Vitamins Blog

menyimpan sendu -terkadang move on bukan pilihan

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

14 votes, average: 1.00 out of 1 (14 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading... ‘M’

menyimpan sendu,

Dalam malam yang gelap, lampu-lampu dalam rumah sudah dimatikan, yang berada di samping tidurnya juga sudah tidur , dia akan berkedip sendirian , matanya masih nyalang memandang jauh kepada kegelapan kamar malam itu. Pada masa ketika ia telah lelah tersenyum di penghujung hari , waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam namun pemikirannya masih melayang ke perantauan , kepada anaknya yg berada jauh dalam perantauan, tentang rindu yang hanya dapat dia simpan , menggumpal menjadi sendu yang siap meleleh menjadi air mata. Dia akan segera menyekannya , sebelum air mata itu sempat terjatuh , tidak, dia tidak akan menangis lagi, ia sudah berikrar kepada siapapun yg mendengar jeritan hatinya; kalau air matanya hanya untuk bagaimana semua ini akan berakhir.

ia lantas menghela nafas, sehalus mungkin , tidak membiarkan yang berada disampingnya terganggu, dalam ringisan, jiwannya yang berbicara ;

“bagaimanapun kamu menyakiti aku , coba lihat nanti, dari dalam bayangan ketika jiwamu yang digadaikan telah menempuh sebagian dari perjalanan, siapa yang akan menangis paling keras, bukan , bukan yang kamu dengar , tetapi dari tatapan kosong dan serapah mengutuk dunia ini , bukan , bukan mengutuk tindakanmu , tetapi mengutuk diri sendiri, bagaimana aku masih menjadi yang menangis paling keras, sementara kamu adalah yang menyakiti aku paling dalam ?”

“ah, iya, aku tahu jawabannya”

“mungkin karena setengah abad bersamamu bukan menjadi sekedar cerita, tidak lain , merupakan penyatuan , mungkin ini lah wujud dari Sati, ketika raga aku dan kamu telah menyatu, aku tersakiti hanya dengan kepergianmu, sayangku”

 

 

 

 

for everyone yg belum tau ‘Sati’, adalah tradisi bakar diri hidup-hidup seorang istri apabila suami sudah meninggal.

16 Komentar

  1. Wah aku agak bingung sama kata-katanya :ragunih
    Sati itu tradisi darimana yakkk? Serem juga sih. Jadi maksudnya, kalau suami sudah meninggal, kita wajib gitu ngelaksanain sati? Apa gimana yakkk :ragunih
    Heheheh

    1. Oiyaaa tambahin tulisan [ratings] dibagian atas cerita supaya kita bisa vote karyamu.
      Caranya:
      Pake [r] di depan
      Pake [s] di belakang tanpa spasi
      Tulisannya [ratings]
      Selamat mencobaaaa

    2. No, itu adalah tradisi Hindu, cuma aku ambil manifestasinya aja dari kehilangan yg amat dalam

    3. Oalah begitu toh :BAAAAAA

  2. farahzamani5 menulis:

    Nahh aq tau sati, pernah nntn apa gtu namany, diceritain ttng sati, sebegitu berhargakah suami meninggal sampe si istri kudu sati, klo sikonny dibalik, si istri yg meninggal, si suami sati jg ga? Ga kan kykny mah
    Aihhhhhh

    1. Playboy the series (watty)

    2. Ini udh ada ceritanya di watty kh?

  3. farahzamani5 menulis:

    Ka, klo dikau blom bsa pasang [ratings] ny, pm aq aja yak hihi

    1. Kemarin terlalu malas untuk ngetik ratings, like Im just copas all of this dari ms.word dan langsung upload , but thanks udah care ?

    2. farahzamani5 menulis:

      Ok Sma2 hehe

    3. Pantesan kmrn ngk bisa di vote ya, efek copas besar sekali ya :LARIDEMIHIDUP

  4. Ini masih blm ada tanda vote nya, yuk ditambahkan dulu

    1. farahzamani5 menulis:

      Udah ada lope2 nya ka

    2. Iya tah, wkwkwk, baru liat lagi nih palah

    3. Yeay, sdh bisa ngevote, hhe

  5. Tradisi satu mah bertentangan sama agama yak, kasian anaknya yang ditinggal ngk sih? Ya bagi yg punya anak gitu