Vitamins Blog

UNWANTED DRAFT : JULIA, ARDAN, T.K.B.H. (2015) INJAR, NEBULA TAG : NOVE

Bookmark
Please login to bookmark Close

Iya.

Aku tahu ini aneh.

Kalian pasti takkan pernah menyangka bahwa aku ada. Baiklah, mari kita buat perjajian di muka. Kalian tidak boleh mengeluarkan sepatah kata pun serta tidak boleh tertawa sebelum aku selesai bercerita.

Sepakat.

Kalau begitu, kita mulai. Aku adalah salah satu dari mahluk ciptaan Tuhan yang biasa menyebut diri mereka dengan titel ‘The Keeper’. The keeper adalah bangsa immortal yang bertugas untuk mengatur suatu gerakan, khususnya gerakan refleks mahluk hidup.

Tidak terkecuali bangsa dia. Manusia.

Kami terbagi menjadi tiga golongan yaitu The Keeper yang menjaga manusia, hewan dan tumbuhan.

Kalau untuk mahluk hidup yang bukan hewan, bukan tumbuhan, bukan juga manusia, dijaga oleh kawanan Rubrioxzeem. Nama yang aneh, entahlah. Aku sendiri pun belum pernah bertemu mereka.

Kembali, The Keeper yang bertugas di klan hewan atau tumbuhan berfungsi untuk mengatur seluruh gerakan mereka. Berbeda dengan The Keeper yang bertugas di golongan manusia, The Keeper hewan atau tumbuhan tidak menjaga nyawa mahluk itu. 

Kalian pasti bertanya termasuk The Teeper golongan manakah aku? Umm sebenarnya aku juga kurang yakin. Maksudku, aku ini kurang yakin aku The Keeper atau bukan.

Hehe.

Tak heran aku sendiri kurang yakin, karena mana ada The Keeper yang dapat membuat dirinya berwujud nyata seperti mahluk yang ia jaga.

Manusia.

Benar.

Astaga.

Kalian pasti bingung.

The Keeper, jenis-jenis The Keeper, lalu ditambah lagi kelainanku ini? Kalian benar, aku memang dapat menampakkan diriku. Sebenarnya wujud kami tak jauh berbeda dengan manusia. Tapi kami ini tak terlihat oleh manusia dan mahluk mana pun.

Kami berkeluarga, memiliki keturunan, kami bernegosiasi, kami berorganisasi, kami makan dan kami juga minum. Lihat? Betapa kami adalah manusia dalam wujud tak terlihat. Tapi, sebenarnya ada perbedaan yang signifikan juga sih selain wujud.

Kami abadi.

Tidak seperti mahluk bualan vampire yang terbakar jika terkena matahari, senjata perak, bawang putih, salib suci dan hal lelucon lainnya. Sampai-sampai aku protes, mahluk abadi macam apa itu? Benar-benar keabadian yang aneh.

Tapi tenang saja, kami berbeda. Kami abadi. Benar-benar abadi. Kami takkan dapat mati. Selain itu, kami terlahir lima ratus tahun sekali. Benar-benar lucu bukan? Haha. Itulah kami.

Tak usah khawatir, kami tetap bisa melakukan hubungan badan, tapi bagi The Keeper yang berjenis kelamin seperti aku, kami hanya dapat menghasilkan keturunan pada saat tertentu saja.

Itu pun jika para pasangan The Keeper melakukan hubungan badan saat tahun kelahiran tersebut. Jika tidak, tidak akan ada keturunan baru. Kami juga memilki masa pertumbuhan yang aneh dan sangat berbeda dengan manusia. Kami memang menua, itu benar.

Tapi penuaan dimulai dari usia kami yang ke 10.000 tahun. Umm kalau dikonversikan sama seperti manusia usia sembilan belas tahun. Kami menua setiap 1000 tahun. Setiap penuaan sekitar lima tahun penuaan manusia.

Jika manusia yang menua setahun dan akan bertambah umur setahun, kami tidak. Untuk mendapatkan penuaan lima tahun, kami harus menunggu 1000 tahun.

Umm aku harap kalian mengerti.

Jadi begini, saat umurku telah mencapi 10.000 tahun atau sama dengan 19 tahun umur manusia, aku akan bertambah tua setiap 1000 tahun sebesar pertumbuhan manusia selama 5 tahun. Jadi, umurku akan memiliki angka 24 tahun manusia, dan 11.000 tahun dunia.

Kalian boleh berkomentar pertumbuhan kami lamban atau apa pun. tapi memang itulah kenyataannya.

Bangsa The Keeper tinggal di sebuah tempat yang tak pernah dijamah manusia. Tuhan menjamin manusia tidak akan pernah dapat mendatangi tempat kami, walau orang-orang sekelas Newton, memenuhi bumi, tapi mereka tetap tidak akan pernah bisa mendatangi dunia tempat kami tinggal.

Black hole.

Sekali kau memasukinya, kau tidak akan pernah kembali. Begitulah yang kakakku sering katakan kepada benda-benda, atau mahluk hidup angkasa yang kebetulan sedang sial melintasi black hole.

Kami The Keeper, tinggal di balik lubang itu. Black hole yang tak pernah terjamah hanya sebatas pintu untuk kami. Benar-benar tidak berbahaya. Hanya bangsa The Keeper yang dapat melalui Black hole.

Yah yah. Begitulah singkatnya tentang bangsa The Keeper, khususnya The Keeper penjaga manusia. Sebuah bangsa yang ditugaskan Tuhan untuk menjaga mahluk kesayangannya. Karena hanya The Keeper manusia lah yang bertugas menjaga keselamatan objek yang mereka jaga.

Omong-omong, aku sedang bertugas saat ini. Aku menghela nafas bosan, hampir setengah hari aku menemani Ardan, tapi tetap belum ada sinyal bahaya juga.

Huft.

Apalagi tempat yang tengah dikunjungi Ardan saat ini adalah sebuah perpustakaan umum kota. Mana ada bahaya di perpustakaan? Ada juga sih, tapi kemungkinannya kecil. Ah aku ini bagaimana, lagipula bahaya itu kan ada di mana-mana.

Saat tengah asik menelurusi rak-rak buku yang penuh ukiran aneh, telingaku berdengung singkat. Aku menoleh ke sebuah rak buku tua dan antik yang akan dilaluli oleh Ardan. Benar saja, dalam hitungan detik, sebuah buku yang kuyakin adalah kamus bahasa Ibrani tua mendarat mulus ke bawah.

Aku segera menjalankan tugasku. Aku membuat Ardan mendongkakan kepalanya dan ia dengan sigap menangkis buku tua itu. Bunyi berdebum sejurus kemudian terdengar disusul Ardan yang membetulkan posisi anehnya.

Kalian pasti bisa membayangkan bagaimana posisi tubuh kalian saat berhasil menghindar dari sebuah benda jatuh. Itu sangat lucu. Posisi-posisi manusia setelah gerakan refleks adalah teman penghibur saat kami tengah bertugas. Oh ya, ekspresi kalian juga turut ikut andil.

Dalam sepersekian detik, aku kembali ke posisiku. Lima meter di belakang manusia. Itulah posisi telak kami. Seluruh The Keeper kalau tidak ada bahaya yang menimpa manusia yang mereka jaga, hanya akan berjarak 5 meter dari objek mereka.

Yah yah, walaupun tak jarang aku berjarak sangat dekat dengan lelaki tampan itu. Hehe. Sudah aku bilang kan? Aku juga bingung aku The Keeper atau bukan.

Tapi omong-omong, aku ini bukan mahluk yang memiliki kemampuan menggerakan sesuatu dengan kekuatan pikiran.

Aku akan menggerakan bagian tubuh Ardan secepat kecepatan cahaya dengan cara menggeser bagian tubuhnya. Seperti bermain boneka Barbie. Begitulah kira-kira.

Apakah aku sudah bercerita tentang Ardan? Kurasa belum. Kalian ingin tahu bukan? Baiklah.

Ardan adalah manusia yang aku jaga. Ardan berjenis kelamin laki-laki, memiliki tinggi badan 6’5”, berambut coklat madu, tubuh atletis, tatapan mata tajam, hidung mancung lurus, rahang keras, bibir penuh, dan rambut-rambut halus di sekitar rahangnya. Ugh, pokoknya Ardan adalah laki-laki idaman semua wanita manusia.

Mungkin wanita The Keeper juga? Tapi buanglah jauh-jauh kemungkinan itu. The Keeper ditakdirkan tidak akan pernah bisa jatuh cinta kepada manusia yang dijaganya. Benar. Aku jatuh cinta? Benar juga.

Kalian pasti tahu salah satu karya trilogi dari Veronica Ruth. “Divergent” Mungkin aku termasuk jenis divergent. Haha. The Divergent Keeper. Sebutan yang bagus. Tapi aneh juga sih.

Kembali, setiap manusia yang dilahirkan memiliki satu the keeper. Tak terkecuali Ardan. Lelaki itu telah berusia 30 tahun sekarang, dan aku tentu tahu apa pun tentang Ardan. Aku tahu hobinya, pekerjaannya, keluarganya, mantan pacarnya, semuanya. Sampai yang paling rahasia pun dari tubuhnya, aku. Tahu.

Ehehe, maafkan aku yang terkesan suka mencuri kesempatan.

Omong-omong, sekilas info saja aku ini telah menjaga lebih dari 100 manusia.

Mungkin kalian bertanya, jika setiap manusia memiliki The Keeper, kenapa manusia bisa mati? Kenapa manusia bisa cedera karena sebuah kecelakaan? Izinkan aku menjelaskan dua hal itu kepada kalian.

Manusia sudah tidak memiliki seorang The Keeper saat umurnya menginjak 50 tahun. Jadi, dari umur 50 tahun manusia tinggal menyerahkan dirinya kepada takdir.

Lalu bagaimana dengan manusia yang meninggal pada usia di bawah 50 tahun? Well, kasus ini sama dengan pertanyaan yang kedua. Itu semua adalah suratan takdir. Takdir akan memberikan sinyal bahaya seperti telinga berdengung kepada setiap The Keeper jika manusia yang mereka jaga akan terkena bahaya.

Jika tidak ada sinyal itu, itu berarti takdir memang menghendaki manusia untuk celaka maupun meninggal. Jangan memasang raut wajah seperti itu. Aku tahu kalian bingung. Tapi percayalah. Kami bekerja dengan baik di tengah kebingungan kalian.

Siang ini, Ardan pasti akan mampir ke sebuah kedai es krim sudut jalan yang sepi pengunjung itu. Ini hari Sabtu, itulah rutinitas Ardan. Ardan adalah lelaki yang sangat disiplin.

Yah.

Walaupun kehidupannya cendrung datar, tapi apa masalahnya jika karena dengan hidup yang terlihat datar itu dapat membuat hidupmu nyaman, tentram dan damai.

Sebuah kombinasi kebahagiaan yang tepat. Ardan hampir tak pernah memiliki tugas di kantornya karena dia sangat giat bekerja. Omong-omong, Ardan adalah seorang pengacara di kota ini. Amsterdam.

Sebenernya, Ardan bukan asli orang Belanda sih. Tapi, ia pindah saat usia 16 tahun karena ayahnya yang seorang Duta Polandia.

Kembali, sampai mana tadi? Benar. Rutinitas Ardan.

Tiap akhir pekan, lelaki itu akan menghabiskan waktu di perpustakaan, bertemu beberapa klien, nongkrong di kedai es krim-walaupun musim dingin-sambil membaca ensiklopedia hukum, pergi ke tempat kebugaran dan menutup hari dengan berkumpul bersama teman-temannya lagi.

Benar-benar lelaki yang biasa. Benar. Ardan biasa. Tapi aku menyukainya.

Ardan bukan tipe lelaki yang suka menindas, memerintah, mata keranjang, pemabuk. Iuh! Pokoknya Ardan itu biasa tapi sempurna untukku. Ardan adalah pribadi hangat yang cendrung introvert tapi ia juga tak seintrovert itu.

Sudahlah, jangan membicarakan Ardan terus.

Akhir pekan ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu. Karena hari ini adalah hari dimana aku dan Ardan biasa bertemu. Omong-omong, aku pertama kali memunculkan diri saat Ardan menemukan kedai paling sederhana ini.

Aku memang mengatur sedemikian rupa agar pertemuan kami selalu seperti sebuah takdir.

Hehe.

Hari ini aku tampil cantik dengan dress selutut warna biru muda, karena Ardan suka warna biru muda.

Sekedar mengingatkan, aku ini The Keeper yang punya kelainan, jadi ya, aku bisa merubah diriku menjadi manusia.

Atau lebih tepatnya, aku bisa membuat diriku terlihat oleh manusia. Mengingat wujudku kan sudah seperti manusia.

Aku memasuki kedai dengan perlahan dan mengambil tempat duduk seperti biasa. Sebuah tempat duduk di pojok kanan ruangan yang di sana ada kaca besar. Di luarnya tersuguh pemandangan cantik bunga-bungaan yang aku lupa apa namanya.

Mengingat nama-nama hal di dunia manusia selalu berbeda dan aku bukan The Keeper yang memiliki ingatan jangka panjang.

Kembali, setelah menggelung rambut hitam ikalku secara asal, aku mulai membuka beberapa catatan dan laptopku. Delion si pelayan bertubuh sintal dengan kulit pucat menghampiriku dengan senyum riang yang selalu ia perlihatkan.

“Hai Julia. Kemana saja sih kau dua minggu ini? Bahkan ponselmu selalu tidak aktif.”

Oh Delion, maafkan aku. Salahkan Bratioes yang membuatku sibuk akhir-akhir ini. Bratioes adalah kakakku, ia membuatku tak dapat pergi sesukaku selama beberapa minggu karena harus mempersiapkan pesta perayaan kelahiran The Keeper.

Beberapa bulan lagi akan datang tahun kelahiran. Semua The Keeper menunggu untuk itu. Tak terkecuali Bratioes. Kali ini ia juga kebagian mempersiapkan dekorasi tempat singgah mewah untuk para The Keeper bangsawan.

“Maafkan aku Delion, aku sangat sibuk di kantor dan tidak memiliki cukup uang untuk membenarkan ponselku yang baru saja cedera karena terlindas bus.”

“Oh astaga!”

Aku turut berduka. Umm baiklah kalau begitu aku akan mentraktirmu makan. Silahkan pesan apapun, habis itu kau ceritakan bagaimana kronologinya ya.”

Aku tersenyum bahagia mendengar Delion berkata begitu. Walaupun usia persahabatan kami tidak lama, tapi Delion adalah pribadi yang hangat dan sangat solid.

Hatiku menghangat saat mengingat banyaknya perhatian yang ia berikan padaku. Setelah memesan beberapa makanan, wanita sintal itu pergi untuk khusus membuatkan pesananku.