Vitamins Blog

PANDORA’S CURSED : PART 13

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

47 votes, average: 1.00 out of 1 (47 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Aaron dan Ophelia membelalakkan matanya saat Claudia berbicara seperti itu. Claudia melirik kearah mereka berdua secara bergantian. Tiba-tiba hatinya merasa panas saat melihat Ophelia. Ia tahu mengenai rumor Ophelia dan Aaron dari Barbara. Dan juga Aaron menolak untuk menikahinya. Apalagi Aaron tidak ada menyentuhnya saat malam pertama dan disaat mereka berbulan madu. Pernikahan mereka terasa hambar.

 

“Bu-bukan begitu, Claudia. Dia hanya temanku. Dia telah seperti adik bagiku,” Aaron mulai menjelaskan.

 

“Kalau begitu, kenapa kau menyembunyikannya di rumahmu sendiri?” Wajah Claudia memerah. “Kau tidak ingin menikahiku waktu itu karena dia bukan?”

 

Tangan Aaron melayang kebelakang dan menampar pipi Claudia secara tiba-tiba. Ophelia tidak melihat prosesnya tapi ia terkejut saat Claudia tertunduk dengan tangan di pipinya. Aaron mengatur nafasnya, lalu ia tampak gelagapan. Tapi tatapan marahnya tetap tertuju pada Claudia.

 

“Tutup mulutmu dan pergi ke kamarmu.”

 

Claudia merasa malu. Ia melirik nanar kepada Aaron. Ophelia telah melihatnya dan itu membuatnya sangat terhina di depan pelayan rendahan. Claudia mengigit bibirnya menahan rasa malunya. Lalu, ia melangkahkan kaki pergi dari lorong sambil menahan air matanya yang telah turun di pipinya.

 

Ophelia yang memandagi punggung Claudia yang berlahan-lahan menjauh dan menghilang dari kegelapan di lorong. Baru pertama kali ini ia melihat Aaron melakukan hal itu, menampar wanita. Sebenarnya itu bukanlah hal yang pantas di perlihatkan kepadanya dan ini cukup memalukan. Ophelia merasa kasihan kepada Claudia.

 

“Biarkan saja dia.”

 

Ophelia terkejut saat mendengar suara Aaron yang sangat dekat di telinganya. Aaron telah berada di hadapannya hanya beberapa senti. Ophelia memilih untuk mundur beberapa langkah.

 

“Aku merasa aneh dengan Claudia. Terkadang dia suka memaksakan kehendaknya denganku.”

 

Ophelia hanya bergumam. Ia ingin pergi sekarang. Tidak ada yang ingin ia bicarakan dengan Aaron. Dan juga malam sudah cukup larut.

 

“Sa-saya permi…”

 

“Kenapa kau menghindariku?” Aaron tiba-tiba memotong.

 

“Ha?”

 

“Kenapa kau menghindariku, Ophelia?” Aaron bertanya untuk kedua kalinya.

 

“I-itu karena…”

 

“Kau tahu,” Aaron tiba-tiba saja memegang kedua bahu Ophelia. “Aku sengsara. Aku merasa kesepian. Tidak ada yang memahamiku di istana ini. Begitu juga dengan ibuku. Aku tidak ingin hidupku diatur seperti ini. Karena pernikahan ini hidupku tidak seperti dulu lagi.”

 

“Le-lepaskan aku…” Ophelia mulai meronta, tidak nyaman dengan cengkrama Aaron di lengannya.

 

“Kenapa, Ophelia? Kau marah denganku? Kau menghindariku semenjak Charles membawamu kesini. Apa Charles telah mengancammu?”

 

“SUDAHKU BILANG AKU BUKAN OPHELIA!”

 

Aaron terkejut. Ia melepaskan cengkramannya dari pundak Ophelia. Ophelia mengatur nafasnya karena teriakan tadi. Lalu, ia menatap kepada Aaron yang tengah menatapnya dengan wajah terkejut.

 

“Jangan pernah memanggilku dengan nama itu lagi disini. Dan juga…” Tiba-tiba pemandangannya menjadi kabur. “Jauhi aku. Permisi.”

 

Sebelum bulir-bulir itu jatuh, Ophelia memilih untuk membalikkan badannya dan segera pergi dari sana, menuju ke tempat persembunyiannya yang aman.

 

–{—

 

Dua hari kemudian Ratu Theresa mengadakan acara makan malam untuk Aaron dan juga Claudia. Acara ini hanya diadakan khusus untuk anggota kerajaan, jadi Ophelia tidak mendatanginya. Aaron memilih duduk di samping Ratu Theresa, Ratu Theresa memaksa.

 

Tidak ada yang menarik untuknya. Tidak ada yang harus dirayakan. Ini hanyalah formalitas. Aaron merasa bila ini bukanlah bagiannya. Acara ini hanya untuk Claudia, gadis itu selalu tersenyum di setiap acara. Dia tidak tahu bila Aaron tidak menyukai ini semua.

 

“Bagaimana bulan madu kalian?” Aaron menghentikan aktifitas makannya saat Ratu Theresa mengatakan hal itu kepadanya. “Kalian pulang terlalu cepat.”

 

“Ehm, kami…”

 

“Aku memilih pulang lebih cepat karena aku khawatir mengenai pekerjaanku,” Aaron lebih dulu memotong perkataan Claudia. “Aku hanya tidak ingin membebani orang lain karena aku tengah berlibur.”

 

Claudia mengatupkan mulutnya sambil mengerutkan dahinya. Ini bukanlah hal yang ingin ia katakan kepada Ratu Theresa. Ia merasa diabaikan oleh Aaron yang tak lain adalah suaminya. Dan juga tidak ada yang istimewa di hari pernikahannya, sangat berbeda dengan ekspektasinya.

 

“Aku menghargai kerajinan dan kesetiaanmu dalam pekerjaanmu, tapi bukankah itu akan mengecewakan istrimu?” Charles berucap sambil melirik kepada Claudia.

 

Ada seseorang yang bersimpati padanya. Claudia menegakkan tubuhnya ingin menjawab perkataan Charles, tapi Aaron menahannya dengan menggenggam tangan Claudia. Claudia menoleh ingin memberontak, tapi Aaron memberikan tatapan peringatan kepadanya membuat Claudia kembali mengurungkan niatnya.

 

“Aku sudah merundingkannya dengan Claudia. Dia memaklumi hal itu.”

 

Aaron berharap bila itu dapat menyelesaikan obrolan mengenai bulanmadunya-yang-gagal. Ratu Theresa berdehem tepat di telinga Aaron dan membuat Aaron menoleh kepadanya.

 

“Aku tahu bila kau tidak menyukai hal ini, sayang. Tapi aku mohon bersikaplah sebagai seorang suami kepadanya,” Kata Ratu Theresa.

 

Aaron mengerutkan dahinya. “Maksud ibu?”

 

“Cobalah untuk mencintainya sebagai seorang istri. Dan tentu saja kewajiban seorang suami adalah menghamili istrinya.”

 

Aaron merasakan ada sesuatun yang mencekat lehernya. Ia berdehem sejenak dan meminum minumannya.

 

“Setidaknya…” Ratu Theresa melirik sejenak kepada Claudia. “Sentuhlah dia walau sekali. Aku bisa melihat dari gelagatnya ia belum pernah disentuh olehmu.”

 

Aaron meneguk semua wine di gelasnya. Menyentuhnya? Menjijikkan. Aaron tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Ia belum siap untuk menjadi ayah dan juga menikah dengan seseorang wanita yang tidak ia cintai membuat hidupnya terasa tidak nyaman.

 

Aaron mengelap mulutnya lalu berdiri dari kursinya. Ia berdehem sejenak untuk meminta izin bila ia ingin mencari udara segar. Ratu Theresa dan Charles saling melirik. Tingkah Aaron sangat aneh setelah pernikahannya. Charles ingin meminta penjelasan tapi Ratu Theresa hanya mengangkat bahunya seolah hal itu tidak penting untuk dijelaskan.

 

–{—

 

“Mereka tampak sedang bersenang-senang,” Ophelia menoleh kepada Samuel. “Bukankah begitu?”

 

Samuel terkekeh. “Apa di matamu terlihat seperti itu?”

 

Ophelia kembali menatap kearah ruang makan kerajaan yang berada di gedung utara. Ruangan itu berada di dekat labirin taman dan jendelanya terbuat dari kaca-kaca besar yang mengkilap. Cahaya lilin yang berwarna merah tampak lebih mencolok daripada ruangan lainnya di istana. Ophelia bisa mendengar ada gelak tawa dan juga hal-hal yang tengah di diskusikan disana.

 

“Mereka hanya tengah menutupi sesuatu,” Samuel mendekat dan berdiri di belakang Ophelia. “Seperti ganasnya samudra yang sedang menyembunyikan sesuatu di dalamnya.”

 

Samuel menyentuh kedua bahu Ophelia. Ia membawa Ophelia untuk bersandar di dada bidangnya. Ophelia terus menatap kearah jendela ruang makan. Walaupun jendela itu besar, tapi jendela itu dibuat agar orang lain yang berada di luar sana tidak melihat jelas apa yang tengah dilakukan di dalam sana.

 

“Aku ingin merasakannya bagaimana rasanya berada disana bersama keluargaku.”

 

Tangan Ophelia menjulur, seolah menggapai-gapai cahaya lilin yang berkilau dari balik kaca membuat siluet tangan miliknya. Samuel mendekap Ophelia, mencium pelipisnya dan membisikkan sesuatu kepadanya.

 

“Bila yang kau maksud keluarga adalah mereka kau salah, sayang. Hanya aku keluargamu disini.”

 

Ophelia mendongak menatap Samuel. “Bagaimana dengan Aaron? Dia adalah kakakku.”

 

Samuel mengendurkan pelukannya dari Ophelia. Tatapannya berubah membuat iris matanya yang merah menjadi makin merah bagaikan api. Ophelia menundukkan kepalanya. Ia menyesal mengatakan hal itu kepada Samuel. Sekarang Samuel mulai mengeluarkan aura iblisnya.

 

“Tidak! Tidak! Dia bukanlah kakakmu, Ophelia. Dia akan menghancurkanmu suatu saat nanti. Charles dan Aaron, mereka sama saja.”

 

Samuel mengucapkan dengan nada mengejek dan merendahkan. Itu membuat Ophelia merasa tersinggung.

 

“Kau tidak tahu apa-apa, Samuel,” Kata Ophelia sambil menaikkan dagunya menantang.

 

“Kaulah yang tidak tahu apa-apa, Ophelia,” Ia mencengkram bahu Ophelia. “Jangan terlena akan suasana. Bila kau beranggapan bila sesuatu yang baik akan selamanya baik untukmu, itu salah. Air laut yang tenang dan surut menandakan bila tsunami akan datang, Ophelia.”

 

“Aaron tidak seperti Charles,” Dalam hatinya ia berusaha untuk membela Aaron, walau ia yakin Samuel akan menang dalam argumen ini. “Aaron tidak pernah menyakiti, berbuat mesum, atau pun menghinaku. Dia menyayangiku seperti kakak yang menyayangi adiknya.”

 

Di sudut bibirnya, Samuel menyunggingkan senyum. Senyum mengejek yang membuat Ophelia merasa tersinggung.

 

“Kau melanggar peraturan pertama, Ophelia,” Samuel terkekeh. “Kau mempercayai orang lain begitu mudahnya. Apa kau tidak tahu? Di istana itu tidak ada yang namanya teman, semuanya adalah musuh.”

 

Samuel menghentikan perkataannya dan mempelajari ekspresi Ophelia. Ia meraih pipi Ophelia dan membelainya lembut, menghilangkan perasaan yang berkecambuk di hati Ophelia.

 

“Dengar,” Samuel mengelus daahi Ophelia untuk menghilangkan kerutannya disana. “Disaat Aaron menikah dengan Claudia, kau akan mendapatkan kendala baru. Ini bisa saja menguntungkanmu nantinya atau tidak,” Samuel membisikkan sesuatu ke telinga Ophelia. “Claudia akan melahirkan anak yang akan membuat semua rencanamu berubah.”

 

Ophelia membulatkan matanya. Seorang anak? Anak itu akan membuat semua rencananya berubah? Samuel tersenyum kepadanya. Samuel adalah seorang iblis, hal itu adalah kelebihannya, bisa melihat masa depan. Tapi Ophelia tidak menyangka Samuel akan menceritakannya kepadanya.

 

“Ophelia…”

 

Ophelia langsung menoleh ke sumber suara. Dari suaranya ia tahu itu siapa, Aaron. Samuel segera menghilang dengan menjadi asap kehitaman yang bersembunyi di balik kegelapan.

 

Ini gawat. Ia sedang tidak ingin bertemu dengan Aaron. Seharusnya ia tidak berada disini. Seharusnya ia berada di kamarnya dan berdiam diri disana. Ophelia segera membalikkan badannya sebelum Aaron menuju kearahnya.

 

“Jangan pergi,” Perkataan itu membuat Ophelia terpaksa untuk menghentikan langkahnya. “Kumohon, jangan pergi.”

 

Itu bagaikan mantra untuknya. Kakinya tidak bisa bergerak. Suara langkah kaki membuat dirinya tiba-tiba saja menegang. Jantungnya berdebar-debar serasa ingin pecah. Ia ingin pergi tapi tidak dengan tubuhnya. Hingga ia merasakan lengan-lengan kekar milik Aaron memeluk tubuhnya. Opheli tercekat tidak bisa bernafas.

 

“Ophelia, apa kau marah kepadaku karena aku memanggilmu dengan nama itu?”

 

Aaron berucap di telinganya. Suara tampak getir menahan pedih. Ophelia menggenggam roknya kuat-kuat.

 

“Aaron, kumohon… lepaskan.”

 

“Tidak, jangan perintahkan aku untuk melepaskanmu,” Tiba-tiba hati Ophelia terasa terguncang saat mendengar isak tangis dari Aaron. “Adikku sayang, aku ingin menceritakan keluh kesahku. Aku tidak ingin menikah. Aku tidak ingin menikah dengannya.”

 

Aaron menenggelamkan wajahnya dibalik rambut dan bahu Ophelia. Perasaan Aaron menular kepadanya, membuat dirinya bersimpati. Dan akhirnya Ophelia memilih untuk berdiam dirinya disana, bagaikan patung. Lebih baik kali ini ia mengalah akan egonya dan membiarkan Aaron memeluknya sejenak.

 

Aaron terus mengeratkan pelukannya pada Ophelia. Inilah yang selalu ia inginkan, bersama dengan Ophelia dan menceritakan keluh kesahnya. Kali ini perasaannya mulai membaik saat menghirup aroma Ophelia dan memeluk tubuh mungilnya.

 

Aaron tidak menyadari hal lain. Ia tidak menyadari bila Claudia tengah melihatnya di balik pilar, memandangnya dengan perasaan sedih dan cemburu nan kental.

Bersambung…

7 Komentar

  1. Isshhh Aaron maunya apasih? Jangan kasar gitu dong sama istrinya sendiri, Claudia. Kasian banget Claudia yang ngeliat suaminya peluk wanita lain :PATAHHATI jangan gitu napa sih bang, hati adek juga teriris :PATAHHATI
    Huaaaa, Samuel you’re so cuteeee :CUBITPIPI hehehe
    Aduh itu gimanaaaa, Ophelia dipeluk pria lain aduh Samuel mana Samuel manaaaa :CURIGAH marahkah dia? Cemburu kah dia? Hmmmm hanya penulis yang tau kelanjutannyaa ini :BAAAAAA

  2. Si Aaron kasar amat ya, kasian dah si Claudia
    Nah loh keliatan sama Claudia, udah Claudia samperin aja si Aaron, mumpung di depan mata biar jelas semuanya

  3. kayaknya aaron ska sama ophelia deh,,,, kayak ophelia yg ska sma aaron… tapi kan mereka kakak adik? gmn bsa?

    1. afifah putri menulis:

      Kenak brother complex nih, bagaimana pun juga cinta itu buta

  4. nananafisah184 menulis:

    Hhh jangan bilang aaron juga suka ophelia.. Ini adik kakak gimana sihh

    Kasian claudia.. Sabad ya cla :PATAHHATI

  5. Omgggggg langsung ketemu terakhir bca part sblmny berarti
    Cuzz langsung bca ni mah

  6. Aduhhh makin rumit ternyata ni cerita
    Makin rumit jg kisah cinta ophelia ni mah, dia ada rasa sma Aaron gtu, rasa sayang ke kakak apa lbh nih, mungkin krna selama ini dia kangen sma yg namanya keluarga kli ya huhuhu
    Istri yg lgi cemburu tuh serem tau, siap2 dah Aaron hihi
    Cuzz ke part berikutnya