Prakata
Mencintaimu seperti membaca keheningan dalam hujan. Samar-samar. Pernah beberapa kali aku mencoba mengeja, hanya supaya tidak salah menerka. Namun, yang ada malah tersesat dalam maknaku sendiri.
Bumi bukan hanya tentang kamu ataupun aku. Tapi mengapa Semesta seolah tak membiarkan hatiku tenang. Aku ingin meredam, cukup disini, sampai sini saja. Berkali-kali pula yang ada malah kegagalan dalam memutus lalu lalang pikiran.
Bila memang kau ingin menghilang, biarlah lintang yang merengkuhku dalam sayap malam. Jangan kau lagi, karena aku sesekali ingin merajuk pada Semesta. ‘Jika memang ingin pergi, mengapa kau halangi? Hati bukan hanya tentang dia, melainkan banyak pintu yang ingin dimasuki. Haruskah menetap, apabila pintu singgah bahkan sudah hampir menutup, dan mengabaikan pintu-pintu lain yang bahkan terbuka lebar-lebar? Lentera telah dihidupkan, wewangian semerbak dari bebungaan dalam vas kaca memanggil-manggil. Mengharapkanku masuk, lalu menikmati jamuan yang pas dan tak ada cela.’
Wahhh. Bagus nih short storynya heheheh. Lanjutkan.
siap ???
Masalah ny tu hati dah mentok ama si dia eaaaa jdi walau bnyk pintu tuh seakan2 semua tak terlihat eaaaa hihi
Suka suka suka
Ditunggu kelanjutanny
Semangat
curcol yaaaa?? :HUAHAHAHAHA
Haha bukannnn
Ini ulasan dri cerita dikau hehe
Sukaaa
Ditunggu lanjutannya
:tepuk2tangan
ini prolog atau short story kah?
anggep aja prolognya ???
Hadeuhh dari pas kalimat pertama dah bikin dag-dig-dug serrr aihhh :LARIDEMIHIDUP
Ketika hati dah berisi orang yang dicintai, seakan semua pintu tertutup rapat tanpa ada celah untuk keluar *eaaa hihihi