” untung saja tuan Dares yang menemukan mu tadi, jika orang orang at Taher yang menemukanmu. Entah apa jadinya dirimu saat ini” ibu Jameela langsung mengungkapkan kekhawatirannya terhadapku.
” sepertinya, aku harus membelimu dari keluarga ini. Kau akan lebih aman jika bersama keluargaku di Dubai.” Ungkap tuan Dares yang tidak ku mengerti.
” memangnya kenapa jika saya disini??, Saya sudah merasa betah berada disini.” Ungkap ku yang sangat penasaran.
” aku adalah sahabat ibumu dan ayahmu, juga adik ipar ibumu. Istriku adalah adik dari ibumu, kami kehilangan ibumu 20th lalu. Saya sudah mencari ibumu di Indonesia, tapi ibumu terlalu lihai dalam menyembunyikan diri. Paman ingin menebus rasa bersalah paman padamu, dan ingin melindungimu. Paman mohon, ikutlah dengan paman.” Hidupku yang sulit, kini bertambah sulit dengan adanya masa lalu ibuku yang perlahan terkuak.
” Tapi apa aku harus percaya dengan perkataan paman, aku tidak mau terlibat masalah yang rumit paman. Karena hidupku pun sudah rumit.” Aku masih ragu untukmempercayai dia, hingga masuklah seorang wanita yang menatapku dengan tatapan haru.
” kau sangat cantik, secantik ibumu.” Wanita itu membuka penutup wajahnya, dan terlihat kemiripan wajah wanita itu dengan ibuku yang sangat ku rindukan.
” dia istriku, bibimu. Tidakkah kau lihat dia sangat mirip ibumu. Percayalah, kami ingin melindungimu dan menebus rasa bersalah kami pada ibumu dulu” mereka duduk bersimpuh di depanku, ibu Jameela menangis haru.
” nak, mereka keluargamu. Untung saja mereka juga tamu undangan pesta ini, jadi aku memberitahu mereka tentang kau. Jika kau tidak bersama mereka, lambat laun at Taher akan tau dan menyeretnya ke dalam keluarga itu.” Tutur Bu Jameela.
” baiklah paman, aku mau ikut bersama kalian.” Mereka memelukku, lalu tanpa kata mereka keluar.
” mereka pasti sedang bernegosiasi, tuan Dares masih keluarga inti Al Rasyid. Pasti mereka akan merelakanmu, dan semoga hidupmu lebih baik lagi bersama mereka.” Doa ibu Jameela untukku.
” terimakasih ibu, meski aku tidak mengerti dengan situasi saat ini. Tapi aku bersyukur jika aku masih punya keluarga. Dan aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan Anda.” Ibu Jameela memelukku, dia menangis.
” dan aku amat bersyukur bisa melihatmu, walau ibumu sudah tidak ada. Tapi kau sudah mengobati rasa rinduku pada sahabatku itu.” Tak berapa lama paman Dares datang, dia membawa kursi roda.
” mereka merelakanmu dengan percuma, tinggal aku mengurus segala sesuatunya . Ayo, kau masih sakit. Duduklah disini, kau dan bibimu harus berangkat sekarang. Untuk menimalisir kecurigaan semua pihak.” Ibu Jameela ternyata sudah mengemasi barang-barangku. Aku di bawa Maya dan ibu Jameela lewat gerbang belakang menuju parkiran mobil. Disana sudah siap mobil milik paman Dares yang menungguku. Aku di dudukan di jok belakang, dan barangku di simpan di bagasi.
” berbaringlah, supaya kau tidak terlihat saat bibimu masuk di pintu utama nanti.” Pesan ibu Jameela yang langsung ku turuti.
” mom, dia siapa???” Seru anak bibi Radea adik dari ibuku itu.
” dia jakak mu yang baru mom temukan, dia anak dari kakak mom yang sering mom ceritakan padamu” jawab bibi radea pada anaknya.
” hai kak, namaku Richard Gero El Shaarawy. Maaf tadi aku kaget, tapi aku senang mom menemukanmu.” Keluarga ini begitu baik padaku, mereka seakan melindungi aku. Ku rasa, aku menemukan kembali arti sebuah kasih sayang dari mereka.
……………………
” Aisya… Bangunkan adik pemalas mu itu. Ini sudah siang” gerutu bibi radea yang menyuruhku untuk membangunkan Richard yang sangat pemalas. Dari hari ditemukannya aku di Saudi, sudah hampir 1th aku tinggal bersama keluarga El Shaarawy. Bibi radea memberiku kamar yang luas, dan fasilitas yang sama dengan Richard.
Malah, mereka memasukan ku ke dalam kartu keluarga mereka. Kini di belakang namaku ada nama El Shaarawy, dan itu diakui dalam pemerintahan Dubai.
” Boleh aku masuk???” Tanyaku lewat interkom yang ada di setiap pintu kamar.
” Akh… kenapa mom menyuruhmu untuk membangunkan aku. Kau itu terlalu cantik untuk diabaikan.” Seru Richard dari dalam kamar, pintu kamarnya terbuka dan terlihat Richard yang sedang duduk di tepi ranjang.
” Jika kau sulit mengabaikan aku, mandi lah. Lalu turun, untuk mengantarku kuliah.” Aku di masukan ke universitas di Dubai, entah bagaimana caranya. Karena ku tau aku hanya punya ijasah kesetaraan bukan ijasah pada umumnya. Tapi El Shaarawy disini lumayan berpengaruh, ku yakin uanglah yang melancarkan segalanya.
” Kau tau aku baru pulang jam 2 tadi, aku masih lelah.” Richard mulai memberi alasan. Ya walaupun itu memang nyata, tapi saat ini kami harus kuliah. Sekolah adalah cita citaku, dan aku membenci orang yang menyia nyiakan pendidikan yang dia jalani.
” kau tau aku sangat ingin sekolah, ya sudah jika kau tidak mau. Aku bisa naik kendaraan umum.” Ini jurus jitu untuk meluluhkan seorang Richard, dia tidak bisa menolak keinginanku atau bibi radea jika kami sudah memperlihatkan wajah sedih.
” Heyyy… tidak ada dalam sejarah El Shaarawy naik kendaraan umum. Tunggu dulu, aku mandi dulu.” Rayuan pagiku kembali berhasil meluluhkan Richard, aku kembali ke lantai bawah untuk menikmati sarapan yang di sediakan oleh bibi radea sendiri.
” ayo pergi.” Ajak Richard, aku mengambil beberapa tangkup sandwich dan sebotol air mineral untuk sarapan Richard di jalan.
” kami berangkat” seru Richard pada bibi radea yang entah berada dimana.
” holla…. selamat pagi” sapa Jessica El Shaarawy salah satu keluarga El Shaarawy yang seumuran denganku. Dan dia pun satu kelas denganku, karena dia masuk kuliah saat aku masuk. Katanya, tidak enak jika hanya dia sendirian kuliah dari keluarga El Shaarawy. Jadi saat aku masuk, dia kembali berkata jika kini bukan hanya dia keturunan El Shaarawy yang harus kuliah. Jadi dia ingin kuliah karena ada keturunan El Shaarawy yang seumuran dengan dia.
Entah bagaimana pemikirannya, kami hanya bisa menghela nafas karena hanya dia yang ajaib di keluarga ini.
” ku kira kau tidak akan kuliah, akh aku menang taruhan lagi.” Jessica berlari ke arah 2 pria yang masih keturunan El Shaarawy. Entah taruhan apa lagi yang mereka lakukan, sejak aku sering mengajak Richard masuk kuliah. Mereka mulai taruhan masuk tidaknya seorang Richard.
” heyyy…. siapa yang akan menolak jika tiap pagi kau di bangunkan oleh gadis cantik. Jadi pastinya aku akan masuk kuliah setiap hari” keluarlah modus recehan seorang Richard, aku hanya bisa tersenyum sambil mengikuti langkah mereka.
” pagi” ucapan selamat pagi mengalir tiap kali kami masuk kuliah. Para fans cewek dari El Shaarawy selalu berteriak saat Aaron, Dylan atau Richard melemparkan senyum pada mereka.
kok aku ga bisa klik love love ya..
Untungnya Aisya diterima dngn hangat yaa
Mau klik love kok ngga bisa ya?
Untung keluarganya menerima Aisya dengan baik,,
lovenya belum bisa diklik, huhuhu