Ketukan pintu dan suara ibu Calista yang membangunkan gadis yang beberapa bulan lalu menjadi mahasiswa di Universitas Seoul. Gadis yang tengah berada dalam mimpi tersentak, menggeliat dari posisi tengkurap, ia mengedarkan iris cokelatnya di sekeliling ruangan. Dengan malas ia bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi yang berada dalam kamarnya. Bayangan yang ia lihat di cermin membuatnya tertawa miris.
Rambut yang mencuat tidak beraturan, kantung mata dengan warna hitam, iris cokelat yang merefleksikan kesedihan dari pemiliknya. Membuatnya menyadari, sekeras apa pun ia berusaha, berpura-pura semua baik-baik saja. Nyatanya ia gagal.
Ia kembali dalam lingkaran rasa sakit yang bernaung dalam hatinya. Terlebih saat ia melihat foto yang di upload Sehun malam kemarin. Sepupunya memberi tahu ia bahwa sehun tengah dekat dengan gadis yang merupakan teman bermain pria itu.
Gadis yang diketahuinya sebagai teman baik laki-laki itu berpose mesra bersama Sehun. Dengan badan yang ditempelkan dan lengannya yang merangkul lengan Sehun. Sedang Sehun? Huh, laki-laki yang meninggalkannya dengan kejam itu malah terlihat sangat senang.
Terlebih melihat komentar-komentar yang diberikan teman kedua orang dalam foto tersebut. Ia tahu Sehun dan gadis itu bukan lagi sekedar sahabat. Dan semua itu berhasil meruntuhkan harapan kecil yang ia miliki. Bahwa ia dan Sehun pasti akan kembali bersama. Otaknya lalu memutarkan hari-hari yang ia lalui setelah malam harinya Sehun dan ia berpisah.
Calista menghabiskan semalam penuh mengeluarkan air matanya. Rasa sakit yang dirasakan dalam dadanya tidak juga berkurang. Membuatnya merasa sesak. Tanpa sadar ia terlelap di tengah tangisnya. Esoknya, saat ia membuka mata, Calista merasa ada yang salah dengannya, dan ketika ingatan akan kejadian malam tadi kembali, gadis itu kembali meledak dalam tangis.
Calista mengurung diri dalam kamarnya, menghabiskan hari libur mengingat masa lalu bersama Sehun. Orang tuanya tahu hubungan antara putri mereka dan Sehun berakhir, karenanya mereka memberikan ruang bagi Calista. Untungnya Calista dalam masa liburan setelah pelulusan.
Waktu berlalu, minggu berganti bulan, dan Calista menyadari bahwa ia harus melanjutkan hidupnya. Calista mematikan alarm dari ponsel miliknya. Disibaknya selimut pink yang di tubuhnya. Dan bergegas ke kamar mandi. Sosoknya yang terlihat di ruang makan membuat orang tua dan ke dua adik laki-lakinya memberinya pandangan seakan melihat orang asing.
Senyumnya sedikit goyah. Menyadari berapa lama ia mengabaikan keluarganya hingga membuat mereka bereaksi seperti sekarang.
“Pagi,” ucapnya ceria lalu bergegas mengecup pipi orang tuanya disusul dua adik laki-lakinya yang dibalas dengan erangan adik tertuanya dan suasana ruang makan keluarga Im kembali seperti saat Calista belum menarik diri dan mengurung dirinya dalam kamar.
Calista melihat foto dirinya dan Sehun di ponselnya. Menarik napas dalam ibu jarinya bergerak dan menekan ikon hapus. Ia memblokir semua akun sosial media Sehun juga menghapus kontak di ponselnya.
Calista berencana menghabiskan waktu bersama gadis-gadis yang diabaikannya saat ia berkubang dalam patah hati yang ia rasakan. Ia memakai crop top baby pink, dilapisi jaket jeans hitam, short pants berwarna senada. Mengambil ransel kecil, ia bergegas ke pintu depan dan memakai sneaker berwarna sama dengan crop top yang dipakainya.
“Aku berangkat.” Teriaknya pada orang rumah yang tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing di minggu pagi.
Ia melangkah keluar dan langkahnya terhenti. Calista ragu, apakah ia harus mengambil rute yang selalu ia lewati. Namun kemungkinan bahwa ia akan bertemu dengan Sehun membuatnya mematahkan idenya.
Ia berbalik dari arah yang semula ia pilih, Calista memilih mengambil rute lain dibanding harus menanggung akibat bahwa ia akan kembali bersedih, dan itu adalah hal terakhir yang diinginkannya.
—
Satu minggu berlalu, Calista tengah mengunyah buah apel dibuat menghentikan tangannya yang ingin mengambil buah lainnya. Melihat tidak adanya balasan dari putrinya ibu Calista kembali mengulang pertanyaannya.
“Jadi apa putri Ibu sudah memutuskan universitas mana yang Calista pilih?”
Pertanyaan tentang universitas mana yang dipilihnya. Membuat Calista kembali mengingat janji yang Sehun dan ia buat.
“Cepatlah lulus dan susul aku. Aku menunggumu di universitas, Cal.” Sehun mengusap rambut cokelat Calista yang tengah berada dalam pelukannya.
“Hmmm… tenang saja, Mr. Oh. Aku akan menyusulmu. Karenanya selama aku masih belum menjadi mahasiswa, kau harus menjaga mata dan hatimu.” Calista mengangkat kepalanya dan memaku iris cokelatnya pada iris hitam laki-laki yang tengah memeluknya. Dan senyum yang disukainya muncul di wajah laki-laki yang esok hari akan memulai harinya sebagai mahasiswa.
“Aku Oh Sehun, berjanji akan menjaga hati dan tubuhnya hanya pada Calista Im.” Dan perkataan Sehun berhasil mengundang tawa bagi keduanya.
“Calista.”
“Calista?”
Suara ibunya menarik Calista dari kenangan masa lalu. Ditatapnya wanita paruh baya yang telah melahirkannya, “Aku tetap pada pilihanku, aku akan masuk ke Universitas Seoul.”
Ia dapat melihat rasa khawatir di mata ibunya dan ia tahu apa yang membuat wanita yang memiliki warna rambut yang sama dengannya khawatir. Sehun juga melanjutkan kuliahnya di kampus itu.
—
Hari pertama Calista sebagai mahasiswa. Ia melihat pantulan dirinya di cermin, “Fighting, Calista Im. Sambut hari baru dan lebarkan radar senior-senior tampan, ahaha….,” tawa Calista dengan angan-angan kehidupan kampus yang penuh dengan warna baru dalam hidupnya.
“Halo, aku Calista Im,” sapa Calista pada gadis dengan rambut merah sebahu di sampingnya.
“Kim Yeri,” balas gadis itu dengan senyum ramah, dan Calista yakin ia akan menjadi teman dekat dengan gadis tersebut.
Calista saat ini mengikuti malam berkumpulnya mahasiswa baru dan senior dan ia lega Sehun tidak hadir dalam acara saat ini. Calista tengah tertawa mendengar cerita yang diceritakan Yeri, ketika melihat salah satu senior yang sedari tadi melirik ke arahnya berjalan ke tempatnya duduk, Calista dengan sigap meminta izin keluar dan beralasan menghubungi orang tuanya.
Calista melarikan matanya di sekitar tempatnya berdiri, mencari tempat duduk dan mengeluarkan ponsel yang ia taruh di saku jaketnya. Ia melihat layar ponsel dan memutuskan untuk mengirim pesan pada ibunya. Setelahnya Calista menengadah dan menikmati pandangan bintang-bintang di langit di atasnya.
Suasana damai yang ia rasakan harus dirusak oleh suara tawa di belakangnya. Ia menoleh dan melihat senior yang paling banyak ditaksir teman seangkatannya, senior Choi Siwon. Mahasiswa tahun kedua.
“Apa kau sangat takutnya pada, Taecyeon, Calista Im?” Berjalan mendekat, kedua tangan laki-laki itu dimasukkan ke dalam saku jeans yang ia pakai. Ia lalu mengambil tempat di samping Calista.
Calista yakin Choi Siwon melihatnya sejak dari ia membuat alasan untuk keluar dari ruangan, hal tersebut membuatnya tertegun sejenak, sebelum dengan gugup membuat alasan yang baru ia sadari berbeda dengan alasan sebelumnya.
“T-tentu saja tidak. Aku hanya gugup dan masih tidak percaya bahwa aku adalah mahasiswa.” Calista tidak bisa menjaga ekspresi terkejutnya lalu dengan cepat memalingkan mukanya ke arah lain. Ia ingin menggali lubang dan masuk ke dalamnya.
‘Bodoh, Calista Im, apa kau tidak bisa konsisten dengan alasanmu’ umpatnya dalam hati.
Siwon yang melihat Calista yang gugup dan mengarang alasan lain, menganggap gadis di depannya sangat lucu.
Tanpa ia sadari Siwon mengangkat tangan kirinya dan menepuk ringan kepala Calista, “Ah, jadi seperti itu. Di dalam sangat berisik, bagaimana dengan menemaniku di sini. Kau keberatan?”
“Tentu saja tidak, suatu kehormatan bisa menemanimu, Senior Choi.”
“Kehormatan?”
“Ugh.”
‘sampai kapan kau akan membuat dirimu sendiri terlihat bodoh, Calista. Suatu kehormatan?’ erang Calista.
Dan tawa Siwon kembali terdengar.
Calista kembali dari lamunannya dan menggeleng, menyadari bahwa ia tidak mempunyai banyak waktu sebelum kuliah pagi di mulai, ia bergegas bersiap dengan senyum tipis yang muncul di bibirnya mengingat kejadian memalukan saat malam berkumpul bersama senior di waktu awal masuk kampus. Perasaan sakit itu berkurang dan tubuhnya terasa lebih ringan.
TBC
.
.
.
AN. HALO^^ AKU POST SAUDADE CHAPTER 1 YA, SAUDADE INI TERBAGI 3 CHAPTER JADI BAKALAN CEPAT ENDING #AHAHAH. OH YA, UNTUK CERITA DI ATAS AKU ADA MASUKIN MALAM BERKUMPUL ANTAR MABA DAN SENIOR FAKULTAS, KALAU SALAH MOHON DI MAAFKAN #EHEHE SEMUA ITU AKU DAPAT DARI RISET WEBTOON KOREA YANG AKU BACA, YANG ADA BAHAS TENTANG KEGIATAN RETREAT. OKE SEGITU AJA, SILAHKAN DIBACA^^
Annyeong