Vitamins Blog

Tentang Dia Part 3. Selalu Jadi Pujaan Bagian 2

Bookmark
Please login to bookmark Close
21 votes, average: 1.00 out of 1 (21 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Sejak pertemuanya dengan Yasir di kantin kemarin, Aika dan Yasir jadi lebih dekat. Terlebih mereka memiliki hobi yang sama, menghabiskan waktu membaca buku di perpustakaan. Aika jadi jarang ngumpul bareng dengan The Titisan Iblis.

Sebenarnya kenapa mereka di juluki seperti itu, karena mereka berlima itu hobi bully orang sampai sadis, bahkan pernah sampai ada yang berhenti sekolah gara-gara mereka. Tapi mereka nggak bakal bully orang kalau orang itu nggak cari masalah terlebih dahulu.

Ntah gimana kisahnya mereka berlima jadi dekat dan berteman baik dengan Aika. Tapi bukan berarti Aika mendukung sikap mereka yang hobi membully dan menjadi geng paling di takuti di sekolah.

The Titisan Iblis terdiri dari cewek-cweek cantik yang populer, yaitu Tia sebagai ketua geng, selanjutnya ada Nana, Chici, Iyus dan Tari. Di tambah dengan keberadaan Aika diantara mereka membuat geng ini makin populer.

_o0o­_

Hari ini, karena bosan menghabiskan waktu istirahat di perpus terus Aika memutuskan untuk nongkrong saja di kantin. Selesai memesan bakso seperti biasa, Aika berjalan menuju kursi yang telah di penuhi personil The Titisan Iblis.

“Hai, gosipin apaan kayaknya seru?” tanya Aika saat telah duduk diantara mereka.

“Itu lo anggota tim basket yang baru, cogan anak baru yang di ceritain Chici kemarin.” sahut Tia antusias.

“Yang mana?” tanya Aika bingung.

“Gue nggak yakin lo nggak tau orangnya yang mana. Pasalnya lo kayaknya deket ama dia?” tanya Tia sinis.

Aika mengedipkan matanya beberapakali terpaksa menghentikan kegiatan makannya karena mendengar nada sinis dari Tia. Aika tipe orang yang nggak peduli dengan sekitar.

Sehingga dia selalu ketinggalan info gosip dari anak-anak lain. Toh dia juga nggak peduli dengan hal-hal nggak penting begitu.

“Seriusan gue nggak tau orangnya yang mana.” terang Aika pelan. Lalu kembali memakan baksonya yang tertunda.

“O ya gue lupa, lo kan semua cowok masuk. Semua cowok lo ladenin.” lanjut Tia sinis.

Aika menaikan alisnya sekilas. Dia memang tau di antara temennya yang berlima, Tia lah yang paling menunjukan ketidaksukaanya terhadap Aika. Tapi selama ini Aika tidak ambil pusing dengan sikap Tia terhadapnya. Aika hanya memilih diam dan tidak mengacuhkan ketika Tia selalu mencoba menyindirnya.

“Udah kenapa jadi tegang gitu sih lo pada.” Nana mencoba menengahi.

“Untuk lo Ai, cowok yang di maksud Tia tadi itu si Yasir. Senior anak kelas dua belas dan sekarang ikut masuk tim basket bareng Ragil.” Aika mengangguk mengerti.

“Tapi Ai, gue liat lo deket ama Yasir seperti yang di bilang Tia?” tanya Iyus penasaran.

Aika mengedikan bahunya sekilas. “Ya cuma deket gitu doang, karena kebetulan sering ketemu di perpus pas baca buku.”

“O kirain.” jawab Nana, Iyus, Chici dan Tari bersamaan. Berbeda dengan Tia yang kali ini memlih diam.

“Lah emang kalian mikirnya apa?” tanya Aika bingung.

“Ada someting gitu.” jawab Nana menyelidik.

Aika tersenyum tipis, kemudian mengelengkan kepala pelan. Tiba-tiba Tia beriri dari duduknya dan pergi meninggalkan kantin tanpa kata.

“Dia kenapa?” tanya Aika bingung.

“Hmm gini, Tia dia suka sama Yasir. Jadi pas tau lo deket ama Yasir jadi Tia patah hati gitu.” terang Tari.

Lagi-lagi Aika tersenyum tipis. “Kebiasaan manusia, lebih suka menyimpulkan sendiri dengan apa yang dia lihat tanpa berniat mencari kebenaranya.” jawab Aika panjang.

“Ya lo nggak bisa mojokin Tia gitu aja dong, lo sendiri nggak pernah cerita ke kita kalau lo deket ama Yasir atau lo mungkin suka juga sama Yasir.” tuduh Iyus tanpa alasan.

Aika menatap lekat satu perasatu diantara mereka, menghela nafas pelan. “Karena menurut gue bukan hal penting mangkanya gue nggak cerita. Lagian kalian selama ini juga nggak nanya kan? Malah bikin asumsi sendiri.”

Tiba-tiba Iyus berdiri dari tempat duduknya sambil menatap Aika tajam.

“Gue pergi dulu, gue mau menghibur Tia.” terang Iyus sambil berlalu pergi.

“Yus, tungguin gue.”

Tari dan Chici telah berlari mengikuti langkah Iyus. Tinggallah di sana Nana dan Aika.

“Lo beneran nggak suka sama Yasir? Sama Roy, sama Zaki, sama Adin, atau sama Bang Ragil?” tanya Nana bertubi.

“Kenapa mereka malah dibawa-bawa?” tanya Aika bingung.

“Karena selama ini lo bersikap baik pada mereka tanpa menjelaskan status antara lo dengan mereka semua. Padahal lo tau mereka suka sama lo. Jadi kesannya lo jadi cewek jahat memanfaatkan perasaan orang yang suka sama lo.” terang Nana santai.

Aika memilih diam, bukan karena membenarkan pernyataan dari Nana. Memang apa masalahnya jika dia bersikap baik dan berteman dengan mereka semua? Memang benar yang di katakan Nana barusan. Mereka pernah menyatakan perasaannya terhadap Aika kecuali Ragil dan Yasir.

Tapi dari awal Aika telah menegaskan saat mereka memutuskan jujur akan prasaan mereka terhadap Aika. Jika Aika tidak bisa menjalin hubungan lebih dari teman, dan Aika menegaskan pula untuk sikap baiknya selama ini jangan diambil hati. Karena itulah Aika, bersikap baik pada semua orang tanpa terkecuali.

Selain itu, Aika memberi pilihan kepada mereka yang pernah mengungkapkan perasaannya pada Aika. Menjauh untuk memperbaiki hati yang patah atau tetap berada disisi Aika sebagai teman. Dan sebagian dari mereka memilih tetap berada disisi Aika dan menjadi teman Aika.

Namun justru ada banyak yang salah paham akan hal ini. Banyak yang mengira Aika sering memanfaatkan prasaan orang-orang yang menyukainya. Ternyata memang benar, manusia hanya percaya dengan apa yang mereka lihat tanpa ingin tau kebenaranya. Padahal apa yang dilihat belum tentu itulah kebenarnaya.

“Kenapa diam? Apa yang gue omongin barusan bener?!” tanya Nana memojokan.

“Terserah kalian mau nyimpulin apa. Kalau kalian mikirnya udah mentok gitu meski gue bilang kebenaranya kalau gue nggak suka sama Yasir kalian juga nggak akan percaya. Dan lo malah bawa-bawa Roy, Adin, Zaki dan Bang Ragil.” jelas Aika.

“Lagian ini cuma masalah sepele kenapa digede-gedein sih?” tanya Aika lanjut.

“Bagi lo mungkin hal sepele karena lo selalu di kelilingi orang-orang yang selalu memuja lo.”

Selesai mengatakan itu Nana bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kantin.

“Loh Non, temen-temennya udah pada pergi?” tanya Mang Ujang penjual bakso.

“Udah Mang, baru aja.”

“Yah Non, mereka pada belum bayar.” sesal Mang Ujang.

“Yaudah Mang biar Aika aja yang bayar, nih uangnya Mang.” Aika menyerahkan uang lembaran seratus ribu pada Mang Ujang.

“Aduh Non, Mamang jadi nggak tega sama Non. Tiap makan bareng temen-temennya Non terus yang bayar.”

Aika tersenyum. “Nggak papa Mang. Aika ke kelas dulu ya.” Aika berlalu meninggalkan kantin.

_o0o_

 

TBC

A/N: Ada yang kesel sama sifat Aika yang terlalu naif, bersikap baik pada semua orang?!

 

_ComelRebus*

6 Komentar

  1. Vote dulu yaakkk :LARIDEMIHIDUP

  2. farahzamani5 menulis:

    Kesel sih ga, cuma bertanya2 aja, knp dia bgtu, kan yg dikasih kebaikan sma dia jdi mikir macem2, dikira dia perhatian dll, aduhhh Aika Aika hihi
    Kok sebel ya, pas tau ternyata Aika yg sll bayarin makanan klo mereka makan ‘aika dan tmn2ny’, jngn2 tmn2 ny manfaatin aja nih ehh
    Ditunggu kelanjutanny
    Semangat trs ya

  3. farahzamani5 menulis:

    Oia tmbhan, mungkin itu emang udah sifat Aika dan pasti Aika pny sebab kan knp bersifat kyk gtu eaaa hihi

  4. Kenapa Aika kayak gitu? Apa dia ga nyadar kalau cuma dimanfaatin doang? Hmmm kesel juga sih :LARIDEMIHIDUP

  5. Duh kok jd kasian ya sama Aika, kesannya kok si Aika jd kayak dimanfaatin gitu ya

  6. fitriartemisia menulis:

    lah, enak bener yang bayar Aika semuaaa