New York, 17 October 2007
Tahun 1948 saat itu, binar bahagia terpancar di matamu yang teduh, senyum cerah terlukis di wajahmu. Tak lupa setangkai bunga lily kesukaan ku bertengger manis di saku mantelmu. Kau kayuh sepeda tuamu menuju kediamanku.
Tak lama kau sampai depan muka rumahku. Memanggil namaku lantang juga lembut. Aku melihatmu kala itu lewat celah tirai jendelaku. Aku mengeraskan hatiku, menulikan telingaku, berpura-pura tidak tahu kau ada disana mengharapkan aku untuk menemuimu di luar. Tak lama kemudian Sang Jendral, yang juga ayahku menemuimu. Menyuruhmu untuk pulang dengan kata kasar, tapi itu tidak mematahkan semangatmu. Karna kamu akan datang esok, esoknya lagi, dan seterusnya.
Entah kapan kau akan berhenti. Sampai berita itu tersebar, bahwa aku akan menikah dengan seorang letnan kepercayaan ayahku. Berita itu telah terdengar olehmu, tanpa menunggu kau mendatangi rumahku dan menanyakan perihal pernikahanku. Menanyakan bahwa itu adalah kebohongan, mencoba mencari kesempatan yang tersisa dariku. Namun, semua sudah hilang. Kau pulang dengan keadaan kacau. Kau tidak pernah datang lagi. Kau menghilang.
Sampai pada tahun 1965, aku mendengar kabar bahwa kau sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Aku senang mendengarnya, bahwa kebahagiaan yang pernah ku hancurkan 17 tahun lalu sudah kau bentuk kembali. Semoga kau sehat dan bahagia bersama keluargamu Joe. Dan aku ingin menyampaikan beberapa hal, tapi yang terpenting adalah aku ingin meminta maaf padamu Joe.
Maaf karna sudah membiarkanmu menunggu didepan rumahku. Maaf karna sudah membuat kau tersakiti. Maaf karna sudah membuat kau di caci oleh ayahku. Maaf karna sudah menghancurkan kebahagiaanmu saat itu Joe. Maaf. Ku lakukan itu semua karna aku mencintaimu.
Ya, aku mencintaimu juga Joe. Cintamu terbalas, sampai sekarang dan maaf tidak bisa menyampaikan hal itu padamu langsung. Karna banyak mata-mata ayahku mengawasimu saat itu. Aku tidak ingin kau terluka. Jika aku terus berjuang bersamamu, hanya membuat kau dalam bahaya. Dan aku harus melindungi orang yang ku cintai.
Dan aku ingin pamit Joe. Aku menderita gagal ginjal. Kukatakan itu semua kepadamu agar aku bisa pergi dengan tenang, karna kemungkinan besar saat surat ini sampai aku sudah pergi jauh.
Terimakasih telah pernah mencintai ku Joe. Maaf untuk segalanya dan selamat tinggal. Berbahagialah Joe, Aku selalu mencintaimu.
Tertanda,
Lily Almanac
2801
-Penolakan memang sakit, namun itu juga semata untuk melindungimu dari hal yang lebih pedih lagi
Ahhh sedih bngt ini
Cinta Joe berbalas tp tak diketahuinya, mungkin malah Joe benci bngt sma si Lily krna menolakny dll pdhl mah :PATAHHATI
Mencintai tp tak bsa memiliki hanya bisa melindungi
Tulisan dikau pendek bngt tp sumpah ngena bngt ini hati huhu
Ditunggu karya2 lainnya
Semangat trs ya
Makasi ya☺️☺️❤️
Sma2 yak :MAWARR
Sediiiihhh :PATAHHATI :PATAHHATI :PATAHHATI
Kasian Joe kasihan juga Lily, kisah cinta yg menyedihkan :PEDIHH
Sediiihhh bgtttt :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU
???
Sedihh huhuhu :PEDIHH Dia pendem rasa cinta nya agar org yg dia cintai itu baik baik aja
Demii kakk aku mewek bacanyaaa :PATAHHATI
Dari semua postmu, sepertinua ini paling nyelekit gimanaa gitu…
Ntah, mungkin karena keduanya merasakan kesakitan dalam sebuah kesalahpahaman si pria >_<
*Sepertinya
Syeedihnya :PEDIHH :PEDIHH :PEDIHH
ya ampun… kasian banget mereka ga bisa bersatu :PEDIHH
ya ampuuun, ternyata cintanya berbalas tanda Joe tahu yaa :'(