Tentang Dia Part 2. Selalu Jadi Pujaan

(23 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.Loading...

Aika baru saja akan membuka loker miliknya, namun kertas warna warni dibungkus amplop cantik langsung membludak keluar dari loker dan berserakan manja di lantai. Aika menatap diam kertas-kertas naas itu.

“Selalu seperti ini hm?” tanya Roy yang sudah muncul di balik pintu loker.

Aika hanya mengangguk sekilas, lalu gadis itu mengambil paper bag dalam lokernya dan memungut kertas-kertas itu. Sayangnya isi paper bag itu juga sudah mulai penuh.

“Lo nggak pernah satu kali pun baca surat-surat cinta dari pengemar lo?” tanya Roy antusias dan mendapat gelengan kepala pelan dari Aika sebagai jawaban.

Tangan Ror terulur mengacak rambut Aika lembut. “Ck, yang selalu jadi pujaan kaum adam.” goda Roy seketika. Tangan cowok itu masih setia mengacak rambut Aika.

“Rese ih.” Aika menepis tangan Roy cepat, cowok itu justru hanya tertawa melihat reaksi yang Aika berikan.

“Lo kali yang rese Ai, dari tadi jawaban lo angguk-angguk geleng-geleng. Siapa yang nggak kesel coba.” Aika hanya nyengir melihat kekesalan Roy padanya.

Aika memasukan paper bag kembali pada lokernya.

“Terkadang gue capek ngeladenin anak cowok kelas lain yang mintain ID line lo.” seru Roy pelan.

“Nggak usah diladenin, cukup lo aja yang neror gue tiap malem dengan chat yang bejibun.”

Mendengar penuturan dari Aika, ada senyum jahil yang muncul di bibir cowok itu. Sehingga tidak menyadari bahwa Aika melangkah meninggalkannya.

“Kebiasaan deh itu bocah, gue ditinggalin.” gerutu Roy.

“Tungguin gue Ai.” Roy berlari menuyusul Aika menyamakan langkahnya dengan gadis itu.

_o0o_

Aika melihat sekelilingnya setelah memesan semangkuk bakso kesukaanya. Gadis itu clingungkan mencari kursi kosong di kantin. Semua kursi sudah penuh kecuali kursi yang berada pada tengah-tengah kantin.

Sebenarnya kursi itu biasa dia gunakan saat duduk bareng The Titisan Iblis yang berlima. Ah baiklah mungkin julukan itu sedikit belebihan, tapi dia sudah terbiasa dengan julukan yang diberikan Roy pada kelima temannya itu.

Aika berjalan menuju kursi kosong tersebut, duduk manis menikmati makan siangnya. Tiba-tiba Ragil dan kawan-kawannya ikut duduk disana.

“Kita boleh duduk sini kan?” tanya Dani memastikan.

Dani adalah sahabat dekat Ragil sementara Ragil itu Abangnya Chici. Setahu Aika mereka berdua sahabatan dari kecil.

“Boleh.” Jawab Aika singkat namun masih menunjukan senyum ramah khas miliknya.

“O ya Ai, kenalin ini murid baru di kelas kami. Namanya Yasir.”

Yasir mengulurkan tangannya ke arah Aika. “Yasir.”

“Aika.” balas Aika.

“The Titisan Iblis kemana?” tanya Ragil.

Oke ternyata bukan cuma dia dan Roy yang ngasih predikat julukan itu. Jadi Aika nggak salah dong. Ck, pembelaan diri.

Aika menaikan bahunya acuh tetap fokus pada baksonya. “Nggak tau, istirahat tadi mereka udah keluar duluan. Kirain nongkrong di kantin seperti biasanya, nggak taunya di kantin malah nggak ada.”

ketiga cowok itu hanya mengangguk paham, dan ikut melanjutkan makan makanan yang mereka pesan.

Berbeda dengan Yasir, cowok itu sedari tadi memperhatikan Aika lekat. Dani menyenggol lengan Yasir pelan, kemudian cowok itu berbisik.

“Lo naksir dia, saingan lo itu sahabat lo sendiri, Ragil udah lama suka ama Aika sejak SMP. Belum lagi saingan lo hampir dari seluruh cowok di sekolah ini. Kalau boleh jujur gue juga saingan lo.” jelas Dani tenang.

Yasir hanya menautkan alisnya sekilas. “Lo perhatiin deh sekeliling lo.” bisik Dani lagi.

Dan memang benar, hampir seluruh siswa di kantin perhatiannya tertuju pada Aika. ‘The Most Wanted Girl ya.’ Batin Yasir membenarkan penuturan dari Dani.

_o0o_

 

TBC

 

_ComelRebus*