Vitamins Blog

Pasar Ukaz dan Umar

Bookmark
Please login to bookmark Close
13 votes, average: 1.00 out of 1 (13 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Tidak biasa ia berjalan perlahan, langkahnya yang lebar dan cepat tidak mudah dapat diikuti oleh yang lain. Teman-temannya mau mengajaknya mengobrol kalau-kalau dengan demikian ia dapat menahan cara melangkahnya yang lebar itu.

Pembicaraan yang pada mulanya tenang-tenang saja berubah menjadi perdebatan yang panas. Pemuda itu berhenti melangkah, matanya yang sudah berubah merah menandakan kemarahannya mulai menyala.

Ia memilin-milin kumisnya yang sudah tumbuh lebat seraya berkata, “Kalian mau menakut-nakuti aku dengan anak muda itu. Aku bukan anak Khattab kalau tidak mengajaknya bergulat begitu aku bertemu dia.”

Ia melangkah lebih lagi cepat-cepat, sehingga teman-temannya di belakangnya agak berlari. Begitu sampai di gelanggang adu gulat yang diadakan di samping Pasar Ukaz, dilihatnya pemuda-pemuda yang tegap-tegap sudah berkerumun, menyaksikan salah seorang dari mereka sedang merundukkan badannya di dada lawannya yang sudah dibuatnya tergeletak di tanah. Tatkala orang banyak melihat Umar datang menuju ke tempat mereka cepat-cepat mereka memberi jalan. Kedua pegulat itu bergabung dengan para penonton. Mereka yakin kedatangan Umar bukan untuk menonton tetapi datang hendak bergulat.

Masih dengan sikapnya yang marah Umar memutar matanya kepada para penonton. Setelah dilihatnya pemuda yang tadi sedang berbicara dengan kawan-kawannya, dipanggilnya untuk diajak bertanding. Pemuda itu tersenyum sambil melangkah ke tengah-tengah gelanggang, penuh percaya diri akan kekuatan dan kemampuannya. Sebelumnya ia tak pernah bertarung dengan Umar. Baru pertama kali ini ia datang ke Ukaz bersama sanak saudaranya. Sejak kedatangannya itu ia tak pernah dikalahkan, sehingga setiap lawan harus benar-benar memperhitungkan. Perawakannya hampir sama dengan perawakan Umar, tinggi dan besar. Umar yang sudah siap beradu kekuatan melangkah maju. Pemuda itu berusaha hendak mematahkan Umar, dan sudah memperlihatkan berbagai macam kepandaiannya dalam bertarung, sehingga jumlah penonton yang berdatangan makin banyak, suatu jumlah yang tak pernah ada sebelumnya. Gadis-gadis yang berdekatan pun berdatangan ke tempat itu setelah mendengar kedua nama pegulat itu. Mereka ingin menyaksikan apa yang akan terjadi. Mereka sudah tahu, seperti orang lain yang dalam tahun-tahun yang lalu juga sudah tahu, bahwa tak ada orang yang dapat mengalahkan Umar.

Setelah pemuda itu maju dan sudah bergulat dengan pegulat-pegulat lain, orang-orang di Ukaz semua mengharapkan ia akan bergulat dengan Umar. Mereka bertaruh untuk kedua pemuda itu, siapa yang akan menang. Setelah Umar menantang lawannya untuk bergulat, secepat kilat berita itu tersebar ke segenap penjuru di pasar. Semua mereka yang tak terikat oleh pekerjaan datang ke tempat itu. Selama beberapa waktu Umar membiarkan lawannya berbicara terus dan berlagak, sedang dia sendiri dalam sikap defensif, tidak mau membuang-buang tenaga seperti pemuda badui itu. Sesudah diperkirakan ia sudah cukup lelah diserangnya ia dengan memiting kedua bahunya lalu dibantingnya ke tanah. Lapangan itu gegap gempita, orang ramai menyambut kemampuan Umar. Mereka teringat pengalaman yang sudah lalu menyaksikan ketangkasan Umar dalam peristiwa serupa. Gadis-gadis dan perempuan pun tidak kalah dengan kaum lelaki dan pemudanya memuji pemuda Quraisy yang perkasa ini.

Tak lama kemudian matahari pun mulai bergeser ke tempat peraduannya. Orang ramaipun sudah mulai pergi, masing-masing kembali ke tempatnya. Umar berjalan terus masuk ke dalam pasar diikuti teman-teman pengagumnya, dan dibalas Umar dengan senyum, senyum yang jarang sekali mereka lihat membalut wajah laki-laki itu. Senyum demikian tidak hanya untuk teman-temannya. Ketika ia lalu di depan orang banyak dilihatnya mereka juga memandang bangga kepadanya, gadis-gadis pun saling berebut ingin mendapat kesempatan kalau-kalau tertangkap pandangan matanya atau akan jatuh cinta melihat paras yang elok. Hatinya merasa lega dan semua ini terpantul dalam senyumnya itu.

Begitu malam tiba diajaknya teman-temannya singgah di tempat hiburan yang terdapat di sisi pasar. Di belakang pasar itu membentang padang Sahara sejauh mata memandang. Umar mencari tempat terdekat ke Sahara. Setelah mengucapkan selamat malam kepada orang-orang yang dikenalnya saat ia lalu di depan mereka, mereka juga membalas salamnya disertai rasa kagum dan bangga. Seorang gadis pelayan warung bertubuh ramping melangkah gontai dengan pandangan mata dan senyum merekah di bibir memperlihatkan seuntai giginya yang manis, yang hanya tertuju kepada pemuda yang telah berjaya itu. Dalam percakapannya dengan gadis itu Umar memperlihatkan sikap begitu lembut, yang sejak pasar ada tak pernah terlihat demikian. Tak lama setelah itu ia kembali datang lagi membawa khamar yang sudah cukup matang untuk para pelanggan yang setia, yang selama pekan pasar setiap malam selalu datang ke warung itu. Di tengah teman-temannya Umar paling banyak minum dibandingkan mereka. Sampai jauh malam pemuda-pemuda masih asyik minum-minum dan bergadang, hanyut mengobrol, dari soal yang bersungguh-sungguh sampai ke soal remeh, dari soal mencumbu perempuan sampai ke soal menunggang kuda, dari cerita-cerita petualangan sampai ke soal silsilah. Pengetahuan Umar dalam soal ini memang cukup banyak, ditambah lagi dengan minuman khamar dan kemenangannya bertarung melawan pemuda pedalaman tadi lidahnya makin lancar.

Sementara sebagian mereka sedang bercakap, tiba-tiba terdengar suara-suara lembut gadis-gadis yang keluar dari kemah ke padang sahara. Mereka sedang menikmati bisikan malam atau sedang mau menunaikan segala keperluannya. Umar menahan bicaranya, seolah terpengaruh oleh suara-suara itu. Sesudah teman-temannya diam, mereka mengalihkan pandangan kepadanya.

la sudah siap berdiri seraya berkata, “Aku ada keperluan, akan kutinggalkan kalian sebentar dan segera kembali lagi.” Mereka tersenyum. Memang, kesenangannya mendekati perempuan, sama dengan kesenangannya meminum khamar.

Umar menuju ke arah datangnya suara lembut itu. la mendengar suara biduanita berkata kepada teman-temannya “Lihat, itu Umar sedang menuju ke tempat kita, kita berpura-pura lari karena takut dibantingnya.”

Sesudah kemudian Umar berada di dekat mereka, memang, masing-masing mereka berpura-pura lari dengan terpencar-pencar. Yang masih tinggal hanya si penyanyi, ia menjatuhkan kerudungnya dan berpura-pura sedang membetulkannya. Umar segera mengenalnya, yang beberapa hari yang lalu mereka sudah pernah berjumpa. Selama pekan Ukaz tahun ini saat itulah yang dirasakannya paling bahagia. Teman-teman penyanyi itu sudah mengerti tipu dayanya. Mereka tertawa melengking, marah bercampur ejekan dan rasa cemburu.

***

 

taddaaaa…ini adalah penggalan kisah Umar hasil karya Muhammad Hussein. siapa yg bangga punya khalifah umar bin khattab?? hihihihi. Aku ga bangga karena tulisan ini  bukan karyaku. Tapi aku terkesima dengan tulisan beliau dan sosok Umar Bin Khattab yg luar biasa dari masa jahiliyah sampai menjadi salah seorang pemimpin terbaik di muka bumi ini.

terima kasih sudah membaca

9 Komentar

  1. Suka deh sama sosok Umar Bin Khattab.
    :YUHUIII

    1. Oiyaaa tulisan nya di edit lagi, itu tanda love nya ga keluar.
      Ditulis manual aja yakkk, jangan di copy.
      [ratings]
      Selamat mencobaaaa

    2. anisaaprillia12 menulis:

      thank you so much masukannya lovely

  2. farahzamani5 menulis:

    Ini kisah masa muda ny Sayyidina Umar ya ka???
    Aq bangga bngt, beliau jdi salah satu khalifah terhebat yg kita pny, beliau itu idola aq setelah Rasulullah
    Bca kisah beliau tuh sll diiringi barbagai rasa, sedih, bahagia, terharu dll hehe
    Aduhh jdi mellow ini hehe
    Mksh share kisah beliau disini
    Mga kita semua bsa trs meneladani sikap dan sifat beliau

    1. anisaaprillia12 menulis:

      iya atas izin allah.. dia menajdi salah satu penguat islam pada zamannya.

  3. farahzamani5 menulis:

    Oia ka, dikau abis edit tulisanny kan, td bsa diklik lope2ny dan ada tanda klo lope2ny dah di klik, sknrg bacanny jdi not rating yet lgi
    Cba diedit lgi ka
    Diapus dlu [ratings] nya terus tulis ulang kembali
    Semoga berhasil
    Semangat

    1. anisaaprillia12 menulis:

      iya ini udah 2 kali baru brhasil hehe

    2. farahzamani5 menulis:

      Okayy ka
      Bbrp tulisan kk yg laen jg blom ada [ratings], cba dah dipakein hehe

  4. Akhirnya bisa di vote juga nih, hihi