlihat” Aris mengenang kembali kehidupnya 7 tahun lalu sebelum melanjutkan
“Dan perihal menjual jiwa? Aku bahkan tidak tahu bahwa perjanjian omong kosong itu ternyata terbukti. Jadi, aku yang memang sudah mati tidak boleh serakah bukan. Karena bumi tidak akan mau menerima tubuh ini” Aris tersenyum kearah Zac, berdiri melayang kearah raganya terbaring.
“terima kasih Zac atas bantuanmu,” ucap Aris tersenyum tulus, Zac masih terdiam ditempatnya Menatap kearah sosok aris yang telah masuk keraganya, tanpa mengatakan sepatah katapun.
Selang beberapa detik, alat pendeteksi denyut jantung berbunyi nyaring, sekelompok orang berpakain putih, berlari masuk keruangan memeriksa layar pendeteksi denyut jantung yang tiba-tiba berhenti menampilkan grafik.
Mereka berusaha melakukan langkah pertama agar denyut jantung kembali berdetak dan layar kembali menampilkan grafik kehidupan. Zac masih menatap sosok yang tengah berusaha ditolong oleh mereka, tanpa disadari oleh siapapun.
“Sepertinya waktumu tidak akan lama lagi”gumam Zac
Zac?