Vitamins Blog

Cinta

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

18 votes, average: 1.00 out of 1 (18 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Di hari yang seharusnya membahagiakan untuk sepasang insan yang melangsungkan pernikahan hari ini, tragedi terjadi di detik detik sebelum ijab Kabul.

Seorang wanita datang dengan perut buncitnya, memaki kedua mempelai. Dan membuat kacau pesta hari ini.

” Lo gue tungguin di rumah, Lo bilang Lo mau nikahin gue secara sah. Dan apa yang gue lihat, Lo mau nikah sama cewek ini. Lo keterlaluan Arman.” Jerit wanita hamil yang datang tiba-tiba itu.

” Lelucon apa ini??? Lo kok jahat banget Sich sama gue.” Lirih sang mempelai wanita, kekecewaan tergambar jelas di wajahnya.

” Aku bisa jelasin, dia bukan siapa siapa. Dia cuman mau ngerusak kebahagiaan kita.” mempelai pria mencoba untuk mengelak dari situasi.

” Lo bilang gue bukan siapa-siapa. Ini anak Lo brengsek, dan ini Poto pas kita nikah siri. Lo masih mau ngelak hah, Lo tega. Gue nungguin Lo di rumah, sedangkan Lo asyik nikah disini sama cewek lain. Lo kejam tau gak.” Mempelai wanita sudah shock berat, dan langsung di jauhkan dari tempat ijab kabul. Acara hari ini kacau balau, seluruh keluarga menanggung malu akibat insiden ini.

…..

 

” Laura… Ini tempat kerja kamu. Ini pelimpahan tugasnya, kamu sabar ya. Bosnya agak galak. Semangat ya kerjanya.” Tutur mbak Dewi HRD di PT Aestro yang menerimaku Bekerja di sini.

Aku yang kabur dari kota kelahiranku, mencoba peruntungan di kota tetangga. Setelah 8 bulan melamar sana sini tanpa koneksi dari ayah, akhirnya aku di terima di perusahaan property. Dan mengejutkan karena aku yang tidak berpengalaman kerja, di terima menjadi sekertaris CEO.

” Pagi pak. Ini Laura yang menggantikan Arum.” Aku dan Mbak Dewi memberi hormat.

” Buatkan saya teh, gulanya 1 sendok.” Sang CEO langsung masuk setelah mengatakan hal itu.

” Kamu buatin ya Laura, anterin ke dalem. Disana pantry nya. Saya mau kembali ke ruangan saya dulu. Selamat bekerja” mbak Dewi meninggalkan aku, dengan cepat aku membuat tehnya.

” Permisi pak, ini teh nya.” Aku mengetuk pintu ruangannya.

” Simpan disini” Pak Reka menunjuk tempat kosong di atas mejanya.

” Apa ada lagi pak???” Tanyaku takut jika dia membutuhkan sesuatu lagi.

” Agendaku hari ini apa saja???” Tanyanya.

” Jam 10 pertemuan dengan PT angkasa. Dan jam 2 meeting di bagian produk pak. Hanya itu saja.” Jawabku yang untungnya sudah membaca jadwalnya hari ini.

” ya sudah. Selamat ya atas pernikahan mu” aku berbalik ingin keluar tertegun, aku kembali berbalik dan memperhatikan wajah atasanku yang tidak ku perhatikan sejak tadi.

” Reka… Astaga… Oh.. makasih.” Aku tersenyum kecut karena kembali diingatkan tentang kegagalan pernikahanku.

” Bagaimana kabar Arman, kalian pindah ke sini dan Tinggal dimana???” Tanya Reka yang sepenasaran itu.

” Dia baik, aku maaf. Aku mau mempelajari tugasku dulu. Supaya aku bisa bekerja dengan baik, maaf pak.” Aku keluar dari ruangan nya.

Ku coba memfokuskan diri untuk mempelajari tugasku sebagai sekretaris, walau fikiranku semrawut akibat dari pertanyaan Reka.

Reka adalah teman Arman dan mantan pacarku saat di SMA dulu. Kami berteman begitu erat, tidak ada kecanggungan saat kami bersama.

Aku paling manja padanya, dan sering merecoki dia saat dia bersama wanitanya. Awalnya kami bertiga hanya berteman, tapi 2th lalu Arman mengutarakan perasaannya pada ku. Aku yang memang menyukai Arman menerima dia dengan senang hati. Saat itu, Reka yang tau kami berpacaran mulai menjauh. Perasaanku mulai terasa nyata, saat Reka menjauh. Aku ternyata lebih membutuhkan Reka daripada Arman. Tapi karena tidak ingin menyakiti Arman, ku kubur dalam dalam perasaanku. Hingga kejadian itu menimpaku, membuat aku sadar. Jika Arman memang bukan orang yang bisa mendampingi hidupku sampai akhir hayat.

Aku benar-benar tidak tahu, jika Reka ada di Singapura. Dan aku melamar ke perusahaan miliknya, karena dia menghilang sejak pertama aku berpacaran dengan Arman.

Aku tidak mau berharap lebih, karena kami hanya teman biasa. Dan aku mungkin berencana untuk single saja, kejadian kemarin itu mengguncang jiwaku begitu dalam. Aku sekarang masih trauma untuk berkomitmen.

” Arman tidak menjemputmu??” Tanya Reka yang berdiri di sisiku di dalam lift ini.

” Bapak tidak tau atau pura pura tidak tau” tanyaku, karena pertama pernikahanku yang gagal di liput oleh media. Karena ayah seorang pengusaha

” Maksud kamu?? Saya tidak mengerti.” Reka terlihat kebingungan, dan aku menyimpulkan dia tidak tahu masalahku.

” Dia tidak akan menjemput ku, dia sibuk.” Jawabku seadanya.

 


Sebulan sudah aku bekerja di sini, Reka tidak kejam seperti yang di bicarakan oleh orang lain. Dia hanya tegas, dan seorang yang minim ekspresi.

” Ara, aku ingin mengajak Arman untuk bermain bisbol Minggu besok. Apa bisa kau katakan padanya, aku ingin kita seperti dulu lagi.” Entah ada angin apa Reka mengatakan hal itu.

” Ini nomornya, aku tidak tau itu masih aktif atau tidak. Hubungi saja langsung, aku tidak ingin menghubungi dia.” Ku sodorkan nomer Arman yang belum ku hapus pada Reka.

” Apa Arman menyakitimu?? Itu sebabnya kamu disini.” Tangan Reka meremas bahuku, dia menatapku penuh kekhawatiran seperti dulu.

” Aku yang menyakitimu, aku adalah wanita bodoh yang malah keliru saat memilih. Harusnya aku memilihmu” isakku yang sudah tidak tahan dengan perasaanku.

” Apa yang kamu katakan, sungguh aku tidak mengerti. Jangan menangis, tangisanmu menyakitiku” Reka meraih tubuhku ke dalam pelukannya, dia menenangkan aku dengan elusan lembut di kepalaku.

” Aku masih single, apa kau tidak membaca berita. Apa kau tidak memeriksa bio lamaranku. Kami batal menikah.” Ungkapku.

 

seinnabilla

Punya imajinasi tinggi terhadap ide cerita. Tapi tidak bisa menguraikan cerita itu sendiri.

3 Komentar

  1. :dragonbaper

  2. Jodoh emang gak kan keliru,
    Jodoh dateng untuk orang yang tepat,
    Ceritanya nanggung kk kpan dlanjut

    1. Lagi nyari waktu yang pas, mohon bersabar ya. :byesampaijumpa