Vitamins Blog

LUNA – Prologue

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

38 votes, average: 1.00 out of 1 (38 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...


LANGIT gelap.

Jalanan sepi.

Angin berhembus kencang.

Aku merapatkan mantel hitam yang kupakai dan mulai menggosok-gosokkan telapak tanganku agar menghangat. Udara akhir-akhir ini memang sedang sangat dingin mengingat ini sudah memasuki bulan Desember. Namun sayangnya, di udara yang sedang dingin dinginnya ini aku justru mendapatkan detensi lagi dari ibu.

Padahal menurutku kesalahanku itu tidak fatal, tidak berbahaya, dan tidak sampai diperkirakan kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah seperti berita-berita kebakaran yang ditayangkan di tv. Sebab, kesalahan yang aku lakukan hanya memecahan satu buah piring.

Ya, satu-buah-piring-putih-polos yang harganya bahkan apabila aku memecahkan satu truck penuh piring itupun, aku yakin ibu masih bisa pergi ke salon super mewah setiap hari, belanja dengan brand gucci, vict. secret, dan lain sebagainya, ibu masih bisa pergi naik jet pribadi, masih bisa beli pulau pribadi pula, dan masih bisa yang lain-lainnya.

Tapi, mungkin ini efek the house rule. You know, mom always right.

“Boleh aku bantu?”

Aku menoleh. Lily, kakakku yang bermata biru mengulurkan tangannya tanda meminta sekop yang ada di tanganku. Kepalanya yang setengah tenggelam ke dalam syal sama sekali tidak membuatku susah untuk melihat lebar senyumnya yang sehangat matahari di musim panas. Benar, aku tidak melebih-lebihkan. Senyumnya memang sangat hangat sampai dinginnya udara yang tadi kueluhkan tiba-tiba hilang menguap entah kemana.

Aku memberikan sekop di tanganku kepada Lily. Setelah itu menepi untuk duduk di tangga, sambil memperhatikan Lily yang sedang menggantikan tugasku untuk mengeruk es.

Aku tersenyum memandangnya.

“Ly… Apakah kau tidak lelah membantuku terus?” Tanyaku heran.

Lily tersenyum lagi dan udara jadi semakin hangat. “Tidak akan pernah lelah, Lun.”

“Benarkah?”

“Ya, kapanpun dan dimanapun kau butuh. Aku akan selalu ada untuk membantumu.”

 

*****

Holla cerita baru..

oh ya btw buat Across The Railway pending dulu ya, sebenarnya udah ada chapter selanjutnya tapi entah kenapa aku belum sreg. So, tunggu aja ya..

 

13 Komentar

  1. Okeeeyyy semangat aja buat nulisnya yaaaa. :KISSYOU

    1. okayy pasti semangat dongs :semangatyangmembara

  2. farahzamani5 menulis:

    Siappp ka, aq mah sabar dah nunggu kelanjutan cerita sebelumny
    Beuhhh nunggu aja ehhh diksh cerita bru yg ga kalah seru nih
    Luna and Lily
    Okehh nih prolog nya Cuzz ke part 1 nya yuls hehe
    Semangat ka

    1. ashoy deh, tunggu across the railwaynya ya, lg padet bgt nih otak gabisa mikir alur yang bagus buat fantasi?

    2. farahzamani5 menulis:

      Okayyy hihi

  3. IndahListari menulis:

    :LARIDEMIHIDUP

    1. :byesampaijumpa :byesampaijumpa

  4. baru bacaaaaa….
    semangat terus yaaa :YUHUIII

    1. okayhh makasi :MAWARR

  5. fitriartemisia menulis:

    whoaaa, semangat yaa nulisnyaaa

  6. Semangat terus buat nulis nya, byk yg nunggu kok

  7. silverkyu13 menulis:

    Ini baru prolog tp aku belum dapet feel ceritanya, masih penasaran lanjut bacaa. Semangat menulis buat author^^

  8. putry iswari menulis:

    Masih bingung, semangat buat menulis,…
    Part selanjutnya ?