Vitamins Blog

SOMEDAY – Dua

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

21 votes, average: 1.00 out of 1 (21 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

maafkan sebelumnya kalo absurd, maklumin yak hehe  :lol: 

============================================

Jendela kamar terbuka, membuat seluruh ruang kamarku menjadi terang, silau mentari dan suara lembut mamah membangunkanku pagi ini

“Bangun Sha bangun udah pagi nanti telat lho ke sekolahnya..!”

“Iya maaah ini aku udah bangun..” ucapku lemas dengan mata masih setengah terpejam,

dan aku coba bangkit dari kasurku untuk mengawali hari di pagi yang cerah ini meski semalam aku tidur jam sembilan tapi rasanya masih kurang buat menghilangkan rasa lelah dari tubuhku akibat ke toko buku kemarin. Yahh karena kemarin kami bertiga jalan-jalan ke mall setelah puas memborong buku.

“Yaudah cepetan, mamah tunggu di meja makan yaa..”

“Iyaaa…” setelah memastikan bahwa aku benar-benar sudah bangun mamah pun berlalu dari kamarku menuju meja makan.

Aku mematut didepan cermin, aku mengikat rambut kuncir kuda, menatap diriku dalam cermin dari ujung kaki sampai ujung rambut dan rasanya udah lengkap, aku menyambar tas langsung bergegas keluar kamar menuju meja makan.

“Sha sarapan dulu..” panggil mamah ketika aku menuruni tangga dengan setengah berlari menuju meja makan.
Aku langsung duduk di kursi sebelah mamahku, menyambar roti isi selai nanas kesukaanku buatan mamah,

kebetulan papahku sedang berada di luar kota karena ada proyek yang harus di selesaikan, kalo kakakku, dia lagi kuliah di Melbourne, Australia.

Jadi di rumah cuma ada aku sama mamah, itu juga mamah sibuk dengan bisnisnya, untung aja dirumah ada mbak Lin yang selalu nemenin aku, dan ngerti apa yang aku mau.

“Sha kamu hari ini di antar jemput sama pak Kirno yah.. hari ini mamah nggak kemana-mana..” ucap mamah sambil mengolesi selai coklat di rotinya.

“Oke mah..” sahutku dengan mulut penuh roti dan mengacungkan jempol tanda setuju.. tentu aja aku senang di antar sama pak Kirno itu berarti aku nggak akan terlambat datang ke sekolah hehe..

*******************

Jam tujuh kurang sepuluh menit aku udah nyampe kelas. Well hari ini aku nggak terlambat.

Akhirnya . Hari ini aku mendapat giliran duduk di samping Puji padahal sih aku ingin setiap hari duduk di samping Puji

tapiiii.. apa boleh buat pak Tito wali kelasku mengharuskan duduk rolling setiap minggu katanya sih biar bisa bersosialisasi dengan teman yang lain padahal kalo sama Puji aku bisa nyerocos panjang lebar kalo gurunya lagi nggak asik dan juga bisa nanya-nanya kalo lagi ulangan hehe..

Bel berdering menandakan KBM sudah di mulai. Semua murid segera duduk di kursinya masing-masing dan menyiapkan buku yang akan di pelajari.

“Selamat pagi” sapa pak Tito berjalan memasuki kelas disusul dengan pak Yono Wakasek kesiswaan dan siapa itu yang ada di belakang pak Yono.

Aku melongo melihatnya, ngapain dia ada disini di sekolahku dan sekelas denganku, wajahnya tidak asing lagi bagiku “Al..di..?” ucapku berbisik masih melongo dan heran melihatnya dan yup!! aku kenal,

dia adalah Refaldi Bagas Stevano teman semasa SD ku.. aku menggeleng-gelengkan kepala tersadar dari lamunanku berharap itu cuma mimpi atau apalah yang penting ini bukan kenyataan, aku mencubit pipiku, auu.. sakit, ternyata bukan mimpi ini kenyataan bahwa Aldi datang lagi.

eh salah..salah dia bukan temanku tapi lebih tepatnya dia adalah musuhku. Aku dan Aldi bermusuhan sejak SD kami berdua bersaing merebutkan juara kelas dari kelas satu sampai kelas lima dan tiada hari tanpa aku dan Aldi bertengkar.

Kami berdua selalu memperdebatkan tentang perbedaan pendapat diantara kami, kami berdua bersikukuh mempertahankan pendapat masing-masing merasa yang paling benar, kami juga selalu berebut untuk mendapatkan perhatian guru.

Bahkan kami bertengkar bukan dalam pelajaran saja tapi dalam segala hal kita selalu bertengkar.

Terkadang kita juga dapat teguran dari kepala sekolah karena kita berdua sudah keterlaluan nakalnya hihi…

saat kelas lima SD aku bersyukur karena dia harus pindah mengikuti ayahnya yang dipindah tugaskan ke Bandung. Rasanya aku merasa tidak akan ada saingan lagi dalam hidupku namun kenapa sekarang dia datang lagi sih huh..

“Sha..Sha liat deh itu ganteng banget Sha..” kata-kata Puji menyadarkanku dari pemikiran tentang Aldi, apaan sih ini Puji, ngeliat cowo bening dikit langsung heboh.

“Ehh.. apaan sih biasa aja juga..” jawabku ketus masih nggak terima mengapa dia kembali lagi.

“Mata lo kemana sih? Orang ganteng gitu dibilang biasa aja..” balas Puji yang sewot dengan tanggapanku yang ketus.

Memang sih kini wajah Aldi sudah berbeda dia kini tampan dan wajahnya lebih dewasa dan tampilannya yang cool membuat dia jadi menarik dan parasnya menunjukkan bahwa dia itu anak pintar seperti dulu. Aku menggeleng mengerjapkan mata menyadar- kanku dari pikiran tentangnya.

“Oke anak-anak kita kedatangan siswa baru dia pindahan dari Yogyakarta. Semoga kalian bisa bekerja sama dengan baik. Oke Aldi silahkan mempekenalkan diri!” ucap pak Yono memberi pengumuman bahwa ada siswa baru di kelasku, dan mempersilahkan Aldi memperkenalkan diri.

“Halo.. salam kenal nama saya Refaldi Bagas Stevano, teman-teman panggil saja saya Aldi, saya pindahan dari Yogya alasan saya pindah karena ayah saya di pindah tugaskan. Mohon bantuannya yaa..” seusai perkenalan tak sengaja mata kami bertemu, spontan aku langsung mengalihkan perhatianku, namun terlihat dari ekor mataku dia terus memandangi aku, semoga dia nggak ngenalin aku.

“Oke Aldi silahkan duduk di bangku yang kosong, anak-anak bapak tinggal dulu yaa dan bantu Aldi untuk beradaptasi disini.”

Setelah memastikan Aldi duduk di kursi, pak Yono pamit meninggalkan kelas. Dan sial dia duduk bersebelahan dengan mejaku. Dia terus menatapku sinis entah apa yang dia fikirkan. Aku salah tingkah dibuatnya, aku nggak tahu harus kayak gimana didepannya.

“Sudah nanti lagi ya berkenalannya, sekarang kita lanjutkan apa yang sudah di bahas minggu kemarin.” Ucap pak Tito yang menyudahi para cewek di kelasku yang berebut berkenalan dengannya.

Sementara pak Tito menjelaskan materi panjang lebar yang biasanya aku fokus memerhatikan pak Tito yahh karena kimia adalah mata pelajaran favoritku tapi hari ini mendadak aku salah fokus karena memikirkan Aldi yang aku tak menyangka dia bisa ada di sekolahku sekelas pula huft..! perang dimulai..

********************

“Sha Aldi itu ganteng banget ya Sha, gue kayaknya fall in love deh sama Aldi, Sha” sepanjang koridor menuju kantin Puji terus-terusan memuji Aldi sampe panas telingaku mendengarnya.

“Ih apaan sih Ji orang muka pas-pasan gitu kok dibilang ganteng, pake banget lagi iyuh banget lebay tau nggak sih lo.” Omelku yang kesal dengan ocehan Puji tentang Aldi

“Yaudah cepetan yuk Lulu nanti ngamuk nunggu di kantin kelamaan” lanjutku tak memedulikan Puji yang sedari tadi ngoceh mulu,

aku nggak suka kalo dua sahabatku ini dekat dengan Aldi, aku nggak akan ngebiarin mereka dekat dengan Aldi.

Setelah melihat Lulu, Puji langsung menghambur menuju meja yang ditempatin Lulu karena dia tidak sabar ingin menceritakan tentang Aldi pada Lulu

“Luluuuu tau gak sih??” Puji langsung duduk di hadapan Lulu, aku mengekor dibelakang Puji dan duduk di sampingnya, aku mengangkat tanganku memanggil bu Mur si ibu kantin biru.

“Ada apaan sih lo girang banget?” respon Lulu dengan ekspresi wajah penuh tanya.

“Tau nggak sih di kelas gue ada murid baru, namanya Aldi, tau nggak orangnya ganteng bangeeet.. terus—“

“Gantengnya nggak pake banget kaleee.. biasa aja” belum sempat Puji menyelesaikan kalimatnya aku memotongnya dan berhasil membuat Puji sewot.

“Apaan sih lo Sha nggak suka banget kayaknya sama Aldi, sejak Aldi masuk kelas kayaknya lo nggak bersemangat banget buat belajar, banyak ngelamun lagi.. kenapa sih lo??” omel Puji nggak terima dengan ucapanku tadi,

aku mendengus kesal dan akhirnya memutuskan untuk bercerita, aku memasang aba-aba bahwa aku akan bercerita sesuatu lalu mereka juga memasang aba-aba untuk mendengarkan.

“Kalian tau nggak musuh bebuyutan gue waktu SD??” mereka mencoba mengingat-ingat lalu menangguk

“Yang kita selalu bersaing sama ranking di kelas yang pernah gue ceritain dia itu tuh ya Aldi anak baru yang sekelas sama gue sekarang” kataku dengan agak ketus.

“HAH…??!!” jawab mereka kompak dengan ekspresi wajah tidak menyangka dan kaget, aku meresponnya dengan menopang dagu pada kedua tanganku.

“Tapi dia keliatan baik kok Sha, ganteng, mancung, tinggi, cool lagi terus kata lo pinter ,aduuh perfect banget deh, kayaknya seneng banget ya yang jadi pacarnya, dia udah punya pacar belum yaa? gue mau daftar jadi pacarnya, selingkuhan juga gak papa deh..” ucap Puji sambil kedua tangan menopang dagu dengan tatapan mata menerawang, tak peduli dengan apa yang pernah aku ceritakan dulu.

“Idiih apaan sih lo Ji awas ati-ati ntar kalo ketinggian pas jatoh tuh rasanya sakit banget..” jawabku ketus karena nggak suka dengan hayalan Puji yang pastinya aku nggak akan setuju kalo Puji jadian sama Aldi,

dia itu kan musuh aku dan selamanya akan jadi musuh.

“Udah.. udah kayak gitu ajah di ributin yang mana sih orangnya gue jadi penasaran sama si Aldi itu,?” ucap Lulu penasaran dengan Aldi yang katanya perfect dimata Puji.
“Yaudah nanti lo ke kelas gue aja kalo mau liat orangnya oke.. lagian lo juga mau minjem buku PR kimianya Alesha kan? ” jawab Puji penuh semangat..

**********************

Setelah dari kantin kami bertiga masuk ke kelasku aku langsung menuju bangku ku yang letaknya baris ketiga dari pintu kelas dan shaf ke tiga dari depan di ikuti oleh Lulu, dan Puji tentunya dan mengambil buku yang di pesan oleh Lulu tadi, mereka yang begitu masuk kelas langsung membicarakan Aldi dan Puji menunjuk-nunjuk orangnya, aku tak memedulikan mereka aku hanya fokus mencari-cari buku dalam tas.

“Nih bukunya besok jangan lupa di bawa ya soalnya besok ada pelajarannya!”

aku menyodorkan buku kimia yang di pesan sama Lulu. Ia menerima melirik sekilas lalu fokus lagi dengan Aldi.

“iya iya bawel deh lo Sha, eh Sha Aldi ternyata ganteng juga yah.. hihi gue pengen deh pindah kelas kesini biar ketemu Aldi tiap hari” komentar Lulu setelah melihat wajah Aldi yang tampan, setelah Puji memberitahu sosok Aldi pada Lulu.

Memang benar sih apa yang dibilang Puji kalo Aldi itu perfect dan wajar lah kalo cewek-cewek banyak yang ngefans sama Aldi.

“Inget.. prinsip!” kataku mengingatkan

“Iya udah lo pindah ajah kesini”.

Aku terkesiap begitu mendengar kalimat itu dan aku mematung setelah melihat siapa orang yang berbicara tadi, dia mendekati kami dengan senyuman yang lebar dan gigi putih yang rapi membuat cengirannya berhasil menyihir dua sahabatku ini sehingga mereka mematung terpesona,

aku nggak percaya kalo tadi yang berbicara adalah dia karena tadi nada bicaranya terkesan ramah dan Aldi yang selama ini aku kenal nggak ada kesan ramahnya sama sekali.

“Hai kenalin nama gue Refaldi panggil aja Aldi”

setelah sampai dihadapan kedua sahabatku ini Aldi langsung memperkenalkan diri seolah dia meyakinkan pada dua sahabatku ini bahwa dia nggak seburuk apa yang aku ceritakan padanya. Memang dia sekarang terlihat lebih dewasa.. tapi well dia tetap Aldi yang dulu yang selalu narsis ewwwhh..

“Eh iya nama gue Puji” Puji langsung menyambut uluran tangan Aldi begitu Aldi menyelesaikan kalimatnya.

“Kenalin nama gue Lulu” Lulu juga nggak mau kalah dengan Puji, Lulu langsung menyambut uluran tangan Aldi yang ditujukan kepadanya.

“Hai Ale, are you remember me??” dia mengangkat sebelah alisnya mencoba mengingatkanku pada sosoknya. Lalu mengulurkan tangan.

“Yeah, I still remember you! And stop call me Ale” jawabku sinis tanpa membalas uluran tangannya dan malah melipat tanganku didada.

“Ayolah Ale jangan galak gitu ah, come on apa salahnya sih kita baikan, kita sekarang bersaing secara sehat aja lah jangan berantem-berantem kaya dulu lagi” ucapnya dengan nada datar dan aku menangkap tidak ada rasa tulus yang baru saja dia ucapkan.

“Nggak, apaan sih lo.. gue nggak akan kemakan sama omongan lo tau nggak?!”

Bel berdering dua kali menandakan bahwa jam istirahat telah berakhir Lulu pun segera meninggalkan kelasku begitu juga dengan aku, Puji, dan Aldi kami tidak melanjutkan percakapan kami lagi begitu bel berbunyi tapi aku yakin kalo tadi bel nggak berbunyi akan ada adu mulut yang takkan pernah ada ujungnya,

tapi well aku yakin hal itu akan terjadi next time.

============================

vote and comment yaa  :-)

-ddchrsmylndr-

5 Komentar

  1. Eaaa hahaha si Ale akhirnya ketemu lagi ama Aldi :BAAAAAA
    Keknya mereka CLBK deh (cinta lama belum kelar) :KETAWAJAHADD emang sih belum keliatan perasaan suka nya dari kedua orang itu, tapi dari seringnya berantem, adu mulut, lama-lama juga tumbuh cinta di hati eaaaa hahaha

  2. Akhirnya ada lagi nih yg manggil Alesha dngn panggilan kesayangan, Ale mah pasti rindu sma panggilan itu tapi gengsi. Aldi jg makin keren gak mngkn Ale gak terpesona sprti biasa musuh bisa jadi kekasih, benci jadi cinta hehe

  3. Eaaa benci jadi cinta nih

    1. Aduhh belum selesai ketik komennya malah kepencet post :LARIDEMIHIDUP
      Musuh bebuyutan dari SD saat dewasa ketemu mah biasanya ada cinta yang bakalan bersemi, eaaa
      Berantem Mulu, ntar pas ngk ketemu sehari aja berasa ada yang kurang tuh, wkwkw
      Jd inget temenku

  4. farahzamani5 menulis:

    Cieeee Alesha ehmmmmm, ati2 lohhh beda benci ama cinta tuh tipis bngt, skrng benci siapa tau kedepanny jdi benih2 cinta ehh haha
    Suka deh bca dialog2 Alesha sma sahabat2ny, bikin greget
    Ditunggu kelanjutanny
    Semangat trs ya ka