Vitamins Blog

UNDER SIEGE – BAGIAN I : Malvick dan Marika

Bookmark
Please login to bookmark Close

” Anna, tolong berikan dokumen ini pada Eva bagian publikasi ya “

” Baik bu “

Sabar.

Tentu saja ia akan dijadikan pesuruh ketika melamar magang di tempatnya bekerja. Bukan tempat kerjanya yang jahat, hanya saja memang itu tugas seorang intern kan?

Ia melamar menjadi intern administrasi di suatu partai pemerintahan negaranya yang kalau boleh jujur sangatlah tidak berkuasa dibanding partai – partai pemerintahan lain. Namun ia merasa satu pandangan dengan partai ini. Sebagai seorang anak lulusan sosial, memang tidak biasa jika memilih melanjutkan bekerja di bagian politik. Tapi ia sudah lelah. Membantu itu baik, tapi tetap saja harus ada aturan-aturan yang ditegakkan untuk menghindari masalah lagi menurutnya.

Negaranya memanglah bukan negara maju ataupun negara yang sudah terkenal kehebatannya. Negaranya adalah negara berkembang yang populasinya baru mencapai 1000 banyaknya. Luas negara ini juga tidak besar, bahkan termasuk kecil dan di suatu pulau terpencil. Sumber daya alam negaranya hanya biji Marika atau biji kopi khusus yang hanya tumbuh di negara ini. Biji Marika sangat harum dan mengeluarkan sedikit rasa cocoa murni yang membuat biji Marika sangat digemari bahkan hingga di negara-negara lain. Hanya biji Marika lah yang menjadi sumber pemasukan negara terbesar karena pengeksporan yang dilakukan. Meskipun negara-negara lain sudah sangat mengandalkan kemampuan teknologi dan mengakui negaranya sebagai negara teknologi, Malvick negaranya masihlah negara yang mata pencaharian dasarnya sebagai petani atau lebih dikenal dengan sebutan “Malvick tanah agraris”.

Meskipun jumlah penduduknya baru mencapai 1000 orang, tingkat kriminal dan kemiskinan di Malvick tidak bisa diremehkan.

Lima puluh persen orang dewasa penduduk Malvick memilih bekerja di bidang industry biji Marika baik sebagai petani, industry maupun penjual kedai kopi Marika. Sedangkan yang bekerja di bidang kesehatan, keamanan dan petahanan negara tidak lebih dari dua puluh persen. Penduduk Malvick percaya bahwa biji kopi Marika adalah sumber uang yang harus mereka maksimalkan, bahkan hal ini juga tanpa disadari ditanamkan di benak anak-anak. Tapi mereka lupa bahwa jika semua penduduk fokus pada bidang perekonomian, siapa yang akan mengatur bidang lainnya yang tanpa disadari justru berperan penting dalam kehidupan.

Tingginya persaingan di bidang biji Marika, membuat adanya mereka yang kalah bersaing.

Persepsi bahwa bidang industri biji Marika adalah yang terbaik, membuat mereka yang gagal menyerah.

Mereka yang menyerah akan bertahan hidup dengan melakukan berbagai hal termasuk tindakan kriminal.

Dan siapa yang akan menegakkan keadilan dan keamanan negara jika setengah penduduk memilih industri biji marika?

Karena pemikiran inilah, Anna memutuskan untuk mengambil bidang sosial yang sebenenarnya sangat dikit sekali peminatnya. Mungkin tidak lebih dari 30 orang pada tahunnya masuk, tentu saja yang lulus bersama kurang dari itu dan entah kenapa alasannya.

‘Revolusi Mental’

Itulah pandangan partai pemerintahan tempatnya bekerja.

Melakukan perubahan mental dalam berfikir dan berperilaku di negara ini adalah salah satu cara untuk memajukan negaranya. Anna sangat setuju dengan pandangan tersebut dan ia tidak berpikir panjang untuk melamar magang.

Anna adalah seorang anak yatim piatu sejak usia 2 tahun ketika orangtuanya meninggal saat kecelakaan. Tinggal di panti asuhan bukanlah salah satu faktor yang membuat ia ingin berbeda dari anak-anak lain seperti umumnya. Justru ia merasa aneh ketika hampir seluruh anak yang besar bersamanya memiliki keinginan bekerja di bidang industri biji Marika. Hanya 1 anak yang ingin menjadi tentara, 2 anak menjadi dokter dan 3 anak seperti dirinya yang menghindari bidang industri biji Marika dari 50 anak.

Meskipun tidak mempunyai siapa-siapa lagi selain teman-temannya semasa sekolah dan semasa di panti asuhan, Anna cinta negaranya. Negaranya indah dan sudah pasti berpotensi tinggi untuk berkembang. Maka dari itu Anna pasti akan membantu negaranya berkembang lebih baik meskipun hanya sedikit.

Setelah memberikan dokumen tersebut pada Eva di bagian publikasi, Anna segera kembali ke meja kerjanya. Masih ada beberapa dokumen lagi yang harus ia selesaikan hari ini. Tentu saja jika Anna tidak ingin ketinggalan kereta kota pada jam operasional terakhir, ia harus segera menyelesaikannya.

Salah satu kehebatan negara ini adalah pandangan para pendiri Malvick sebelumnya. Malvick memanglah hanya sebuah pulau yang tidak terlalu luas, tapi dengan berbagai pertimbangan dan perencanaan pendiri Malvick negara ini dibangun sangat indah dan tepat.

Malvick didirikan oleh tiga orang bijak yang berasal dari negara jauh dan memutuskan untuk membangun suatu negara. Albertus de Black seorang ahli pembangunan dan perencanaan kota, Sarahsina la Wood seorang ahli botani dan zoologi serta Filipus Davis seorang mantan tentara negara. Mereka membawa serta pasangan dan anak-anaknya pada pulau tersebut dan menamakan ‘Malvick’ dengan maksud sesuatu yang baru dan berkembang. Sarahsina yang berhasil menemukan biji kopi Marika menjadi salah satu pendiri terfavorite negaranya, bahkan keturunannya sampai sekarang juga selalu menjadi sorotan karena menjadi yang terhebat dalam bisnis industri biji Marika.

Mereka betiga berhasil merencanakan pembangunan Malvick dengan pandangan 100 tahun kedepan. Dari bagaimana mereka membagi negara menjadi tiga kota yang memiliki perannya masing-masing. Kota Malvick atau pusat kota menjadi pusat pemerintahan. Kota Mayana sebagai pusat industri atau bisnis serta pariwisata. Sedangkan kota Merlin sebagai pusat penduduk atau tempat tinggal penduduk. Ketiga kota ini disatukan oleh transportasi umum kereta listrik kota. Sedangkan kendaraan di dalam tiap kota menggunakan bus listrik kota. Tidak dipungutnya biaya, armada yang banyak dan selalu ada setiap tiga puluh menit membuat seluruh masyarakat tidak ada yang memiliki kendaraan pribadi. Bahkan mereka yang kaya juga menggunakan transportasi umum karena memang adanya larangan penggunaan kendaraan pribadi untuk menghindari kemacetan dan volume polusi yang tinggi.

Sayangnya kereta listrik kota tidak beroperasi selama dua puluh empat jam. Dari pukul lima pagi sampai dua belas malam saja. Maka dari itu seluruh pusat pemerintahan akan tutup pada pukul tujuh malam dan pegawai-pegawainya tidak dianjurkan melakukan kerja lebih hingga lebih dari pukul sepuluh malam. Partai pemerintahan tempat Anna juga tidak menganjurkan pegawainya bekerja lebih dari pukul sepuluh malam. Karena mereka akan terkunci dalam kota dan terpaksa menginap di tempat bekerjanya. Lain lagi jika ia terkunci di kota Mayana, karena memang banyak hotel-hotel tempat tinggal yang tersedia. Tapi dengan hidup yang sangat tidak cukup, Anna tidak bisa merasakan kemewahan untuk menginap di hotel kota Mayana. Bukan seluruh hotel di Mayana mahal, tentu saja bukan. Masih banyak hotel murah yang biasa dipilih oleh wisatawan ataupun pegawai-pegawai biasa sepertinya. Hanya saja, Anna memang hidup kesulitan semenjak tidak tinggal lagi di panti asuhan. Ia harus mencari flat studio murah yang sudah hampir sebesar pendapatannya perbulan. Sisanya untuk bertahan hidup dan tabungan. Untung saja negaranya sangat baik dan memberikan uang saku tiap bulan untuk seluruh anak yatim piatu hingga usia 20 tahun. Maka dari itu ketika ia menyelesaikan sekolah yang memang didanai oleh pemerintah, ia juga memiliki sedikit tabungan hidup.

Tanpa disadari, sudah waktunya Anna pulang. Dan beruntungnya, kali ini ia masih tidak tertinggal kereta kota.

2 Komentar

  1. Dian Dharmayanti menulis:

    Koq dikit amat?

  2. Sedikit